PERANG VIETNAM

Perang Vietnam sendiri bisa dibilang Unwanted War, Perang yang Tidak Diinginkan. Kongres yang merasa perlu membendung pengaruh komunis di Asia. Pihak militer sendiri sebenarnya enggan berperang di Vietnam.

TEORI EVOLUSI [KEHIDUPAN]

Evolusi suatu spesies menjadi spesies lain berlangsung secara bertahap selama jutaan tahun, dan tentu diantara perubahan bertahap itu terjadi bentuk-bentuk transisi atau bentuk lainnya.

FENOMENA PETIR

Menurut Harun Yahya, petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaan tanah, atau antara dua permukaan tanah –-mencapai tingkat tinggi.

Bunga Mawar

Mawar adalah suatu jenis tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar terdiri dari 100 spesies lebih, kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk.

Ts'ai Lun

Cai Lun (Hanzi: 蔡倫, simplify 蔡伦 , pinyin: CĂ i LĂşn, Wade-Giles: Ts’ai Lun) ialah penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup pada zaman Dinasti Han, abad ke-1 - abad ke-2 Masehi.

30 January 2016

TEORI EVOLUSI [KEHIDUPAN]

1. Pengertian Teori Evolusi
Teori Evolusi
Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori tersebut berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas, organisasi variasi genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan hibridisasi. Teori evolusi sendiri berevolusi sejak zaman Aritoteles melalui Cuvier, lamarck, ke Erasmus Darwin dan Charles Darwin/Alfred Wallace. Tokoh yang paling terkenal adalah Darwin. Darwin banyak terpengaruh oleh Linnaeus dan Malthus. Teori evolusi sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh de Vries dan Mendel, Morgan dan Muller, lalu Mayr, Dobhansky. Di jaman Darwin belum ada genetika, paleantropologi dan geokronologi, bahkan ilmu-ilmu lain juga belum berkembang, seperti geologi, paleogeografi, dan embriologi komparatif. Sekarang evolusi adalah teori sintetis atau teori biologi yang memanfaatkan segala disiplin yang relevan. Seperti paleontology, palaekologi, biostratigrafi, paleogeografi, biologi molekuler, biokimia, biostatistik dan lain sebagainya. Teori evolusi akan mudah dipelajari jika kita memahami prinsip-prinsip dari disiplin ilmu tersebut (Douglas J, 1986).

Evolusi suatu spesies menjadi spesies lain berlangsung secara bertahap selama jutaan tahun, dan tentu diantara perubahan bertahap itu terjadi bentuk-bentuk transisi atau bentuk antara, sebagai contoh makhluk dari bentuk ikan mejadi amphibi tidak langsung begitu saja, mulai ikan yang mempunyai insang untuk bernafas, akan menjadi binatang peralihan dari air ke darat lalu insang mulai menghilang dan akan berganti dengan paru-paru, sirip menjadi kaki dan seterusnya. Khusus tentang kejadian manusia (Jan-June, 1992).

Segala macam organisme dibedakan dari mahkluk hidup yang berderajat rendah sampai organism yang berderajat tinggi. Jadi ada gradasi atau tingkatan.Dalam riwayat perkembangan di bumi didapatkan bahwa organisme yang lebih sempurna baru muncul ke bumi sesudah organisme yang lebih rendah susunannya atau bahkan “berasal” dari bentuk rendah dengan alasan.Ditemukan bentuk-bentuk “mahkluk antara” atau “mahkluk peralihan” atau “link” yang telah menfosil. Misalnya Archaeopteryx danArcheornis (Douglas J, 1986).

2. Teori Evolusi [Kehidupan]
a. Berbagai macam teori evolusi kehidupan
• Teori Abiogenesis / Teori Generatio Spontanea
Contoh Teori Abiogenesis Pada Rendaman Jerami
Dalam teori ini menyatakan bahwa mahluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati. Menurut paham abiogenesis, mahluk hidup terjadi begitu saja atau secara spontan. pendapat ini masih terus bertahan sampai abad ke 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea atai abiogenesis teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerami). Tokoh teori abiogenesis salah satunya adalah seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno yaitu Aristoteles (384-322 SM).

• Teori Biogenesis
Contoh Percobaan Pasteurdengan Tabung huruf S
Teori ini muncul ketika banyak ilmuwan yang meragukan tentang teori abiogenesis. Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat. Kemudian, Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai “sumber gaya hidup” dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea.

Adapun kesimpulan dari teori biogenesis ini adalah sebagai berikut :
o Omne vivum ex ovo (setiap mahluk hidup berasal dari telur)
o Omne ovum ex vivo (setiap telur berasal dari mahluk hidup)
o Omne vivum ex vivo (setiap mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya)

• Teori Evolusi Kimia
Contoh Teori Evolusi Kimia
Pada teori ini Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks. Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat laboratorium sederhana. selanjutnaya, Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat tersebut. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai “halilintar” agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.

Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.

• Teori Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba” tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai “selaput sel primitif” yang memberi stabilitas pada koaservat.

Meskipun begitu, Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan “organisme heterotrofik” yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari “sop purba” yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.

Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.

b. Teori evolusi kehidupan menurut pandangan filsafat
Teori tentang asal usul kehidupan berdasarkan pandangan filsafat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
• Evolusionisme
Menurut pandangan ini, alam semesta menjadi ada bukan karena diciptakan oleh sang pencipta atau prima causa, melainkan ada dengan sendirinya, alam semesta berkembang dari alam itu sendiri sebagai hasil evolusi. Menurut pandangan evolusionisme, beradanya manusia di alam semesta adalah sebagai hasil evolusi.

• Kreasionisme
Pandangan ini menyatakan bahwa adanya alam semesta adalah sebagai hasil ciptaan suatu creative cause atau personality yang kita sebut dengan Allah SWT (J. Donal Butler, 1968). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menurut pandangan ini, adanya manusia di alam semesta sebagai mahluk (ciptaan) Tuhan.

Kita memang tidak dapat memungkiri tentang adanya proses evolusi dialam semesta termasuk pada diri manusia, namun atas dasar keyakinan agama tentu saja kita tidak dapat menerima pandangan yang menyatakan beradanya manusia dialam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri tanpa pencipta. Dalam pengamalan hidup kita menemukan serangkaian sebab akibat namun dalam hal ini harus ada sebab pertama yang tidak disebabkan oleh yang lainnya.sebab pertama adalah sumber bagi sebab-sebab yang lainnya, tidak berada sebagai materi melainkan sebagai pribadi atau khalik. (Thomas Aquinas1959).

c. Macam-macam teori evolusi kehidupan menurut para ahli
• Charles Darwin (1809-1882)
Darwin di umur 51 tahunn
Charles darwin menggemukakkan bahwa evolusi tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya seleksi alam. Seleksi alam menurut Charles Darwin tersebut ialah didasarkan kepada hasil dari observasi yang dibuatnya yaitu :
o Lebih baik untuk keturunan yang dihasilkan dari pada harus dapat benar-benar mampu bertahan hidup.
o Dalam suatu spesies tersebut tidak ada individu yang identik (sama) dikarenakan ialah selalu terjadi suatu variasi dan juga beberapa individu yang mempunyai sifat-sifat yang cocok dengan kondisi lingkungan yang terdapat dibandingkan individu yang lainnya.
o Setiap populasi tersebut pada umumnya akan bertambah terus dikarenakan reproduksi Pertambahan populasi dibatasi faktor-faktor pembatas yang membuat kenaikan populasi tidak berjalan mulus Adanya seleksi alam yang dapat membuat setiap individu tersebut harus beradaptasi terhadap lingkungannya, dan yang berhasil hidup tersebut akan dapat mewariskan sifat-sifat keturunannya.


Didalam buku yang berjudul “The Origins of Spesies”, Charles Darwin menulis 4(empat) pokok pikiran tentang evolusi. 4(empat) pikiran Charles Darwin antara lain ialah sebagai berikut :
o Bentuk-bentuk tersebut tidaklah bersikap tetap namun mengalami suatu perubahan secara bertahap dan juga terus menerus.
o Spesies-spesies yang terdapat sekarang ini ialah hasil evolusi dari spesies-spesies yang lebih dahulu
o Spesies yang berkerabat dengan dekat tersebut berevolusi dari keturunan yang sama
o Seleksi salam ialah suatu mekanisme untuk dapat terjadinya suatu evolusi

• Jean Baptise Lamarck (1744-1829)
Potret Jean Baptise Lamarck
Evolusi ialah suatu perubahan yang terjadi dalam suatu individu yang dikarenakan adanya faktor lingkungan yang dapat diturun menurunkan. Teori dari Baptise Lamarck ini dikenal dengan “Teori Lamarckisme”. Contoh ialah sebagai berikut, Lamarck tersebut berpendapat bahwa binatang jerapah tersebut dulunya mempunyai leher yang pendek, tetapi akibat dari menggapai makanan yang berada diatas pohon itulah yang menyebabkan leher jerapah tersebut tertarik selama bertahun-tahun dan membuat leher binatang jerapah tersebut menjadi panjang.

Dalam bukunya yang berjudul “Philosophic Zoologique” berisikan bahwa organisme mikroskopis tersebut muncul tiba-tiba dari bahan yang tidak hidup yang setelah berevolusi dan menjadi bentuk-bentk yang lebih kompleks. Lamarck tersebut mempercayai bahwa suatu evolusi tersebut terjadi pada saat suatu organisme bagian tubuh tersebut berubah sepanjang hidupnya dan juga perubahan dapat diwariskan kepada keturunannya itu.

Teori evolusi Lamarck menjelaskan dua fakta penting, yaitu sebagai berikut.
- Pertama, mengenai penemuan fosil yang memperlihatkan bahwa makhluk hidup di masa lampau berbeda dengan yang hidup saat ini.
- Kedua, teorinya menjelaskan mengapa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungannya.

• Erasmus Darwin (1731-1802)
Dalam bukunya “Zoonomia or The Laws of Organic Life”, Evolusi tersebut terjadi pada suatu makhluk hidup (Evolusi organic) yang termasuk manusia dan juga percaya erasmus darwin bahwa karekteristik yang diperolah orang tua tersebut akan turun kepada keturunannya.

• Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles, menurutnya evolusi tersebut dapat terjadi dengan didasarkan pada suatu metafisika alam. Metafisika alam ialah mengubah organisme dan juga habitatnya dari bentuk yang sederhana ke dalam bentuk yang lebih kompleks.

• William Paley (1743-1805)
Dalam bukunya yang berjudul “Natural Thurology” william paley ini berpendapat ialah bahwa kekomplex makhluk hidup ialah suatu bukti kerja sama sang pencipta.

• Thales (5 SM)
Yang Menyatakan bahwa air merupakan induk dan asal usul dan sumber dari segala sesuatu

• Anixamander (611- 547 SM)
Menjelaskan bahwa hidup ini berasal dari Lumpur yang dipanaskan oleh matahari

• Carolus Linneaus (1707 – 1707)
Carolus Linnaeus, membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi antarmakhluk hidup dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang (diistilahkan dengan takson), mulai dari jenjang yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang yang paling tinggi (takson kingdom). Jenjang ditentukan dari pengelompokan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokan makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.

• Charles Lyell (1797 1875)
Charles Lyell mengemukakan teori Uniformitarianisme (keseragaman). Menurut Lyell, proses perubahan lapisan batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau tidak berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton dan Lyell dengan membuat sebuah pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat menunjukkan bumi sudah tua. Kemudian proses yang lambat, tetapi terus-menerus dalam waktu lama pasti menghasilkan perubahan yang cukup besar.

• James Hutton (1726 1797)
James Hutton mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan lambat (dalam waktu lama).

• August Weissman
August Weissman menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong ekor tikus beberapa generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya jenis tikus yang tidak berekor. Namun, hasil percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai generasi terakhir ekor tikus tetap sama panjangnya.

• Alfred Russel Wallace (1923-1913)
Alfred Russel Wallace mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar teori wallace adalah penelitian Biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dan Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the tendency of varieties to depart indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.

• Georges Cuvier (1769 1832)
Georges Cuvier seorang ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi (catastrophism) yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil di lembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-lapisan (strata). Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan bawah.

3. Proses Evolusi [Kehidupan]
Proses evolusi dapat dibedakan atas dasar faktor-faktor berikut:
a. Evolusi berdasarkan arahnya
Berdasarkan arahnya evolusi dibedakan menjadi dua.
• Evolusi progresif
Evolusi progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung Finch.
• Evolusi regresif/ evolusi retrogresif
Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.

b. Evolusi berdasarkan pada skala perubahannya
Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dapat dibedakan menjadi dua.
• Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
• Mikroevolusi
Berkebalikan dengan makroevolusi, mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom.

c. Evolusi berdasarkan hasil akhir
Berdasarkan hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua.
a. Evolusi divergen
Evolusi divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
b. Evolusi konvergen
Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam mamalia.

4. Perkembangan Teori Evolusi [Kehidupan]
Dalam arus globalisasi, ilmu pengetahuan semakin berkembang , teori evolusipun berkembang sejalan dengan perubahan zaman. Pemikiran tentang teori evolusi selalu berubah dalam kurun waktu tiga abad lebih (Widodo, 2003). Teori evolusi berkembang sejalan dengan perubahan zaman dalam arus globalisasi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teori evolusi pun mengalami perkembangan. Pada dasarnya pemikiran tentang evolusi dan teorinya mengalami berapa perubahan dalam kurun tiga abad lebih. Adapun dasar pemikiran yang berubah sesuai dengan kurun waktu sebagai berikut :
a. Masa fixixme
Pada abad ke-18, para ilmuwan beranggapan bahwa suatu jenis organisme adalah tetap dan tidak mengalami perubahan. Teori Faxisme ini meyakini adanya aneka ragam spesies makhluk yang bersifat independen; artinya manusia berasal dari manusia dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari spesies mereka masing-masing. Para ahli beranggapan bahwa suatu jenis organisme adalah identik sebagai ciptaan Tuhan. Pada masa itu tidak pernah dipersoalkan mengenai hubungan perkerabatan antara organisme satu dengan organisme lainnya. Semua kegiatan biologis dianggapan sebagai tepat seperti apa yang tercantum dalam ajaran yang sudah diturunkan nabi, sedangkan kelainan pada maakhluk hidup dianggap sebagai kutukan Tuhan. Penganut teori ini adalah Aritoteles, Plato, dan Carrolus.

• Plato (428-348 SM): Ia membayangkan seorang pencipta yang menciptakan dunia dari kehancuran dan kemudian menciptakan dewa-dewa yang lalu membuat manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa laki-laki. Makin cacat jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.

• Aristoteles (384-322 SM): Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan melihat banyak bukti mengenai desain dan tujuan. Menurut pandangan Aristoteles telah terjadi proses penyempurnaan di bumi oleh kekuatan supernatural, kekuatan yang membimbing penyempurnaan sehingga terdapat beraneka ragam makhluk hidup. Beliau menggolongkan semua organisme di dalam suatu skala alam atau nature scale yang meliputi dari organisme sederhana sampai yang kompleks, namun demikian Beliau tidak mengemukakan postulat adanya hubunagn satu golongan dengan golongan organisme lainnya dalam proses kejadiannya (Widodo, 1993).

• Carolus Linnaeus (1707-1778): Carolus Linnaeus dilahirkan tanggal 23 Mei 1707 disebuah desa kecil di Swedia, sebagai anak seorang pendeta. Dia mula-mula juga bekerja untuk menjadi pendeta, kemudian belajar untuk menjadi tabib, tetapi kemudian dia lebih tertarik pada tumbuh-tumbuhan dan binatang. Pada umur 24 tahun ia sudah memberi kulaih-kuliah dan demonstrasi pada Universitas di Uppsala. Setelah mengadakan perjalanan penyelidikan di Laplandia maka dia menikah setelah itu pergi ke Belanda. Pada tahun 1735 ia telah lulus dari Universitas Harderwijk yang dibubarkan dalam abad 19. Kemudian ia pergi ke Leiden dan mencetak buku ”systema Naturae”. Dalam buku ini pembagian sistematiknya sudah dibentangkan secara skematis. Karangan-karangannya yang terkenal adalah : Fundamenia Botanica, Classae Plantarum, Philosophia Botanica dan Genera Plantarum, Systema Naturae, Spesies Plantarum dal lain-lainya. Setelah mengunjungi paris, Linnaeus kembali ke Swedia untuk menjadi mahaguru di Uppsala. Disinilah ia menjadi salah satu dari mahaguru-mahaguru yang terkenal di zaman itu, sehingga Raja Swedia mengangkat dia menjadi seorang bangsawan.

Linnaeus menyampaikan bahwa :
1. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini dahulu dengan serentak diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja.
2. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini.
3. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di bumu ini kecuali tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai sekarang.

Pembagian sistematika hewan menurut Linnaeus adalah sebagai berikut :
1. Binatang-binatang menyusui
2. Burung-burung
3. Ampibi-ampibi
4. Cacing-cacing
5. Serangga-serangga
Binatang-binatang menyusui ini dibagi lagi menjadi 8 golongan. Binatang yang termasuk salah satu dari 8 golongan ini diantaranya ialah (1) Gajah ; (2) Sapi Laut; (3) Macan Loreng; (4) Pemakan Semut; (5) Trenggiling. Pembagian ini jelas tidak didasrkan atas persamaan-persamaan cara hidup dari binatang-binatang itu dan ia tetap tidak menyangsikan kebenaran teori penciptaan.

b. Masa adaptasi dan transformasi
Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa tidak ada satu makhluk hidup pun yang identik sehingga muncul masalah mengenai dari mana datangnya perbedaan. Jean Baptiste Lamarck mencoba menerangkan perbedaan-perbedaan antarorganisme dengan mengemukakan bahwa suatu organisme berubah sesuai dengan kebiasaan sewaktu masih hidup. Perubahan yang terjadi merupakan proses tranformasi dan dapat diturunkan pada anaknya (Widodo, 1993).

Dalam teorinya, J.B. Lamarck (Jean Baptist Pierre Antoine De Monet, Chavalier De Lamarck) (1744-1829 M) mengemukakan bahwa suatu organisme berubah sesuai dengan aktivitas ataupun kebiasaan sewaktu masih dan perubahan /sifat perolehan tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya. Aktivitas/ kebiasaan yang terjadi berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan fungsinya. Diantara sebab-sebab yang menyelenggarakan perubahan-perubahan dan penyempurnaan tubuh makluk hidup yaitu pentingnya mempergunakan dan tidak mempergunakan alat tubuh tertentu.. Misalnya saja berdasarkan teori ini, menurut lamarck nenek moyang menjangan tidak bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu kepala maka tanduk tumbuh dikepala menjangan. Kalau sebuah alat tubuh sering digunakan maka ia akan tumbuh sempurna dan bila ia jarang digunakan ataupun tidak digunakan sama sekali maka ia akan terbelakang tumbuhnya, sedang tiap-tiap perubahan yang dialami oleh individu itu selama masa hidupnya kelak akan diturunkan kepada keturunanya, sehingga kelak sifat itu tampak sempurna pada keterunannya(Widodo, 1993)

c. Masa Darwinian
Menurut Charles Robert Darwin(1809-1882) terjadinya evolusi dikarenakan adanya seleksi alam, sedangkan adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam).

Contoh Perkembangan Teori Evolusi Darwin Pada Manusia
Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengemukakan teori evolusi .Dia percaya bahwa semua organisme hidup telah berevolusi dari nenek moyang yang sama melalui proses seleksi alam. Dia ilmuwan pertama yang menjelaskan ide evolusi Namun, banyak Yunani dan Filsuf Muslim telah membahas konsep evolusi di tulisan mereka sebelum Darwin.” (Jan-June, 1992). Suatu orgnanisme sangat beranekaragam dan alam akan melakukan seleksi, sesuai dengan keadaan masa lalu itu. Individu dengan keadaan alam atau dapat menyesuaikan diri akan dapat bertahan hidup, sedangkan individu yang tidak sesuai dengan keadaan alam akan mati. Teori ini tidak dapat menjelaskan darimana timbulnya keanekaragaman pada makhluk hidup.Misalnya jerapah yang berleher panjang berasal dair yang berlehar panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi) adalah seleksi alam.

Teori seleksi alam darwin merupakan teori pemersatu dasar kehidupan. Apresiasi menyeluruh dari proses seleksi adalah latar belakang penting untuk memahami evolusi ecology. Seleksi alam datang sebagai dekat untuk menjadi 'fakta' sebagai sesuatu di biology. walaupun tidak ada hal seperti '' bukti '' dalam ilmu (kecuali dalam matematika , di mana semua dalil-dalil yang diambil seperti yang diberikan) selama abad terakhir badan enourmous data telah mengumpulkan untuk mendukung teori seleksi alam (Erick, 2000)

On The Origin of Spesies by Means of Natural Selection
Dalam bukunya “On The Origin of Spesies by Means of Natural Selection”, Darwin mengeluarkan teori evolusi yang intinya dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini:
1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut.
2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hai ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklink dan proses persaingan.
3. Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan) merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum dialam,akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi.
4. Menghasilkan the survival of fittest kelestarian didapat dari organisasi yang memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan.

Seperti yang telah diketahui dari waktu ke waktu komponen atau faktor lingkunagn terus berubah. Contohnya perubahan iklim, perubahan geografis ataupun fluktuasi cadangan makanan dan sebagainya. Dalam situasi lingkungan yang demikian, individu yang sesuai dengan keadaan alam saja yang dapat bertahan, sedangkan yang tidak sesuai akan mati.Individu yang memilki ciri yang cocok dengan lingkungannya lebih berhasil dala “perjuangan untuk hidup” . Siapa yang kuat, maka ialah yang menang atau lebih dikenal dengan istilah survival of the fittest. Ada sejumlah ras manusia yang berevolusi lebih cepat dan ada ras yang lambat berevolusi. Ras yang cepat berevolusi akan maju, sedangkan ras yang lambat berevolusi akan tertinggal jauh bahkan terlihat masih primitif setingkat kera. (William, 2007)

Individu yang sesuai inilah yang kemudian memilki peluang besar untuk melanjutkan keturunannya dan sekaligus melanjutkan ciri-cirinya pada generasi mendatang. Sebaliknya, individu yang kurang sesuai dengan lingkungannya lama kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi. Darwin mengartikan seluruh proses tersebut sebagai adanya peristiwa seleksi alam yang menyebabkan individu semakain adaptif (Widodo, dkk; 2003).

Meskipun teori ini banyak ditentang oleh orang awam, namun para ahli ilmu pengetahuan di dunia semakin yakin bahwa teori evolusi menurut darwin merupakan satu-satunya penjelasan yang paling rasional. Hanya saja pada masa itu Darwin tidak dapat menjelaskan darimana timbulnya keanekaragaman. Gagasan evolusi Darwin ini dikenal juga sebagai Darwinisme (Abercombie et al, 1973 dalam Widodo, 1993).

d. Masa Berkembangnya Genetika
Pelopor penelitian dalam bidang genetika, yakni Johann Gregor Mendel yang mengemukakan teori genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Banyak variasi alel menentukan kemampuan terhadap ketahanan untuk terus dapat hidup. Teori ini dapat menjelaskan darimana keanekaragaman tersebut timbul. Hanya pada saat itu, teori genetika tidak dipahami dan tidak pernah diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan teori yang lain. Namun teori ini baru disadari bahwa kegunaannya pada awal abad ke 20 oleh Hugo de Vries, Weissman, dan lain-lain.

e. Masa Neo-Darwin
Pandangan yang mengatakan peristiwa seleksi alam bukanlah sebab utama evolusi organik (mekanisme evolusi), tetapi hanya berperan sebagai faktor yang menentukan arah perubahan tersebut dan juga merupakan faktor penuntun, adalah hasil pengembangan dan penyempurnaan teori seleksi alam darwin yang kemudian dikenal dengan Neo darwinisme. Pada periode ini, para ahli menemukan bahwa ilmu genetika sangat dibutuhkan dalam menerangkan proses evolusi.

Menrut Kusuma (2010) secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi

Ilmuwan yang bernama Johansen (1909) menunjukkan bahwa pwristiwa seleksi alam tidak akan berpengaruh terhadap populasi pada berbagai generasi keturunan; populasi tidak akan berubah karena peristiwa seleksi alam. Beberapa ahli genetika berpendapat bahwa justru peristiwa mutasi dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa evolusi. Jadi, peristiwa seleksi alam bukan merupakan penyebab evolusi, namun hanya sebagai faktor yang mengukuhkan varian-varian yang sesuai dan bukan merupakan faktor yang menjadi sebab timbulnya varian-varian baru.

f. Masa Evolusi Modern
Bila saat masa lalu, para ahli hanya bekerja dengan data morfologi, anatomi, dan penurunan genetika, pada masa sekarang para ahli beranjak pada pendekatan molekuler, fisiologis, model matematika, dan lain sebagainya. Sehingga dapat ditentukan bahwa suatu organisme berkerabat dekat atau jauh terhadap organism lainnya dari perbedaan dalam semua aspek yang mungkin dipelajari. Teori evolusi telah merangsang penyelidikan-penyelidikan dalam bidang biologi, untuk membuktikan kebenaran atau ketidak benaran dari teori tersebut. Sampai saat ini penyelidikan-penyelidikan dibidang biologi tidak pernah mengendur. Bukti-bukti teori evolusi masih sebatas bukti-bukti secara tidak langsung. Banyak pandangan tentang evolusi mendobrak pandangan-pandangan yang kolot bahwa makhluk hidup tidak berubah atau statis (The Immutability of Species). (William, 2007)

Para ahli biologi telah mengakui bahwa makhluk hidup yangada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lalu. Bukti adanya petunjuk kehidupan pada masa lalu yang berbeda terdapat pada tiap-tiap lapisan bumi dengan adanya perubahan yang nyata dari masa ke masa. Lapisan bumi yang paling atas menunjukkan adanya kegiatan pada masa yang paling muda. Makin ke bawah, memberi petunjuk pada masa yang lebih tua. Spesies-spesies yang hidup pada lapisan bumi teratas, berasal dari kehidupan pada lapisan bumi di bawahnya. Begitu seterusnya, sehingga makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lampau yang mengalami beberapa perubahan melalui peristiwa evolusi. (William, 2007)

5. Bukti Pendukung Teori Evolusi
Sejak Darwin pertama kali mengusulkan ide-idenya tentang evolusi biologis dan seleksi alam, baris yang berbeda dari penelitian dari berbagai cabang ilmu pengetahuan telah menghasilkan bukti yang mendukung keyakinannya bahwa evolusi biologis terjadi sebagian karena seleksi alam.

Karena sejumlah besar data mendukung gagasan evolusi biologis melalui seleksi alam, dan karena tidak ada bukti ilmiah belum ditemukan untuk membuktikan ide ini palsu, ide ini dianggap sebagai teori ilmiah. Karena banyak bukti yang mendukung teori-teori ilmiah, mereka biasanya diterima kebenarannya oleh mayoritas ilmuwan.

a. Berikut adalah ringkasan singkat petunjuk-petunjuk adanya evolusi :
Homologi Vetebrata
• Fosil adalah sisa atau jejak dari makhluk hidup yang telah membatu.
Contoh fosil yang paling lengkap ditemukan dari zaman ke zaman adalah fosilkuda. Perubahan yang terjadi pada spesieskuda antara lain:
1. Leher semakin panjang dan gerakan makin lincah
2. Kepala semakin panjang, jarak ujung mulut dengan mata semakin panjang.
3. Tubuh kuda semakin besar.
4. Geraham muka dan belakang bertambah besar sesuai untuk mengunyah rumput.
5. Anggota tubuh semakin panjang, dapat berlari cepat, rotasi tubuh semakin berkurang.
6. Jumlah jari kaki pada mulanya 5,sekarang tingal 1 jari saja.

• Homologi adalah organ–organ tubuh makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal yang sama tetapi mempunyai fungsi dan struktur yang berbeda.

• Embriologi perbandingan urutan tahapan perkembangan embrio dari hewan–hewan tingkat tinggi adalah: zigot → morula → blastula→ gastrula → kemudianmengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk organ.

• Perkembangan individu mulai dari sel telur dibuahi (zigot) hingga individu sampai dewasa bahkan sampai mati disebut ontogeni. Terdapat kesamaan tahap – tahap perkembangan embrio hewan –hewan vertebrata sampai pada tahap tertentu. Sedangkan filogeni adalah sejarah singkat perkembangan makhluk hidup dari filum yang paling sederhana hingga filum yang sekarang.

• Adanya pengaruh penyebaran geografi. Burung –burung finch di kepulauan Galapagos semula berasal dari daratan Amerika Selatan,kemudian menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan asalnya. Varian –varian yang menemukan lingkungan baru itu terus berkembang sehingga menghasilkan spesies baru dan tidak dapat mengadakan inter hibridasi dengan moyangnya.

• Adanya variasi individu dalam satu keturunan Dari proses hibridasi dapat menghasilkan bermacam –macam varian. Apabila proses itu berlangsung terus–menerus dalam waktu yang sangat panjang akan terbentuk sangat banyak variasi–variasi, akibatnya keturunannya akan mempunyai sifat yang menyimpang jauh dengan nenek moyangnya.

• Petunjuk‐petunjuk dari alat tubuh yang tersisa : alat‐alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi,alat alat ini sudah tidak berguna namun ternyata masih dijumpai. Contoh: Usus buntu pada manusia

• Analogi alat‐alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat‐alat tersebut mempunyaifungsiyangsama.

b. Berikut adalah ringkasan singkat dari bukti-bukti yang mendukung teori evolusi melalui seleksi alam:
• Biokimia adalah studi kimia dasar dan proses yang terjadi dalam sel. Biokimia semua makhluk hidup di Bumi sangat mirip, menunjukkan bahwa semua organisme Bumi berbagi nenek moyang yang sama.

• Anatomi komparatif adalah perbandingan struktur makhluk hidup yang berbeda. Angka ini membandingkan kerangka manusia, kucing, ikan paus, dan kelelawar, yang menggambarkan betapa miripnya mereka meskipun binatang ini hidup gaya hidup yang unik di lingkungan yang sangat berbeda. Penjelasan terbaik bagi kesamaan seperti yang antara kerangka ini adalah bahwa berbagai spesies di bumi berevolusi dari nenek moyang yang sama.

• Biogeografi, studi tentang makhluk hidup di seluruh dunia, membantu memperkuat teori Darwin tentang evolusi biologis. Pada dasarnya, jika evolusi adalah nyata, Anda akan mengharapkan kelompok organisme yang terkait satu sama lain untuk berkumpul dekat satu sama lain karena organisme yang terkait berasal dari nenek moyang yang sama. Di sisi lain, jika evolusi tidak nyata, tidak ada alasan untuk kelompok terkait organisme dapat ditemukan di dekat satu sama lain. Ketika biogeographers membandingkan distribusi organisme hidup hari ini atau orang-orang yang hidup di masa lalu (dari fosil), mereka menemukan bahwa spesies didistribusikan di sekitar Bumi dalam pola yang mencerminkan hubungan genetik mereka satu sama lain.

• Perbandingan embriologi membandingkan embrio dari organisme yang berbeda. Embrio banyak hewan, dari ikan ke manusia, menunjukkan kesamaan yang menunjukkan nenek moyang yang sama.

• Biologi molekuler berfokus pada struktur dan fungsi molekul yang membentuk sel. Para ahli biologi molekuler telah membandingkan urutan gen antara spesies, mengungkapkan kesamaan antara organisme meskipun sangat berbeda.

• Paleontologi adalah studi tentang kehidupan prasejarah melalui bukti-bukti fosil. Catatan fosil (semua fosil yang pernah ditemukan dan informasi yang diperoleh dari mereka) menunjukkan bukti rinci perubahan yang dimiliki makhluk hidup sepanjang waktu.

• Contoh modern evolusi biologi dapat diukur dengan mempelajari hasil percobaan ilmiah yang mengukur perubahan evolusioner dalam populasi organisme yang hidup hari ini. Bahkan, Anda hanya perlu melihat di koran atau lompat online untuk melihat bukti evolusi dalam tindakan dalam bentuk peningkatan jumlah bakteri resisten antibiotik.

• Penanggalan radioisotop memperkirakan usia fosil dan batu lainnya dengan memeriksa rasio isotop dalam batuan. Isotop adalah bentuk yang berbeda dari atom yang membentuk materi di Bumi. Beberapa isotop, yang disebut isotop radioaktif, membuang partikel dari waktu ke waktu dan perubahan menjadi unsur lain. Para ilmuwan mengetahui tingkat di mana peluruhan radioaktif ini terjadi, sehingga mereka dapat mengambil batu dan menganalisis unsur-unsur di dalamnya. Penanggalan radioisotop menunjukkan bahwa bumi adalah 4,5 miliar tahun, yang banyak cukup tua untuk memungkinkan banyak perubahan dalam spesies Bumi akibat evolusi biologis.

c. Fosil Hidup
Hingga tahun 1938, ikan yang berkerabat dekat dengan ikan paru‐paru ini dianggap telah punah semenjak akhir Masa Kretaseus,sekitar 65 juta tahun yang silam.Sampai ketika seekor coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di muka kuala Sungai Chalumna, Afrika Selatan pada bulan Desember tahun tersebut. Kapten kapal pukat yang tertarik melihat ikan aneh tersebut, mengirimkannya ke museum di kota East London, yang ketika itu dipimpin oleh nona Marjorie Courtney Latimer.

Seorang iktiologis (ahli ikan) setempat, Dr. J.L.B.Smith kemudian mendeskripsi ikan tersebut dan menerbitkan artikelnya di jurnal Nature pada tahun 1939. Ia memberi nama Latimeria chalumnae kepada ikan jenis baru tersebut, untuk mengenang sang curator museum dan lokasi penemuan ikan itu.

Struktur tubuh coelacanth
Coelacanth pertama yang ditemukan di Afrika Selatan, di hadapan nona Courtenay Latimer, kurator museum East London. Pencarian lokasi tempat tinggal ikan purba itu selama belasan tahun berikutnya kemudian mendapatkan perairan Kepulauan Komoro di Samudera Hindia sebelah barat sebagai habitatnya, di mana beberapa ratus individu diperkirakan hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 m. Di luar kepulauan itu, sampai tahun1990-an beberapa individu juga tertangkap di perairan Mozambique, Madagaskar, dan juga Afrika Selatan.

Namun semuanya masih dianggap sebagai bagian dari populasi yang kurang lebih sama. Pada tahun 1998, enam puluh tahun setelah ditemukannya fosil hidup coelacanth Komoro, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya di sana oleh dunia ilmu pengetahuan. Ikan raja laut secara fisik mirip Coelacanth Komoro, dengan perbedaan pada warnanya. Yakni raja laut berwarna coklat, sementara coelacanth Komoro berwarna biru baja.

Ikan raja laut tersebut kemudian dikirimkan kepada seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann, yang kemudian bersama dua koleganya, R.L.Caldwell dan Moh. Kasim Moosa dari LIPI, menerbitkan temuannya di Nature, 1998.

Maka kini orang mengetahui bahwa ada populasi coelacanth yang kedua, yang terpisah menyeberangi Samudera Hindia dan pulau-pulau di Indonesia barat sejauh kurang lebih 10.000 km. Belakangan, berdasarkan analisis DNA mitokondria dan isolasi populasi, beberapa peneliti Indonesia dan Prancis mengusulkan ikan raja laut sebagai spesiesbaru Latimeria menadoensis.

Dua tahun kemudian ditemukan pula sekelompok coelacanth yang hidup diperairan Kawasan Lindung Laut (Marine Protected Areas) St.Lucia di Afrika Selatan. Orang kemudian menyadari bahwa kemungkinan masih terdapat populasi-populasi coelacanth yang lain di dunia, termasuk pula di bagian lain Nusantara, mengingat bahwa ikan ini hidup terisolir di kedalaman laut, terutama di sekitar pulau-pulau vulkanik.

Hingga saat ini status taksonomi coelacanth yang baru ini masih diperdebatkan. Coelacanth memiliki ciri khas ikan-ikan purba, ekornya berbentuk seperti sebuah kipas, matanya yang besar dan sisiknya yang terlihat tidak sempurna (seperti batu).

Baru-baru ini, di Bunaken ditemukan seekor coelacanth hidup berenang dengan bebasnya. Ukurannya kira-kira 2/3 tubuh orang dewasa dan tubuhnya berwarna ungu gelap. Nama Coelacanth berasal dari kata-kataYunani "coelia” (berongga) dan ”acanthos” (duri), yang berarti ikan dengan duri berongga.

Berdasarkan catatan sejarah, ikan coelacanth hidup pertama kali ”ditangkap” kalangan ilmiah pada tanggal 23 Desember 1938, ketika Kapten Hendrick Goosen mendapatkannya dari Laut India, tak jauh dari mulut sungai Chalumna. Oleh Marjorie Courtenay Latimer seorang kurator museum di East London, Afrika Selatan . Ikan tersebut diserahkannya kepada ahli ikan dari Universitas Rhodes, Prof.J.L.B.Smith.

Untuk menghormati jasa Latimerdan Smith, ikan purba itu kemudian diberi nama Latimeria chalumnae Smith.

Pencarian lokasi tempat tinggal ikan purba itu selama belasan tahun berikutnya kemudian mendapatkan perairan Kepulauan Komoro, sebelah barat Madagaskar, sebagai habitatnya. Di situlah beberapa ratus individu diperkirakan hidup pada kedalaman laut lebih dari 150 m.

Di luar kepulauan itu, sampai tahun1990-an beberapa individu juga tertangkap di perairan Mozambique, Madagaskar dan Afrika Selatan. Namun, semuanya masih dianggap sebagai bagian dari populasi yang kurang lebih sama dengan yang ada di Kepulauan Komoro.

Pada 1998 atau enam puluh tahun sejak temuan pertama, seekor ikan coelacanth tertangkap jaring nelayan di perairan Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya oleh dunia ilmu pengetahuan.

6. Pro dan Kontra Teori Evolusi
Ilmuwan menemukan mikroorganisme di dasar lautan yang tidak berevolusi selama 2 miliar tahun. Penemuan bakteri berusia lebih kurang 2 miliar tahun ini dinilai jadi bukti teori evolusi Darwin. Dalam penelitian, ilmuwan mengobservasi komunitas fosil bakteri pemakan sulfur yang ada di Australia Barat. Di dua deposit, ilmuwan menemukan bakteri yang masing-masing berumur 1,8 dan 2,3 miliar tahun.

"Itu jarak evolusi antara trilobite (jenis arthropoda laut kuno yang telah punah) ke manusia," kata J William Schopf, paleontolog University of California di Los Angeles.

Fosil bakteri pemakan sulfur di lautan wilayah Australia Barat. Penelitian menunjukkan, fosil bakteri itu identik dengan bakteri yang masih hidup kini di wilayah lepas pantai Cili
Schopf dan rekannya kemudian membandingkan fosil bakteri tersebut dengan komunitas mikroorganisme pemakan sulfur di lepas pantai Cili pada tahun 2007. Mereka tak menemukan perbedaan antara fosil dan bakteri yang masih hidup kini.

Dalam publikasi risetnya di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences bulan ini, Schopf menyimpulkan bahwa penemuan bakteri berusia 2 miliar tahun ini dinilai jadi bukti yang mendukung kebenaran teori Darwin. Hal ini berdasarkan tak adanya perubahan pada bakteri itu menunjukkan absennya perubahan pada lingkungan hidupnya.

"Mereka benar-benar terlindungi di lingkungan yang ada di Bumi yang tak berubah, sejak kita memiliki lautan," ungkap Schofp seperti dikutip New York Times, Senin (9/2).

Darwin dalam bukunya The Origin of Species menguraikan bahwa perubahan lingkungan akan memicu seleksi alam dan evolusi. Kenyataan bahwa dengan tak adanya perubahan lingkungan disertai dengan tak adanya evolusi juga mendukung teori Darwin.

"Evolusi adalah hasil dari adaptasi organisme pada perubahan fisik dan biologis di lingkungannya. Maka bila lingkungan tidak berubah, wajar bila organisme tidak mengalami perubahan," jelas Schofp terkait penemuan bakteri berusia 2 miliar tahun ini dinilai jadi bukti teori evolusi Darwin.

Sewaktu edisi khusus 100 tahun The Origin of Species karya Darwin akan diterbitkan, W. R. Thompson, yang kala itu adalah direktur Lembaga Pengendalian Biologi Persemakmuran di Ottawa, Kanada, diundang untuk menulis kata pengantarnya. Ia menulis, ”Sebagaimana kita ketahui, ada perbedaan pendapat yang besar di kalangan para biolog, tidak saja mengenai penyebab evolusi, tetapi bahkan mengenai proses yang sebenarnya. Perbedaan ini timbul karena buktinya tidak memuaskan dan tidak membantu tercapainya kesimpulan yang pasti. Maka, selayaknyalah pro dan kontra seputar evolusi itu dibawa ke perhatian masyarakat non-ilmiah”

MENURUT para pendukung evolusi, teori tersebut kini merupakan fakta yang tak bisa disangkal. Mereka percaya bahwa evolusi adalah ”peristiwa nyata”, ”realitas”, ”kebenaran”, sesuai dengan definisi kata ”fakta” dalam sebuah kamus. Tetapi, benarkah demikian?

Sebagai contoh: Dulu orang percaya bahwa bumi ini datar. Sekarang telah dipastikan bahwa bumi berbentuk bulat. Itu suatu fakta. Dulu orang percaya bahwa bumi adalah pusat alam semesta dan bahwa langit berputar mengelilingi bumi. Sekarang kita tahu pasti bahwa bumi berputar mengitari matahari dalam suatu orbit. Itu juga suatu fakta. Banyak hal yang dahulu hanya teori yang diperdebatkan, kini terbukti sebagai fakta yang aktual, realitas, kebenaran.

Apabila bukti tentang evolusi diteliti, apakah kita akan mencapai kesimpulan yang sama kuatnya? Yang menarik, sejak buku The Origin of Species karya Charles Darwin diterbitkan pada tahun 1859, berbagai aspek teori ini telah menjadi bahan perdebatan sengit bahkan di kalangan para ilmuwan evolusi yang terkemuka. Dewasa ini, perbantahan itu malah kian memanas. Kita akan lebih memahami persoalannya dengan memperhatikan apa yang dikatakan para pendukung evolusi itu sendiri tentang hal tersebut.

• Serangan terhadap teori evolusi
Majalah sains Discover menggambarkan situasinya yang demikian, ”Evolusi . . . tidak hanya diserang oleh orang Kristen fundamentalis, tetapi juga diragukan oleh para ilmuwan ternama. Di antara para paleontolog, yakni ilmuwan yang mempelajari catatan fosil, semakin banyak yang tidak setuju dengan teori Darwin yang populer.”

Francis Hitching, seorang evolusionis dan pengarang buku The Neck of the Giraffe, mengatakan, ”Walaupun teori Darwin sudah diterima dalam dunia sains sebagai prinsip pemersatu utama dalam biologi, ternyata setelah satu seperempat abad, teori itu sungguh sarat masalah.”

Setelah sebuah konferensi penting yang diadakan di Chicago, Illinois, dan diikuti oleh kira-kira 150 ahli evolusi, suatu laporan menyimpulkan.” Evolusi kini mengalami revolusinya yang paling luas dan paling mendalam setelah hampir 50 tahun. . . . Bagaimana persisnya evolusi terjadi, sekarang menjadi perdebatan sengit di antara para biolog. . . . Belum terlihat adanya kata sepakat yang jelas untuk perdebatan tersebut.”

Paleontolog Niles Eldredge, seorang evolusionis terkemuka, berkata, ”Keyakinan yang arogan tentang biologi evolusi yang dimiliki selama dua puluh tahun terakhir ini telah disusupi oleh keragu-raguan yang mengobarkan emosi.” Ia berbicara tentang “tidak adanya kesepakatan bulat bahkan di dalam setiap kubu yang bertikai”, dan menambahkan, ”akhir-akhir ini keadaannya benar-benar kacau . . . Kadang-kadang, variasi tentang tema evolusi tampaknya sama banyak dengan jumlah biolog”.

Seorang penulis Times London, Christopher Booker (yang mempercayai evolusi), berkata mengenai hal ini, “Teori itu indah, sederhana, dan menarik. Satu-satunya masalah ialah, sebagaimana disadari oleh Darwin sendiri walaupun tidak sepenuhnya, teori itu sarat dengan kelemahan yang parah.” Mengenai The Origin of Species karya Darwin, ia berkomentar, ”Luar biasa ironis, buku yang terkenal karena menjelaskan asal mula spesies ternyata sama sekali tidak menjelaskan apa pun tentang hal tersebut.”—Cetak miring ditambahkan.

Booker juga menyatakan, ”Satu abad setelah Darwin wafat, kita sama sekali belum mempunyai gagasan yang jelas atau yang bahkan masuk akal tentang bagaimana sebenarnya evolusi terjadi—dan pada tahun-tahun belakangan ini, situasi itu telah menimbulkan serentetan perdebatan besar tentang pokok itu. . . . di kalangan para evolusionis sendiri situasinya hampir menyerupai perang terbuka, dan segala macam sekte [evolusi] berupaya memasukkan beberapa perubahan baru.” Ia menyimpulkan, ”Mengenai bagaimana dan mengapa sebenarnya evolusi terjadi, kita sama sekali tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah tahu.”

Evolusionis Hitching setuju, dengan mengatakan, “Perseteruan tentang teori evolusi telah pecah . . . Sikap yang berurat berakar, yang pro dan kontra, terbentuk di tingkat atas, dan hinaan dilontarkan bagaikan peluru-peluru mortir dari kedua kubu.” Ia mengatakan bahwa ini adalah perselisihan akademis berskala luas, “mungkin salah satu kejadian dalam perjalanan sains ketika, secara tiba-tiba, suatu gagasan yang telah lama dianut ditumbangkan oleh banyak bukti yang menentangnya dan diganti dengan gagasan yang baru”.

Dan, majalah New Scientist dari Inggris menyatakan bahwa “semakin banyak ilmuwan, khususnya semakin banyak evolusionis . . . menyatakan bahwa teori evolusi Darwin sama sekali bukan teori ilmiah sejati. . . . Banyak di antara para kritikus itu memiliki reputasi intelektual yang sangat tinggi”.

• Dilema tentang Asal Mula
Mengenai asal mula kehidupan, astronom Robert Jastrow berkata, “Dengan sangat menyesal, [para ilmuwan] tidak mempunyai jawaban yang jelas, karena ahli-ahli kimia tidak pernah berhasil mereproduksi eksperimen alam dalam menciptakan kehidupan dari benda mati. Para ilmuwan tidak mengetahui bagaimana hal itu terjadi.” Ia menambahkan, “Para ilmuwan tidak mempunyai bukti bahwa kehidupan bukan hasil penciptaan.”

Tetapi, problemnya bukan hanya tentang asal mula kehidupan. Perhatikan organ tubuh seperti mata, telinga, otak. Kerumitannya sangat mencengangkan, jauh lebih rumit daripada alat tercanggih buatan manusia. Problem yang selama ini dihadapi teori evolusi adalah fakta bahwa semua bagian organ-organ tersebut harus bekerja sama supaya penglihatan, pendengaran, atau pikiran dapat berfungsi. Organ-organ tersebut tidak akan ada gunanya kecuali semua bagiannya lengkap. Maka, timbul pertanyaan: Dapatkah unsur kebetulan tanpa pengarahan, yang dianggap sebagai daya penggerak evolusi, mempersatukan semua bagian ini pada saat yang tepat sehingga menghasilkan mekanisme yang demikian rumit?

Darwin mengakui bahwa hal ini merupakan suatu problem. Misalnya, ia menulis, ”Anggapan bahwa mata . . . terbentuk melalui [evolusi], terus terang saya akui, sepertinya sangat tidak masuk akal.” Lebih dari satu abad telah berlalu. Apakah problem tersebut telah terpecahkan? Tidak. Sebaliknya, sejak masa Darwin, penelitian tentang mata memperlihatkan bahwa mata jauh lebih rumit daripada yang dahulu ia pahami. Maka, Jastrow mengatakan, ”Mata tampaknya telah dirancang; perancang teleskop tidak dapat membuat yang lebih baik.”

Jika demikian halnya tentang mata, lantas bagaimana dengan otak manusia? Karena mesin yang sederhana pun tidak dapat berevolusi secara kebetulan, bagaimana mungkin itu bisa terjadi pada otak yang jauh lebih rumit? Jastrow menyimpulkan, ”Sulit untuk percaya bahwa mata manusia berevolusi secara kebetulan; lebih sulit lagi untuk percaya bahwa kecerdasan manusia berevolusi melalui gangguan acak pada sel-sel otak nenek moyang kita.”

• Dilema tentang Fosil
Jutaan tulang dan bukti lain dari kehidupan masa lampau telah ditemukan oleh para ilmuwan dalam penggalian, dan ini disebut fosil. Seandainya evolusi memang suatu fakta, tentu semua fosil itu seharusnya memberikan banyak bukti tentang satu jenis makhluk hidup yang berevolusi menjadi jenis lain. Tetapi, Bulletin dari Field Museum of Natural History di Chicago berkomentar, “Teori Darwin tentang [evolusi] selalu dikaitkan dengan bukti dari fosil-fosil, dan mungkin kebanyakan orang mengira bahwa fosil sangat berperan dalam argumen umum yang dikemukakan untuk membela penafsiran Darwin mengenai sejarah kehidupan. Sayang sekali, hal ini tidak sepenuhnya benar.”

Mengapa tidak? Bulletin tersebut melanjutkan bahwa Darwin “merasa dipermalukan oleh catatan fosil karena hal itu tidak seperti yang ia prediksi . . . catatan geologi, pada waktu itu dan sampai sekarang, belum juga menghasilkan rangkaian perubahan evolusioner yang berlangsung secara bertahap, sedikit demi sedikit”. Bahkan sekarang, setelah lebih dari satu abad pengumpulan fosil. “Contoh peralihan evolusioner yang ada bahkan tidak sebanyak pada zaman Darwin”, majalah Bulletin menjelaskan. Mengapa? Karena bukti fosil yang semakin banyak sekarang menunjukkan bahwa sebagian contoh yang pernah dipakai untuk mendukung evolusi ternyata sama sekali tidak mendukungnya.

Karena bukti fosil tidak dapat mendukung evolusi bertahap, banyak evolusionis merasa khawatir. Dalam buku The New Evolutionary Timetable, Steven Stanley menjelaskan bahwa ”catatan [fosil] secara umum gagal memperlihatkan adanya peralihan bertahap dari satu kelompok utama ke kelompok utama lainnya”. Ia mengatakan, ”Catatan fosil yang ada tidak, dan tidak akan pernah, sesuai dengan [evolusi perlahan].”13 Niles Eldredge juga mengakui, ”Selama 120 tahun terakhir, kita diminta untuk mencari pola yang ternyata tidak ada.”

• Teori-Teori yang Lebih Baru
Ini semua telah mendorong banyak ilmuwan untuk memperjuangkan teori-teori baru tentang evolusi. Science Digest menyatakannya begini, “Beberapa ilmuwan mengusulkan perubahan evolusi yang jauh lebih cepat dan kini secara serius membahas gagasan-gagasan yang dulu hanya dipopulerkan dalam cerita fiksi.”

Misalnya, beberapa ilmuwan menyimpulkan bahwa kehidupan tidak mungkin muncul dengan sendirinya di bumi. Sebaliknya, mereka berspekulasi bahwa kehidupan pasti bermula di luar angkasa dan kemudian melayang-layang turun ke bumi. Tetapi, hal itu justru memperunyam problem tentang asal mula kehidupan. Sudah umum diketahui bahwa keadaan di luar angkasa sangat berbahaya bagi kehidupan. Jadi, mungkinkah kehidupan muncul dengan sendirinya di suatu tempat di alam semesta dan bertahan dalam kondisi yang demikian keras sebelum mencapai bumi, kemudian berkembang menjadi kehidupan seperti yang kita ketahui?

Karena catatan fosil tidak memperlihatkan adanya perkembangan bertahap dari satu jenis kehidupan ke jenis lainnya, beberapa evolusionis berteori bahwa prosesnya pasti terjadi melalui lonjakan-lonjakan mendadak yang tidak teratur. Seperti yang dijelaskan oleh The World Book Encyclopedia, “Banyak biolog berpendapat bahwa spesies baru bisa jadi dihasilkan melalui perubahan yang mendadak dan drastis dalam gen-gen.”

Beberapa penganut teori ini menyebut proses itu “keseimbangan terganggu”. Yaitu, spesies mempertahankan ”keseimbangan”-nya (hampir tidak ada perubahan), tetapi sekali-sekali ada “gangguan” (lompatan besar untuk berevolusi menjadi jenis lain). Ini benar-benar kebalikan dari teori yang telah dipercaya oleh hampir semua evolusionis selama puluhan tahun. Perbedaan besar antara kedua teori tersebut digambarkan melalui sebuah berita utama dalam The New York Times: “Teori tentang Evolusi-Cepat Diserang”. Artikel tersebut menyebut bahwa gagasan baru tentang “keseimbangan terganggu” telah “menimbulkan perlawanan baru” dari para penganut pandangan lama.

Bukan soal teori mana yang dianut, masuk akal bahwa setidaknya harus ada sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa satu jenis kehidupan berubah menjadi jenis lain. Tetapi, jurang perbedaan di antara berbagai jenis kehidupan dalam catatan fosil, dan juga jurang perbedaan di antara berbagai jenis makhluk hidup di bumi sekarang, tetap ada.

Selain itu, kita dapat memahami sesuatu dengan memperhatikan apa yang terjadi pada gagasan Darwin yang sudah lama diterima tentang “yang terkuat dapat bertahan hidup”. Gagasan ini ia sebut “seleksi alam”. Ia percaya bahwa alam “menyeleksi” makhluk terkuat untuk bertahan hidup. Konon, makhluk-makhluk yang “kuat” ini perlahan-lahan berevolusi sewaktu mereka mengembangkan ciri-ciri baru yang menguntungkan mereka. Tetapi, bukti selama 125 tahun terakhir menunjukkan bahwa, sekalipun makhluk terkuat memang mungkin terus bertahan hidup, Fakta itu sendiri tidak menjelaskan bagaimana asal mula mereka. Seekor singa mungkin lebih kuat daripada singa lain, tetapi ini tidak menunjukkan bagaimana ia menjadi seekor singa. Dan, semua keturunannya akan tetap menjadi singa, bukan makhluk lain.

Maka, dalam majalah Harper’s, penulis Tom Bethell berkomentar, “Darwin membuat kesalahan yang cukup serius sehingga dapat merongrong teorinya. Dan, kesalahan itu baru belakangan ini diakui sebagai kesalahan. . . . Suatu organisme memang bisa jadi ‘lebih kuat’ daripada yang lain . . . Hal ini, tentu saja tidak menjelaskan bagaimana organisme tersebut tercipta, . . . Saya kira, jelaslah ada sesuatu yang sangat, sangat tidak beres dengan gagasan tersebut.” Bethell menambahkan, “Menurut hemat saya, kesimpulannya agak mengejutkan: Teori Darwin, saya kira, sedang berada di ambang keruntuhan.”

• Fakta atau Teori?
Ketika merangkum beberapa masalah tak terpecahkan yang mengadang teori evolusi, Francis Hitching mengatakan, “[Teori evolusi modern] telah gagal dalam tiga bidang uji yang sangat penting: Catatan fosil mengungkapkan suatu pola loncatan evolusi dan bukan perubahan yang bertahap. Gen-gen adalah mekanisme penstabil yang tangguh yang fungsi utamanya ialah mencegah bentuk-bentuk baru berevolusi. Mutasi langkah demi langkah yang terjadi secara acak pada tingkat molekuler tidak dapat menjelaskan fakta tentang kehidupan yang terorganisasi dan rumit.”—Cetak miring ditambahkan.

Kemudian, Hitching menyimpulkan dengan komentar ini, “Dalam bahasa yang paling halus dapat dikatakan bahwa seseorang boleh mempertanyakan teori evolusi yang dilanda begitu banyak keragu-raguan bahkan di kalangan orang-orang yang mengajarkannya. Teori Darwin disebut-sebut sebagai prinsip pemersatu utama dalam biologi, tetapi nyatanya teori itu sarat dengan ketidaktahuan. Teori itu gagal menjawab beberapa pertanyaan yang paling mendasar: bagaimana zat kimia yang tidak bernyawa menjadi hidup, aturan-aturan apa yang terdapat di balik kode genetik, bagaimana gen menentukan bentuk makhluk hidup.” Malahan, Hitching mengatakan bahwa ia menganggap teori evolusi modern “begitu tidak memadai sehingga pantas dianggap sebagai masalah iman”.

Namun, banyak pendukung evolusi merasa bahwa mereka memiliki cukup alasan untuk berkeras bahwa evolusi itu suatu fakta. Mereka menjelaskan bahwa yang mereka perdebatkan hanyalah perinciannya. Tetapi, seandainya ada teori lain yang memiliki kesulitan besar yang belum juga teratasi seperti itu, dan kontradiksi besar seperti itu di antara para pendukungnya, apakah teori tersebut akan begitu mudah dinyatakan sebagai fakta? Sekadar mengulang-ulangi bahwa sesuatu adalah fakta tidak membuatnya menjadi fakta.

Seperti yang ditulis biolog John R. Durant dalam The Guardian dari London, “Banyak ilmuwan jatuh ke dalam godaan untuk bersikap dogmatis, . . . berkali-kali soal asal mula spesies ditampilkan seolah-olah akhirnya sudah terpecahkan. Kenyataannya tidak seperti itu. . . . Tetapi kecenderungan untuk dogmatis tetap ada, dan itu justru bertentangan dengan tujuan sains.”

Di pihak lain, bagaimana dengan penciptaan? Apakah penciptaan adalah jawaban untuk asal mula kehidupan di bumi? Apakah penciptaan memberikan kerangka dasar untuk bukti yang lebih masuk akal daripada sekadar pernyataan tegas yang sering dijadikan penopang teori evolusi? Dan, sebagai catatan yang paling dikenal mengenai penciptaan, apakah buku Kejadian memberikan keterangan yang dapat dipercaya tentang bagaimana asal mula bumi dan makhluk-makhluk hidup?

7. Penolakan Teori Evolusi Darwin dari Sudut Pandang Keilmuan
Teori evolusi Darwin merupakan kejadian yang di catat sebagai salah satu peristiwa sejarah yang telah mempengaruhi pemikiran dan kepercayaan manusia di dunia. Konsekuensi dan implikasi negative dari teori evolusi ini meluas melampaui ilmu-ilmu biologi bahkan sampai ke wilayah agama.

Pandangan para ilmuan yang mengkritik teori Darwin diantaranya adalah sebagai berikut:
• Albert Einstein
Albert Einstein, yang dianggap sebagai orang paling jenius di zaman kita, adalah seorang ilmuwan yang mempercayai Tuhan dan menyatakan, "Saya tidak bisa membayangkan ada ilmuwan sejati tanpa keimanan mendalam seperti itu. Ibaratnya: ilmu pengetahuan tanpa agama akan pincang."

• Max Planck
Salah seorang pendiri fisika modern, dokter asal Jerman, Max Planck mengatakan bahwa setiap orang, yang mempelajari ilmu pengetahuan dengan sungguh‐sungguh, akan membaca pada gerbang istana ilmu pengetahuan sebuah kata: "Berimanlah". Keimanan adalah atribut penting seorang ilmuwan.

• W. R. Thompson
a. Arah evolusi yang digerakkan oleh seleksi alam untuk meningkatkan kemampuan adaptasi dan perlengkapan masing-masing spesies untuk bertahan hidup dan meneruskan karekteristiknya kepada keturunannya sehingga akan terus bertambah dan berubah dalam jumlah, tidak dapat di buktikan Darwin dengan merujuk kepada fakta-fakta mekanisme dan kerja seleksi alam secara ilmiah.
b. Doktrin Darwin bahwa spesies berawal dari evolusi seleksi ala, dan asal-usul bentuk-bentuk kehidupan lewat penurunan dengan modifikasi, serta adanya transformasi dengan mengalami perubahan kecil yang terus menumpuk dalam struktur dan istingnya akibat seleksi alam sehingga terjadi perubahan spesies tetapi demonstrasi ini tidak dapat menunjukkan contoh konkrit dari transmutasi nyata serta mekanisme yang menghasilkan berbagai macam bentuk kehidupan.
c. Postulat Darwin tentang karekteristik yang muncul pada embrio pada tahap perkembangannya pada nenek moyang, umumnya terjadi tidak pada awal kehidupan, yang kemudian diuraikan oleh Haeckle sebagai hokum biogenetic besar (Ontogeni menulangi filogeni) atau hewan yang berkembang ”memanjat pohon silsilsahnya sendiri”, yaitu dengan menyusun bentuk-bentuk kehidupan hewan yang ada ke dalam suatu rangkaian yang meruntut dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks, lalu menyisipkan entitas imajiner yang terdapat ketidaksinambungan dan kemudian member fase-fase embriogenik nama yang sesuai dengan tahap-tahap yang disebut rangkaian evolusi. Namun haeckle tidak mampu menghasilkan hukum alam yang diperoleh dari hasil induksi atas fakta-fakta, karenanya hokum biogenetic tidak bias digunakan sebagai bukti evolusi.
d. Penyelidikan hereditas, variasi, dan mutasi secara ilmiah oleh para ahliyang sejak lama berlangsung hingga sekarang serta ilmu taksonomi meruntuhkan teori Darwin tersebut.

• Sayyed Hussein Nasr
a. Dipandang dari sudut metafisika, realitas sebuah spesies bukan hanya berupa manifestasi materialnya, tetapi sebuah gagasan yang jejaknya dalam bentuk materi tidak membatasi dan menyerap semua realitas esensialnya yang tetap terlepas dari materi.
b. Suatu spesies tidak dapat berkembang menjadi spesies lainkarena setiap spesies adalah sebuah realitas independen yang secara kalitatif berbeda dari spesies lain.
c. Pohon silsilah heackle tampaknya berisikan kontradiksi-kontradiksi yang nyata dan lebih didasarkan pada fantasi dari pada bukti ilmiah.
d. Pertentangan terhadap teri evolusi terus berlanjut pada garis ilmiah, tidak hanya naturalis dan ahli biologi abad ke-19 seperti Louis agassie yang menentang evolusi Darwin, tetapi juga ilmuan-ilmuan kontemporer seperti bournource, Bertrand-sernet, Collins, clark coullery, lemoine, dewar, dan lain-lain.
e. Pada puncaknya,beberapa orang mengatakan di dunia tempat kita hidup ini evolusi sama sekali tidak terjadi, begitu pula pecobaan-percobaan laboratorium tentang transformasi.

• Michael Negus
Penolakan tentang teori Darwin (yang mengatakan bahwa semua makhluk hidup berkembang dari bahan anorganik, dari molekul-molekul anorganik berkembang menjadi makhluk organic dan setelah itu seluruh tumbuhan dan hewan di turunkan lewat sebuah proses mutasi genetik dan seleksi alam) adalah dengan cara:
a. Menggunakan gagasan informasi matematis bahwa organism hidup memilki kuantitas informasi yang jauh lebih besar dari pada benda mati, jadi semua organisme hidup mempertahankan informasi atau kehilangan informasi.
b. Ketersediaan energy bagi sel-sel hidup dihentikan, cepat atau lambat (bergantung suhu) system hidup akan rusak.
c. Proses fisika yang spontan yang disebabkan oleh kecenderungan termodinamika alami arah peningkatan ketidakteraturan, kehilangan informasi, dan akhirnya kematian (hkum termodinamika kedua).
d. Ada dua kesalahan dari teori Darwin, yaitu kesalahan menyingkirkan fakta ilmiah yang sudah ada (usia bumi atau dimensi ruang dan waktu dari alam semesta), dan kesalahan menerima doktrin semu (kemajuan evolusi beserta semua akibatnya).

• Osman Bakar
a. Kesimpulan penting tentang status teori Darwin Pertama adalah, sepanjang sejarahnya, teori evolusi telah terus dikritik atau ditentang oleh bagian masyarakat ilmiah; kedua, para evolusionis beralih kepada praktik-praktik yang tidak ilmiah dalam usaha menyakinkan dominasi dan supremasi teoei evolusi bukan saja kepada kelompok ilmiah, tapi juga diantara masyarakat luas; ketiga, pada permulaan paruh kedua abad ini adanya peningkatan nyata dalam volume kritik ilmiah terhadap berbagai aspek teori evolusi dan keempat, banyak ilmuan yang meragukan kegunaan teori evolusi bagi keseluruhan disiplin ilmu biologi.
b. Kritik-kritik metafisika, filosofis, ilmiah dan relegius terhadap teori Darwin terus terjadi, masa depan teori ini menurut Tom Bethell sedang mendekati kejatuhannya sekarang ia dalam proses pembuangannya.

• Harun Yahya
Beberapa hal yang ditolak dari teori evolusi Darwin diantaranya adalah:
a. Penolakan terhadap teori evolusi Darwin yang menyebutkan bahwa makhluk hidup di muka bumi ini ada sebagi akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah.
b. Penolakan terhadap teori evolusi Darwin yang menyebutkan bahwa kehidupan di mulai dari sel yang pertama muncl dari factor kebetulan secara mandiri lalu sel ini berkembang dan berevolusi, dan dengan mengambil bentuk-bentuk yang berbeda-beda, menghasilkan berjuta-juta spesies makhluk hidup di bumi.

8. Teori Evolusi Kehidupan Menurut Pandangan Berbagai Agama
• Teori evolusi kehidupan dalam pandangan agama Islam
Di dalam Al-Qur’an manusia pertama memang tidak diungkap secara eksplisit. Tampaknya, mengurai asal-usul manusia pertama bukanlah tema substantif al-Qur’an.

Seperti yang kita tau, manusia modern pertama atau yang disebut Homo sapien bermula dari Afrika baru selanjutnya menyebar keseluruh dunia. Apakah Homo Sapien tersebut yang bernama Adam? Tapi kalau dilihat dari segi bahasa, Homo sapien dan Adam memiliki arti yang sama, kata Adam berasal dari bahasa arab kuno yang berarti manusia atau yang kita kenal manusia modern, sedangkan kata Homo sapien sendiri juga berarti Manusia modern

Adam sebagai Khalifah, substansi dari dialog dengan malaikat (Q.s. al-Baqarah: 30-31 ) adalah penegasan bahwa sesungguhnya Allah sebagai Pencipta atau Penjadi khalifah di muka bumi ini. Kata “jaa`ilun” sebagai konstruksi isim fa`il yang berarti subyek pelaku dalam frasa Innii jaa’ilun fi al-ardhi khaliifah tidak harus diartikan “hendak menjadikan khalifah di muka bumi”. Seandainya arti ini yang dipahami, maka tidak ada khalifah sebelum Adam. Konseksuensi logisnya, Adam adalah manusia pertama.

Khalifah sebelum Adam dan khalifah yang hendak diciptakan Allah ini adalah khalifah yang benar-benar berasal dari golongan manusia. Perhatikan ayat berikut ini: Dan Dialah yang telah menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepAdamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat ‘iqab-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.s. al-An’am: 165).

Ayat tersebut kembali menegaskan bahwa sesungguhnya Allah adalah pencipta para khalifah di muka bumi ini. Kata ganti orang kedua (dhamir mukhatab) pada ja’alakum merujuk pada seluruh umat manusia. Menilik pada keumuman lafadz ini, apabila dikaitkan dengan pertanyaan malaikat tentang penciptaan khalifah, maka khalifah sebelum Adam adalah khalifah dari golongan manusia juga. Ada banyak “Adam-Adam” lain yang sebelumnya diciptakan Allah dengan fungsi yang sama namun dengan karakter yang berbeda; destruktif. Adam dan Instalasi al-Asma’

Dengan mengorelasikan fakta-fakta arkeologis tentang ragam manusia sebelum Homo Sapiens, tampaknya selaras dengan karakter “destruktif” sebagai yang digambarkan malaikat. Namun, bukankah karakter hominid memang demikian? Manusia-manusia tersebut mempunyai struktur fisik yang hampir mirip manusia (kalau tidak ingin dikatakan hampir mirip kera). Mereka tercipta dengan volume otak yang kecil yang dengan sendirinya perilakunya pun cenderung tanpa tatanan manusiawi atau bersifat kebinatangan. Mereka tidak layak disebut sebagai khalifah. Sementara itu, khalifah mempunyai kedudukan yang terhormat sebagai “duta” Allah untuk mengelola bumi ini.

• Teori evolusi kehidupan dalam pandangan agama Kristen
a. Kepercayaan Agama Kristen Tentang Penciptaan Dunia
Pandangan Alkitab tentang asal mula kehidupan tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia diciptakan oleh Allah sendiri setelah melalui pertimbangan dan perencanaan yang agung.
Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kej. 2:7). Jadi manusia terdiri atas unsur materi (tubuh) dan unsur bukan materi (jiwa dan roh) (Ibr. 4:12; 1 Kor. 2:14-3:4). Allah menghendaki agar ketiga unsur ini (tubuh, jiwa, dan roh) dipelihara dengan sebaik-baiknya (1 Tes. 5:23).

b. Pendapat ilmuan Kristen
Ilmuwan Kristen telah membagi teori evolusi menjadi 2 yaitu :
• Makro Evolusi, percaya bahwa makhluk hidup bisa berubah menjadi species lain, dan hal ini tidak bisa dibuktikan.

• Mikro Evolusi, membuktikan bahwa mahluk hidup bisa memodifikasi tubuhnya untuk menjadi lebih sesuai dengan lingkunannya, namun tetap dalam jenis/species masing-masing
- Evolusi Kosmologis
Konsili Vatikan I secara serius mendefinisikan bahwa semua orang harus “mengakui bahwa dunia dan segala isinya, spiritual dan material, keseluruhan substansinya, telah diciptakan oleh Tuhan dari ketidak-adaan” (Canons on God the Creator of All Things, canon 5).
- Evolusi Biologis
Gereja tidak memiliki posisi resmi tentang apakah berbagai bentuk kehidupan berkembang sejalan dengan waktu. Walaupun demikian, dikatakan bahwa, jika memang mereka mengalami perkembangan, mereka melakukannya dengan dorongan dan bimbingan dari Tuhan, dan tujuan penciptaan mereka harus diserahkan kepadaNya.
- Evolusi Manusia
Gereja memiliki ajaran yang lebih definite. Ajaran Gereja tidak menolak kemungkinan bahwa tubuh manusia berkembang dari bentuk biologis lain, namun tetap didalam bimbingan Tuhan, Gereja menegaskankan adanya penciptaan spesial yang berasal dari roh Allah.

• Teori evolusi kehidupan dalam pandangan agama Hindu
- Alam semesta adalah sesuatu yang kosong dan tak berbentuk.

- Di alam semesta dahulu tidak ada sesuatu yang ada namun juga tidak ada sesuatu yang tidak ada.

- Tidak ada bumi, matahari, bulan, planet-planet, bintang-bintang, maupun segala benda kosmik di alam semesta, namun hanya terdapat Brahma.

- Brahma diyakini sebagai sesuatu yang bernapas namun tanpa napas menurut kekuatannya sendiri, ia tidak terikat oleh waktu, tidak berawal namun juga tidak berakhir, tidak memiliki umur, di luar kehidupan dan kematian, yang tiada lain adalah Tuhan.

- Dari kekosongan yang tak beraturan itu Brahman menciptakan sesuatu yang seperti lautan luas, apakah itu merupakan air, namun dalamnya tak terhingga.

- Dari sana munculah Hiranyagharba yang berarti “janin emas”, yang mengeluarkan Brahma, yang bergelar sebagai Dewa pencipta.

- Dari segala hal yang tak beraturan tersebut Brahman mengaturnya kembali menjadi suatu alam semesta yang rapi dan teratur.

- Tidak ada yang sungguh-sungguh mengetahui kejadian apa yang sebenarnya terjadi, bahkan para Dewa sekalipun

- Alam semesta diciptakan, dimusnahkan, dan dibuat ulang menurut suatu siklus yang berputar abadi.

- Siklus tersebut disebut Kalpa atau masa seribu Yuga. Satu Kalpa sama dengan 4.320.000.000 tahun bagi manusia sedangkan bagi Brahma satu Kalpa sama dengan satu hari.

- Dalam kosmologi Hindu, alam semesta berlangsung selama satu Kalpa dan setelah itu dihancurkan oleh unsur api atau air. Pada saat itu, Brahman istirahat selama satu malam, yang lamanya sepanjang satu hari baginya. Proses itu disebut Pralaya (Katalismik) dan berulang-ulang selama seratus tahun bagi Brahma (311 Triliun tahun bagi manusia) yang merupakan umur Brahman.

- Alam semesta sedang berada pada tahun ke-51 bagi Brahma atau 155 Triliun tahun telah berlangsung semenjak Brahma lahir.

- Setelah Brahmā meninggal, siklus yang baru dimulai lagi dan segala ciptaan yang sudah dimusnahkan diciptakan kembali. Proses ini merupakan siklus abadi yang terus berulang-ulang dan tak akan pernah berhenti.

- Penciptaan dalam agama Hindu yang dijelaskan dalam Prasna Upanishad adalah sebagai berikut: “Pada awalnya Sang Pencipta (Tuhan) merindukan kegembiraan dari proses penciptaan. Dia lalu melakukan meditasi. Lahirlah Rayi, jat atau materi dan Prana, roh kehidupan, lalu Tuhan berkata: “kedua hal ini akan melahirkan kehidupan bagiku”. Demikianlah mahluk hidup diciptakan, melalui suatu perkembangan perlahan dari dua unsur yang mula-mula diciptakan Tuhan sehingga mencapai bentuk-bentuknya sekarang.

• Teori evolusi kehidupan dalam pandangan agama Budha
- Seseorang tidak perlu mengetahui asal mula dari kehidupan maupun setuju dengan pendapat dari Buddha maupun teori ilmu pengetahuan untuk dapat mencapai penerangan sempurna (enlightenment) atau suatu kebahagiaan/kedamaian sejati (nirwana).

- Agama Buddha (Sang Buddha tidak membicarakan tentang masalah sebab-dan-akibat), di dalam membicarakan hidup atau kehidupan, yang merupakan suatu continuum (sesuatu yang berlanjut terus), sesuai dengan doktrin Persebaban Yang Saling Bergantungan). Agama Buddha menunjukkan dengan jelas bagaimana suatu sebab itu menjadi akibat, dan suatu akibat itu lalu menjadi sebab.

- Sebuah Kutipan dari Agganna Sutta tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: Pada suatu masa Vasettha, ketika, setelah waktu yang lama sekali, dunia ini mati. Dan ketika ini terjadi, sebagian besar makhluk terlahir dalam ‘Alam Dewa’; dan di sana mereka tinggal, terdiri dari pikiran, makan dari kebahagiaan yang berlimpahan, bersinar terang, berkelana melalui udara, hidup dalam kejayaan; dan di sana mereka berada dalam waktu yang lama sekali. Pada Vasettha, ketika cepat atau lambat dunia ini mulai berevolusi kembali.”

- Ketika ini terjadi, makhluk yang telah turun dari ‘Alam Dewa’ biasanya hidup kembali sebagai manusia…sekarang pada saat itu, semuanya telah menjadi satu dunia yang terdiri dari air, gelap, dan kegelapan yang membuat buta. Tidak ada bulan atau matahari yang muncul, tidak ada bintang yang terlihat, tidak ada rasi bintang, tidak ada siang atau malam, tidak ada bulan atau tengah-bulan, tidak ada tahun atau musim, tidak ada perempuan atau laki-laki. ‘Makhluk’ hanya dikenal sebagai makhluk. Dan kepada makhluk tersebut, cepat atau lambat setelah waktu yang lama, bumi berserta kenikmatannya tersebar dalam air, walaupun dalam bentuk lapisan pada permukaan susu mendidih yang mendingin, begitu juga ketika bumi muncul.”

- Asal mula dari alam maupun manusia tidak dibahas dalam ajaran Buddha karena ketidak relevanan dari topik tersebut dalam usaha Penganut Agama Budha untuk mencapai penerangan sempurna yang merupakan tujuan akhir dari agama Buddha.

- Agama Buddha tidak berada dalam posisi mendukung maupun menolak teori evolusi tersebut. Sepanjang teori evolusi (maupun teori ilmu pengetahuan lainnya) tidak menghalangi umat Buddha dalam usahanya mencapai penerangan sempurna, maka umat Buddha dapat mengambil posisi yang kritis dalam proses pengembangan teori ilmu pengetahuan dan sains.

• Teori evolusi kehidupan dalam pandangan agama Katolik
- Mereka percaya bahwa evolusi itu terjadi tapi jiwa tidak ikut mengalami evolusi. Jiwa diberikan oleh Tuhan sesuai dengan betuk tubuhnya.

- Prinsipnya, jikapun ada evolusi, tidak mungkin melangkahi batas penyelenggaraan Allah. Allah-lah yang menciptakan manusia, yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa manusia diciptakan dari ketiadaan, (out of nothing) dan tubuh dari materi yang sudah ada (pre-existing matter) namun Allah mempersiapkan tubuh itu agar layak menerima jiwa manusia.

- Pendapat gereja Katolik
Gereja katolik zaman dulu: Gereja katolik dulu jelas menentang teori evolusi “Dunia dan seisinya, material dan spiritual, dan seluruh hal yang membentuknya, diciptakan Tuhan dari semula yang tidak ada” (Dewan Vatikan 1870). “Semua benda diciptakan oleh Tuhan pada awal masa penciptaan; manusia diciptakan secara khusus; …..(Paus Pius X tahun 1909).

Gereja katolik zama sekarang: Sebagian besar ahli evolusi adalah orang-orang gereja dan apa yang mereka yakini tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh pihak gereja. Jika proses penciptaan alam termasuk manusia melalui tahap-tahap yang sangat lama (evolusi), maka penciptaannya dalam pengawasan Tuhan.

- Posisi Gereja Katolik dalam Evolusi: Mengenai evolusi biologis, Gereja tidak memiliki posisi resmi tentang apakah berbagai bentuk kehidupan berkembang sejalan dengan waktu. Walaupun demikian, dikatakan bahwa, jika memang mereka mengalami perkembangan, mereka melakukannya dengan dorongan dan bimbingan dari Tuhan, dan tujuan penciptaan mereka harus diserahkan kepadaNya

- Ajaran Gereja tidak menolak kemungkinan bahwa tubuh manusia berkembang dari bentuk biologis lain, namun tetap didalam bimbingan Tuhan, Gereja menegaskankan adanya penciptaan spesial yang berasal dari roh Allah.

- Iman Katolik mewajibkan kita untuk percaya bahwa roh diciptakan langsung oleh Tuhan” (Pius XII, Humani Generis 36).

- Kita diharuskan untuk percaya dalam iman Katolik bahwa roh manusia diciptakan secara spesial; tidak berevolusi, dan tidak diwariskan dari orang tua kita, seperti tubuh kita.

- Beberapa Ayat Yang Menjelaskan Tentang Adanya Penciptaan:
(1:11) Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.

(1:21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

(1:22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.”

(1:30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.

(2:7) Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

• Teori evolusi kehidupan dalam pandangan agama Khonghucu
- Ru-Ji/Ji-Kauw adalah nama asli dari agama Khonghucu yang diturunkan Tuhan/Tian lewat para raja-Nabi Purba, dan terakhir Nabi Kongzi (baca: Kongce) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Khonghucu/Confucius, merupakan sebuah ajaran bagi umat manusia yang datang beriringan dengan sejarah manusia, sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu, yang pada mulanya berhubungan langsung dengan suatu tempat, suatu waktu, suatu kaum tertentu, yaitu, daratan, sejarah peradaban manusia yang kita kenal sebagai Tiongkok/Zhong-Guo.

- Agama Konghucu juga mengajukan teori penciptaan alam semesta dalam kitab YiJing . Pada mulanya terdapat kehampaan, belum ada dunia, belum ada planet, dapat diartikan sebagai suatu keadaan kosong. Kehampaan kemudian disusul kekacauan sehingga muncullah ketidakteraturan dengan tingkat energi yang tinggi.

- Fungsi alam semesta mencapai kesempurnaan setelah munculnya Taiji, yang merupakan perpaduan Yin dan Yang. Sifat Yin berlawanan dengan sifat Yang, namun perpaduan keduanya merupakan suatu keharusan untuk alam ini agar berfungsi dengan harmonis. Dari Taiji muncullah lima unsur alam pembentuk dunia dan isinya. Kelima unsur alam itu adalah api, air, tanah, logam, dan kayu.

- Alam semesta diatur oleh lima unsur ini, termasuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dari lima unsur tersebut tercipta segala benda dan makhluk hidup. Perbedaan konsentrasi dan derajat kelima unsur itu menyebabkan adanya perbedaan pada benda dan makhluk hidup.

- Ajaran Konghucu lebih menekankan pada perilaku sosial dan moral manusia selama hidup di dunia dibandingkan dengan kehidupan setelah mati. Penganut Konghucu mempercayai bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan (Tian) dalam sifat yang baik.

- Agama Konghucu tidak menyebutkan bagaimana manusia diciptakan, darimana manusia berasal, mengapa diciptakan, dan sebagainya. Menurut Nabi Khongcu kehidupan itu abadi, suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya. Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia, sedangkan kematian adalah pintu keluar dari dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti yang dialami sehari-hari tentu tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.

- Ajaran Konghucu lebih menekankan pada perilaku sosial dan moral manusia selama hidup di dunia dibandingkan dengan kehidupan setelah mati. Penganut Konghucu mempercayai bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan (Tian) dalam sifat yang baik.

- Agama Konghucu tidak menyebutkan bagaimana manusia diciptakan, darimana manusia berasal, mengapa diciptakan, dan sebagainya. Menurut Nabi Khongcu kehidupan itu abadi, suatu perjalanan panjang yang tidak ada batasnya. Kelahiran adalah pintu masuk ke dunia, sedangkan kematian adalah pintu keluar dari dunia. Orang yang hanya memahami hidup seperti yang dialami sehari-hari tentu tidak tepat, dan jauh dari kebenaran.


Referensi :
[http://www.gurupendidikan.com/20-macam-macam-teori-evolusi-oleh-para-ahli/]
[http://ahmadmushawwir.blogspot.co.id/2010/12/pengertian-dan-jenis-jenis-evolusi.html]
[http://zarfia.mywapblog.com/evolusi-kehidupan.xhtml]
[http://www.sridianti.com/author/yanti-kristy]
[http://mbandrek.blogspot.co.id/2013/08/pro-dan-kontra-seputar-evolusimengapa.html]
[https://rainaya.wordpress.com/2013/08/23/evolusi-menurut-berbagai-agama/]
[http://atmartikel.blogspot.co.id/search/label/Makalah?max-results=5]
[http://taufik-ardiyanto.blogspot.co.id/2011/07/macam-macam-evolusi.html]
[http://jawigo.blogspot.co.id/2014/02/pandangan-agama-ilmuan-teori-evolusi-darwin.html]
[http://kiteklik.blogspot.co.id/2011/01/sejarah-dan-perkembangan-teori-evolusi.html]
[https://sikna.wordpress.com/2012/01/15/teori-teori-evolusi-menurut-ahli/]
[http://nationalgeographic.co.id/berita/tag/penemuan+bakteri+2+miliar+tahun]