PERANG VIETNAM

Perang Vietnam sendiri bisa dibilang Unwanted War, Perang yang Tidak Diinginkan. Kongres yang merasa perlu membendung pengaruh komunis di Asia. Pihak militer sendiri sebenarnya enggan berperang di Vietnam.

TEORI EVOLUSI [KEHIDUPAN]

Evolusi suatu spesies menjadi spesies lain berlangsung secara bertahap selama jutaan tahun, dan tentu diantara perubahan bertahap itu terjadi bentuk-bentuk transisi atau bentuk lainnya.

FENOMENA PETIR

Menurut Harun Yahya, petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaan tanah, atau antara dua permukaan tanah –-mencapai tingkat tinggi.

Bunga Mawar

Mawar adalah suatu jenis tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar terdiri dari 100 spesies lebih, kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk.

Ts'ai Lun

Cai Lun (Hanzi: 蔡倫, simplify 蔡伦 , pinyin: Cài Lún, Wade-Giles: Ts’ai Lun) ialah penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup pada zaman Dinasti Han, abad ke-1 - abad ke-2 Masehi.

03 May 2010

Dinasti Romanov (Rusia)



1. Perkenalan Dinasti Romanov
Dinasti Romanov sendiri adalah dinasti kedua dan terakhir di Rusia yang menguasai Muskovia dan kekaisaran romawi selama 5 generasi yang dimulai dari tahun 1613 sampai 1762. Nenek moyang mereka adalah Andrei Kobyla yang merupakan boyar, masyarakat kelas atas Rusia abad pertengahan dan merupakan seorang administrasi negara - dan mengabdi pada Simeon Ivanovich Gordyi (the Pround) - yang merupakan Pangeran Moscow dan Grand Prince of Vladimir. Konon, dia datang ke Rusia pada tahun 1341, dimana ayahnya merupakan pemberontak terkenal. Kalian tahu, arti dari nama Kobylan dalam bahasa Rusia adalah Kuda Betina. Hal ini, membuat asal muasal Kobylan kurang terkenal. Sedangkan keturunan dari Kobylan, Fyodor Koshka adalah boyar di Dmitri Donskoi.

Keturunannya, mengambil nama keluarga Koshkin, kemudian mengubah nama menjadi Zakharin, kemudian terpecah menjadi 2 nama keturunan, yaitu : Zakharin-Yakovlev dan Zakharin-Yuriev. Pada masa kekaisaran Ivan IV, keluarga ini dikenal sebagai keluarga Yakovlev dan cucu dari Roman Zakharin-Yuriev mengubah nama mereka menjadi ROMANOV.

2. Asal Usul Dinasti
Nenek moyang mereka adalah Andrei Kobyla, yang diyakini sebagai seorang boyar dan mengabdi pada Simeon dari Rusia. Generasi-generasi berikutnya kemudian diyakini sebagai leluhur terkemuka. Pertama diyakini bahwa ia datang ke Moscow dari Prusia di tahun 1341, dimana ayahnya menjadi pemberontak terkenal. Di akhir abad ke-17, alur fiktif keturunannya dari Julius Caesar disebarluaskan.

Tampaknya asal mula Kobyla kurang dikenal. Bukan hanya karena nama Kobyla, yang dalam bahasa Rusia berarti kuda betina, tetapi juga keluarganya punya nama lain seperti kuda dan hewan rumah lainnya, sehingga ada yang menduga, mereka keturunan dari keluarga Konyushy.

Salah satu anak Kobyla, Fyodor Koshka, seorang boyar di Dmitri Donskoi, bernama lain Koshka ( kucing ). Keturunannya mengambil nama keluarga Koshkin, kemudian mengubahnya menjadi Zakharin, dimana keluarga ini terpecah jadi dua nama keturunan: Zakharin-Yakovlev dan Zakharin-Yuriev. Selama masa kaisar Ivan IV, keluarga ini terkenal dengan nama Yakovlev (Alexander Herzen adalah yang paling terkemuka), sementara para cucu Roman Zakharin-Yuriev mengubah nama mereka menjadi Romanov.

3. Keluarga Romanov

- Nicholas & Alexandra Romanov
Nicholas dan Alexandra Romanov adalah tsar dan tsarista Rusia terakhir. Kehidupan pribadi mereka memiliki daya tarik sepanjang 10 tahun terakhir ini. Kematian mereka pada tahun 1918 di Ekaterinburg oleh kaum Bolshevik semakin menambah daya tarik kisah mereka yang bukan main itu.

Nicholas dan Alexandra memiliki 5 orang anak yang cantik selama 23 tahun usia pernikahan mereka.

Pada halaman-halaman berikut, anda akan menemukan istilah OS atau NS setelah pencantuman tanggal.

*Old Style (OS) mengacu pada kalender Julian yang digunakan di kekaisaran Rusia. Saat memasuki abad 20, kalender ini mundur 13 hari di belakang kalender Gregorian, yang mengacu pada New Style (NS), dan digunakan di segala tempat lain di dunia. Setelah revolusi, para pemimpin Rusia yang baru mengubah penanggalan mereka menjadi kalender Gregorian.

Anastasia Nicolaievna Romanov adalah putri termuda Nicholas II dan Alexandra Romanov dari Rusia. Ia dilahirkan pada 5 Juni 1901 (menurut kalender Julian*) di istana Peterhof. Piere Gilliard, salah satu tutor Grand Duchess dan Tsarevitch menyebutnya “sangat lucu dan seperti seorang pelawak.” Selama masa kecilnya, Anastasia dianggap yang paling tomboi dari semua Grand Duchess; ia lebih suka memanjat pohon daripada belajar. Anastasia dapat berbicara dalam 3 bahasa. Bahasa Rusia, Perancis, dan Inggris dengan fasih.

Misteri yang mengelilingi nasib Anastasia setelah revolusi Rusia pada tahun 1918 adalah salah satu misteri terbesar selama abad 20. Banyak kisah tentang dirinya dan baru-baru ini the 20th Century Fox Movie membuat film mengenai Anastasia dan menghidupkan kembali misteri ini di abad 21. 

Suatu ketika Anna Anderson muncul dan mengaku sebagai Anastasia, tapi pada kenyataannya ia adalah seorang buruh tani berkebangsaan Polandia. Jika Anastasia yang asli dapat selamat dari eksekusi di ruang bawah tanah, sudah pasti dia tidak mungkin muncul sebagai Anna Anderson.

Anastasia menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat adik laki-lakinya, Alexei yang menderita penyakit hemofilia dan merupakan pewaris tahta Rusia gembira. Sebagai puteri termuda, segala hal yang dapat dikerjakan telah dikerjakan oleh ketiga kakak perempuannya, sehingga Anastasia menjadi ‘bayi’ yang mengerikan dan menggoreskan bagi dirinya sendiri sebuah tempat khusus sebagai badut keluarga.

Beberapa kisah yang menghibur tentang pelariannya yang ajaib karena menggambarkan dirinya yang saat itu di bawah usia 10 tahun, sewaktu keluarganya menghilang. Ia baru saja menginjak usia 17 tahun ketika keluarganya dibunuh oleh kaum Bolshevik.

Meski ayahnya menguasai 1/6 belahan bumi dan merupakan salah satu pria terkaya pada zamannya, Anastasia dan kakak-kakak perempuannya tidak pernah memiliki kamar tidur sendiri. Keempat Grand Duchess itu berbagi sebuah kamar yang luas dan berangin. Mereka semua tidur di tempat tidur yang tergantung seperti milik tentara, sehingga mudah dipindahkan saat keluarganya bepergian. Tapi pada kenyataannya, gadis-gadis itu juga tidur di atas ranjang yang sama di pengasingan di Siberia setelah Nicholas II turun takhta.

Anastasia dan kakak-kakak perempuannya sangat disukai oleh semua orang. Mereka lebih suka tidak dipanggil dengan gelar formal mereka dan menjadi malu ketika gelar itu dipakai. Gadis-gadis itu juga sangat akrab dengan seluruh anggota keluarga kerajaan.

Mereka memiliki hubungan yang sangat terbatas dengan anak-anak seusia mereka, dan oleh karena itu mereka menjadi yang paling hijau untuk orang-orang seusia mereka. Meski Anastasia tidak memiliki kekasih, ia menghabiskan waktunya bersama kakak-kakak perempuannya dengan “menggoda” para pelaut yang dipekerjakan di yacht pribadi keluarga mereka, Standart.

- Apalah arti sebuah nama

Anastasia dan kakak-kakak perempuannya tidak menyandang julukan Putri. Mereka lebih mengacu pada Grand Duchess yang dianggap lebih tinggi dari “Putri” Eropa. Salah satu dari Grand Duchess terakhir yang selamat dari revolusi adalah bibi kesayangan Anastasia, Olga Alexandrovna yang tinggal di Kanada, di atas tempat pangkas rambut. Para tetangganya terkejut ketika Ratu Elizabeth II dari Inggris mengundang wanita tua yang baik hati itu untuk minum teh bersama sang ratu selama perjalanan Ratu Elizabeth II pada tahun 1959.

- TSAREVICH ALEXEI NICOLAIEVICH

Alexei, pewaris tahta Rusia yang lama ditunggu, dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1904 (penanggalan NS) di Peterhorf. Kelahirannya membawa kebahagiaan yang sangat besar bagi Nicholas dan Alexandra. Kekaisaran bergembira dengan menembakkan 301 meriam untuk menyambut kelahiran pewaris tahta. Matanya yang biru jernih dan rambut keritingnya yang indah menjadikannya sebagai seorang anak yang luar biasa tampan. Sayangnya anak ini mewarisi penyakit hemofilia dari ibunya. Penyakit yang menimbulkan bengkak dan memar yang berbahaya, atau mematikan. Ia memiliki pengawal pribadi yang menemaninya setiap saat untuk mencegah kecelakaan dari hal-hal yang membahayakan hidupnya yang berharga.

Alexei bukan anak yang manja. Ia anak yang baik dan mempesonakan setiap orang yang bertemu dengannya.

Meskipun ia menderita penyakit yang mematikan, Alexei hidup dengan melewati masa kecil yang dianggap sebagai saat yang paling berbahaya dalam kehidupan seorang penderita hemofilia. Ia mengalami penderitaan yang amat sangat bagi seorang anak yang usianya begitu muda. Pendarahan dalam (internal bleeding) amat menyakitkan, hal itu terjadi saat adanya pembekuan darah di bawah kulit. Alexei tidak diberi pengobatan untuk meredakan sakitnya karena takut ia menjadi kecanduan. Dalam pendarahan yang benar-benar mengerikan itu, ia berkata pada ibunya bahwa ia siap menyambut ajalnya. Anehnya, pendarahan Alexei berhenti beberapa waktu (di depan keluarga kekaisaran), berkat doa seorang dukun bernama Rasputin setelah banyak dokter gagal meningkatkan kesehatan anak laki-laki itu

Tubuh Alexei tidak ditemukan dalam kuburan masal yang ditemukan pada awal tahun 1990. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ia selamat dari pembantaian di bawah tanah pada malam di bulan Juli tahun 1918 itu. Namun hal itu tidak mungkin mengingat penyakit hemofilianya. Alexei yang tubuhnya mengalami pendarahan tidak akan selamat dari hujan peluru yang ditembakkan. Yang lebih mungkin, para pembunuh itu menyembunyikan kejahatan mereka, dengan menguburkan mayatnya terpisah dari yang lain.

- TSAR NICHOLAS II

Nicholas Alexandrovich Romanov dilahirkan pada 18 Mei 1868 (penanggalan NS), merupakan anak dari Tsar Alexander III dan Tsarista Marie Fedorovna dari Rusia. Nicholas II menjadi kaisar dan memiliki kekuasaan tungal atas seluruh Rusia sebagai Tsar Moscow, Kiev, Vladimir, Novgorod, Kazan, Astrakhan, Polandia, Siberia, Tauric Chersonese, Georgia, Lord Pskov, Grand Duke Smolensk, Lithuania, Volhynia, Podolia, dan Finlandia, Pangeran Estonia, Livonia, Courland dan Semigalia, Samogotia, Bialostock, Karelia, Tver, Yougouria, Perm, Viatka, Bulgaria, dan negara-negara lain; Lord dan Grand Duke Novgorod, Tchernigov, Riazan, Polotsk, Rostov, Yaroslav, Belozero, Oudoria, Obdoria, Condia, Vitebsk, Mstislav, dan seluruh daerah di utara, Lord dan negara-negara berdaulat Iveria, Kartalinia, Kabardinia, dan propinsi-propinsi Armenia, Pangeran Kiroasia yang berdaulat dan Putra Gunung, Lord Turkestan, ahli waris Norwegia, Duke Schlewig Holstein, Storman, Ditmars, dan Oldenbourg pada 1 November 1894 (kalender NS) pada usia 26 tahun, menggantikan ayahnya yang mangkat, Tsar Alexander III. Ia tidak dimahkotai sebagai Tsar di Moskow hingga bulan Mei 1896, setelah 12 bulan masa berkabung.

Sebelum Alexander III wafat, ia memberi izin atas pernikahan pewaris tahta kepada pilihan Nicholas sendiri, Putri Alix dari Hesse. Tidak seperti kebanyakan pasangan kerajaan, Nicholas dan Alexandra benar-benar jatuh cinta, yang menimbulkan kesedihan yang besar bagi ayahnya, Alexander III dan ibunya, Tsarista Marie, yang lebih suka pasangan yang lebih politis untuk masa depan Rusia daripada Putri Jerman yang tidak populer.

Nicholas adalah anak yang patuh, namun ia tidak menghendaki siapapun selain Alix dari Hesse-Darmstadt dan menolak calon-calon mempelai perempuan yang disarankan orang tuanya. Nicholas menulis ratusan surat cinta yang bergairah untuk Allix selama pertunangan mereka dan lebih banyak lagi setelah mereka menikah. Dalam suratnya ia menyebut dirinya sendiri sebagai “lembu tua.”

Nicholas memiliki hubungan yang akrab dengan adik laki-lakinya Georgy, yang dipindahkan ke tempat yang lebih hangat dan beriklim kering karena tuberkulosis. Nicholas sangat merindukan adiknya dan sering menyuratinya. Surat-surat Nicholas lucu, hangat, dan ceria – pernah sekali ia menyebut Ratu Victoria, “perempuan bengkak.” Nicholas hancur setelah kematian Georgy yang terlalu cepat pada tahun 1899.

Keduanya, Nicholas dan Alexandra menjadi sangat terbiasa dengan kematian, yang membuat mereka menyadari kehilangan putra mereka begitu nyata. Mereka berdua saling menguatkan, “Kehendak Tuhan pasti terjadi” dan terus berdoa demi kesembuhan putra mereka dan bagi Rusia.

Nicholas mirip seperti sepupu pertamanya (dari saudara perempuan ibunya), Raja George V dari Inggris. Nicholas berperawakan pendek dan disukai oleh orang-orang yang mengenalnya secara pribadi. Ia sangat cemerlang dan dapat mengerti konsep-konsep dengan cepat, meskipun ada beberapa yang dikutip dari buku-buku sejarah tentang Perang Dunia I. Ia seorang yang sangat sopan dan tidak menyukai konfrontasi.

Nicholas merasa adalah tugasnya untuk memerintah Rusia sebaik mungkin. Ini berarti bahwa ia akan membuat keputusan-keputusan untuk negerinya dengan masukan dalam bentuk laporan singkat dari para menteri yang melayaninya. Ia tidak akan menemui mereka sekaligus pada saat yang sama, yang dapat meningkatkan komunikasi kaisar dan yang lainnya, namun hanya berdasar pada individual. Hal ini sangat menghambat efektifitas. Ia memiliki ingatan yang sempurna dan sebuah pemikiran besar yang mendetail. Kantornya sangat rapi dan ia tidak suka jika ada orang menyentuh kertas-kertasnya. Sehingga Nicholas tidak memiliki seorang sekretaris untuk membantunya dengan kertas kerja yang bobotnya luar biasa yang berdatangan di seberang mejanya setiap hari.

Karena ketidaksukaannya dan untuk menghidari konflik, ia biasanya setuju dengan menteri terakhir yang berbicara dengannya, dan akan melakukan apa yang disukainya sesudahnya. Ini membuatnya kelihatan tidak memiliki ketegasan. Anggota istana Nicholas II mendapati dia gusar karena keragu-raguan dan kepasifannya yang sama porsinya.

Banyak orang di luar lingkaran keluarga dekat tidak menyadari penyakit putranya dan oleh karena itu tidak memahami alasan-alasan Nicholas atas keputusan-keputusan yang dibuatnya. Contoh yang paling besar ialah Rasputin yang bau, tidak terawat, petani alkoholik yang suka memaki dengan kasar. Tapi malah Rasputin yang memiliki akses lebih ke istana daripada orang lain. Padahal aggota keluarga raja yang sopan saja tidak dapat bertemu dengan kaisar atau permaisuri.

Persekutuan pasangan istana ini bahkan mendapat dukungan pengadilan yang sangat mereka butuhkan selama masa Revolusi. (Rasputin telah mencengangkan para ahli selama hampir 100 tahun dengan kemampuan menyembuhkannya yang ajaib). Nicholas merasa bahwa Rasputin adalah orang yang diutus Tuhan untuk memerintah Rusia dan mengambil alih tugasnya yang sangat serius. Nicholas yakin bahwa ia tak perlu menjelaskan dirinya pada SIAPAPUN di dunia, dan bahwa ia harus menjawab hanya kepada Tuhan saja. Seperti istri dan anak-anaknya, ia juga sangat percaya pada hal-hal spiritual.

Dikatakan bahwa Nicholas tidak pernah tampak lebih santai daripada ketika ia turun tahta. Ia dapat melakukan hal-hal yang disukainya, berjalan-jalan di luar istana dan menghabiskan hari-harinya bersama keluarga yang dicintainya. Dua kegiatan yang sangat terbatas untuk bisa dilakukannya sebagai seorang kaisar.

Nicholas percaya bahwa segala hal yang terjadi pada dirinya merupakan kehendak Tuhan, oleh karena itu ia tidak pernah mencoba untuk mengubah apa yang ia anggap sebagai takdirnya. Ia dilahirkan pada perayaan Santo Ayub (jika anda mengetahui Alkitab, anda tentu tahu bahwa Ayub merupakan anak Allah yang setia yang oleh Iblis dicobai dalam penderitaan untuk membuat Ayub mengutuk Tuhan atas keadaannya. Namun, Ayub tidak pernah melakukannya, demikain juga Nicholas). Nicholas percaya bahwa ia memang ditakdirkan untuk menderita. Saat ini, Nicholas II, Alexandra, dan semua anak-anaknya ditetapkan sebagai martir dalam Gereja Ortodok Rusia atas ketaatan dan gaya hidup mereka dalam pengabdiannya kepada Kristus Tuhan yang harus dicontoh.

- GRAND DUCHESS MARIE NICOLAIEVNA
Marie, sering dianggap sebagai gadis tercantik, merupakan anak ke-3 Nicholas dan Alexandra. Ia dilahirkan pada tanggal 14 Juni 1899 (OS) di Peterhorf. Ia dilahirkan hanya dua minggu sebelum pamannya, Grand Duke Georgy Alexandrovich (yang menjadi pewaris tahta karena Nicholas dan Alexandra tidak memiliki putra) yang mati muda karena tuberkulosis. Georgy, sebagai tumpuan keluarga dan seluruh Rusia, berharap Marie adalah seorang anak laki-laki dan menjadi pewaris tahta yang baru. Kesehatan Georgy menjauhkannya dari keluarga selama 8 tahun dan ia sangat menyesal karena tidak sempat mengenal 3 keponakannya. Marie bertubuh gempal, berambut coklat muda dan tebal, bermata biru tua yang oleh keluarganya disebut sebagai “cawan Marie.” Kakak-kakak perempuannya kerap menggodanya karena kemontokannya dan memanggilnya bow-wow. Marie suka membayangkan mengenai pernikahannya dan anak-anak yang akan dimilikinya. Ia seorang yang ramah dan diam-diam suka bermain dengan para pelaut dari Yacht mereka, Standart. Ia baru saja menginjak usia 19 tahun ketika ia dibunuh oleh kaum Bolshevik.

- GRAND DUCHESS OLGA NICOLAIEVNA
Olga, anak tertua dari lima bersaudara, dilahirkan pada tanggal 3 November 1895 (OS) di Tsarskoe Selo. Orang tuanya sedikitpun tidak kecewa karena ia terlahir sebagai anak perempuan. Mereka masih muda dan memiliki banyak waktu untuk memiliki anak laki-laki. Saat lahir, Olga bertubuh besar, beratnya mencapai 10 pound (1 pound=0.454 kg). Ratu Victoria mengatakan bahwa Olga akan menjadi yang paling cantik, dengan kepala yang sangat besar.

Seiring pertumbuhannya, Olga menunjukkan dirinya sebagai seorang yang sensitif, spiritual, dan sangat serius untuk seorang anak kecil. Guru bahasa Perancisnya, Pierre Gilliard, menggambarkan dirinya “sangat cantik dan bercahaya, matanya yang biru keabu-abuan memancarkan kenakalan dan hidung yang agak pesek.” Olga yang sangat baik dan rendah hati, menggunakan sedikit uangnya dan menyumbangkannya untuk amal dengan tidak menyebutkan nama. Ia adalah yang paling serius dari keempat anak perempuan itu dan menghabiskan banyak waktu dengan membaca novel seperti (ironisnya) Les Miserables karangan Victor Hugo, bersama ibu dan adik peremuannya, Tatiana, melayani sebagai perawat selama Perang Dunia I. Olga merupakan satu-satunya Grand Duchess yang terekam dalam kanvas minyak, sedang menari di Imperial Ball sebelum pembunuhannya yang brutal di Ekaterinburg. Pada 1914, ia dan keluarganya melakukan kunjungan formal ke Rumania dan menemui Putra Mahkota, Pangeran Carol. Ia curiga bahwa ini adalah kunjungan untuk mencarikannya jodoh. Ia berkata pada gurunya, Gilliard, “Aku tidak ingin meninggalkan Rusia. Aku adalah seorang Rusia dan aku bermaksud untuk tetap menjadi seorang Rusia.” Bagaimanapun, dengan pecahnya Perang Dunia I, orang tuanya tidak pernah lagi mencarikannya jodoh yang sesuai untuknya. Bahkan tidak pernah menyebut-nyebut perjodohannya dengan Edward, Pangeran Wales, yang akhirnya melepaskan takhtanya pada tahun 1930 setelah menikahi seorang janda cerai berkebangsaan Amerika. Nicholas dan Alexandra luar biasa sensitif terhadap perasaan putri mereka mengenai pernikahan dan tidak akan memaksa putri-putri mereka ke dalam pernikahan yang tidak mereka inginkan.

- EMPRESS ALEXANDRA FEDOROVNA ROMANOV
Tsarista Alexandra Fedorovna dilahirkan dengan nama Alix Victoria Helena Louise Beatrice, Putri Hesse-Darmstadt pada tanggal 6 Juni 1872.

Ia merupakan cucu kesayangan Ratu Victoria dari Inggris. Ia pertama kali bertemu dengan Tsarevitch Nicholas muda yang tampan ketika ia berumur 11 tahun pada perayaan pernikahan kakak perempuannya, Ella dengan paman Nicholas, Sergei. Mereka bertemu kembali ketika ia berumur 17 tahun dan Nicholas berumur 21 tahun, usia yang memang sewajarnya bagi orang di usia itu untuk memikirkan tentang cinta. Tsar Alexander III dan istrinya Empress Marie Fedorovna menentang perjodohannya dengan gadis pemalu dan tidak populer itu meskipun ia adalah putri baptis mereka.

Tanpa takut, Nicholas mendekati Alix saat pernikahan kakak laki-laki Alix, Ernest dan sepupunya, Victoria Melita di Coburg Jerman pada April 1894. Tak perlu ditanya lagi, keduanya saling jatuh cinta, namun Alix merasa berat untuk mengganti agamanya dari Lutheran ke Ortodok Rusia (Undang-Undang Rusia menegaskan bahwa seorang Kaisar harus menikah dengan wanita yang sederajat dan ia harus seorang Ortodok Rusia pada saat menikah).

Ia telah menolak Nicholas selama bertahun-tahun, dan dengan bersimbah air mata. Setiap orang yang hadir dalam pesta pernikahan itu menyadari hasrat Nicholas terhadap Alix untuk menjadikannya sebagai mempelai perempuannya dan sangat menganjurkan Alix untuk mendapat ijin. Ella, kakak tertua Alix yang telah mengubah agamanya dan pindah ke Rusia, menjadi pendukung kuat Nicholas sebagai sepupu Kaisar Wilhelm dari Jerman. Ia penghubung yang tepat bagi Jerman dan Rusia untuk aliansi yang kuat di antara kedua negara tersebut.

Sehari setelah pernikahan dan tiga hari setelah Nicholas memohon selama 2 jam, Alix dengan gembira menyetujui setelah Nicholas memohon lagi! Mungkin hal itu merupakan romantika di pesta pernikahan, atau ketakutannya bahwa cinta sejatinya akan kembali ke Rusia tanpa pernah bertanya lagi, tahun-tahun penolakan Alix untuk mempertimbangkan menjadi ortodok Rusia hancur luluh pada malam itu. Setelah ia menerima proposal dari cabang keluarganya di Eropa, yang menunggu pertunangan ini dengan harap-harap cemas, bergembira. Bahkan Ratu Victoria, yang sebenarnya lebih suka Alix bersama dengan Prince of Wales dari Inggris, mengirimkannya penjaga yang berjaga di bawah jendela Nicholas keesokan paginya untuk menghormati pertunangan itu.

Meskipun sangat mencintai, namun Alix ingin mempelajari bahasa Rusia dulu sebelum pernikahan sehingga ia dapat memahami upacaranya. Dengan enggan mereka berpisah, namun, Alix merasa senang karena akan pergi ke Inggris bersama neneknya dan ke Rusia bersama Nicholas. Mereka bersama lagi pada bulan Juni di Inggris. Nicholas membawa serta Yanyshev, pendeta ortodoks untuk membimbingnya dalam konversinya ke agama Rusia Ortodoks. Nicholas tinggal di Inggris selama lebih dari sebulan. Lagi-lagi ia merasa enggan kembali ke Rusia. Mereka tidak akan saling bertemu lagi sampai bulan Oktober 1894. Namun, segalanya menjadi suram karena penyakit Tsar Alexander III memburuk dan tepat 10 hari setelah kedatangan Alix di Rusia, Tsar Alexander III meninggal. Kurang dari tiga minggu kemudian dan setelah ratusan surat cinta, Nicholas II dan Alix yang sekarang menjadi Alexandra Fedorovna melangsungkan pernikahan pada tanggal 15 November 1894 (OS).

Alexandra ingat akan pernikahannya yang merupakan kelanjutan dari upacara pemakaman, kecuali itu ia mengenakan pakaian putih seharian itu. Cinta mereka telah membawa mereka melewati berbagai kesulitan, khususnya kelahiran 4 putrinya yang tidak memenuhi syarat untuk mewarisi takhta. Tidak adanya anak laki-laki yang merupakan pewaris takhta mungkin telah memicu stres yang dihadapi Alexandra pada tahun 1902 ketika ia mengalami kehamilan siluman yang oleh dokter dianggap sebagai anemia. (Paul I merasa sangat jijik pada ibunya, Catherine the Great, sehingga ia menyingkirkan para wanita dari garis pewaris takhta pada akhir tahun 1700an dan awal 1800an).

Setelah 4 putri yang cantik, Alexandra melahirkan seorang putra pada tanggal 30 Juli 1904 (OS). Melalui kakek dari ayahnya, Alexander III, Nicholas II menjadikan Alexei pewaris satu-satunya dan yang paling berpengaruh dalam kekaisaran di dunia. Melalui nenek buyut dari pihak ibunya, Ratu Victoria, Alexandra mewarisi Alexei penyakit hemofilia. Kegembiraan di istana dihancurkan ketika seminggu setelah kelahirannya, bayi itu mengalami pendarahan yang hebat dari pusarnya. Alexandra merasa hancur. Ia telah kehilangan abangnya karena hemofilia yang saat itu masih anak-anak dan baru saja bisa berjalan, ketika itu Alexandra masih sangat kecil, setelah itu tak lama kemudian ia kehilangan adik perempuannya, May dan ibunya karena penyakit difteri ketika ia masih berumur 6 tahun. Ayahnya tidak bertahan hidup untuk menyaksikan pertunangannya dan sekarang ia dihantui ketakutan akan mengalami lagi hal yang sama, kehilangan anak laki-laki yang telah lama ditunggu kehadirannya dan yang telah membawa kegembiraan.

Dikritik oleh seisi istana Rusia dalam waktu yang sangat lama karena tidak dapat melahirkan seorang anak laki-laki pewaris takhta, ia sekarang ‘disalahkan karena membuatnya ‘cacat’. Penyakit yang masih merupakan rahasia. Banyak dokter telah dipanggil untuk mencari obatnya, tapi hingga hari ini, 100 tahun kemudian, obatnya masih belum ditemukan.

Alexandra adalah seorang wanita yang penuh gairah, buku hariannya yang dipublikasikan adalah saksinya. Ia menggunakan kata-kata yang berbunga-bunga untuk menggambarkan emosinya, orang, dan bahkan cuaca. Gairah ini berubah menjadi obsesi ketika sudah menyangkut Alexei. Ketika dokter tidak dapat menolong, ia berpaling ke seorang dukun mistis bernama Rasputin, yang memiliki reputasi sebagai seseorang yang bisa menyembuhkan. Rasputin, dengan mata yang menghipnotis, akan berdoa di kaki tempat tidur anak laki-laki itu. Ajaib, Alexei rupanya sembuh, dokter-dokternya sangat tidak percaya. Dengan begitu, Alexandra merasa Rasputin adalah kunci atas kesehatan anak laki-laki kesayangannya dan kemudian kunci masa depan dinasti Romanov dan Rusia sendiri.

Karena kondisi Alexei masih merupakan rahasia, orang-orang Rusia yang tidak tahu mengapa seorang yang nafsu berahinya besar, pecandu alkohol yang kata-katanya kasar (yang membusukkan nama permaisuri sendiri di depan publik) diizinkan menjadi sangat dekat dengan kaisar dan permaisurinya. Ini menambah kebencian atas wanita yang disalahpahami, dituduh telah mengkhianati Rusia dan kaisar.

- GRAND DUCHESS TATIANA NICOLAIEVA
Tatiana,yang dianggap sebagai Grand Duchess paling elegan dari yang terelegan, adalah anak ke-2 Nicholas dan Alexandra. Ada yang mengatakan mengenai Tatiana, bahwa jika anda sedang berbicara dengannya, anda akan menyadari bahwa anda sedang berhadapan dengan seorang putri kaisar. Ia dilahirkan pada tanggal 29 Mei 1897 (OS) di Tsarskoe Selo dan merupakan yang paling tinggi dari ke-4 bersaudara itu. Ia merupakan “induk semang” bagi adik-adiknya, tugas yang tampaknya diabaikan oleh kakak perempuannya, Olga. Ia mengabdi sebagai seorang perawat selama Perang Dunia I bersama ibunya dan Olga.

Ia baru berusia 21 tahun ketika dibunuh oleh kaum Bolshevik pada tahun 1918.

Tatiana memiliki seekor anjing kecil bernama Ortino, yang menjadi subyek bagi beberapa “kreasi” Faber.

4. Kekuasaan Dinasti
Nama keluarga ini menjadi terkenal ketika putri Roman, Anastasia Zakharyina menikah dengan Ivan IV Vasilyevich yang terkenal dengan nama Ivan yang ganas, Februari 1547 dan dia merupakan Tsar pertama Rusia. Karena suami dari Anastasia menjadi Tsar pertama di Rusia maka dia dianugrahi gelar pertama kali sebagai Tsaritsa. Kematian Anastasia yang misterius dan tiba-tiba pada tahun 1560, membuat Ivan mencurigai kaum boyar telah meracuni Anastasia sehingga dimulai program Oprichnina - kebijakan kekuasaan domestik politik, represi massa, eksekusi publik, dan penyitaan tanah dari bangsawan Rusia - yang merupakan masa terror bagi para kaum boyer. Ivan, yang juga merupakan nama dari anak Anastasia tewas dalam perkelahian sehingga anak termuda, Fyodor mewarisi kekuasaan Ivan IV pada tahun 1584.

Kekuasaan Fyodor, pemerintahan Rusia ditentang oleh saudara iparnya yang bernama Boris Gudonov dan sepupu lainnya. Setelah kematian Fyodor dinasti dari Moskow yang telah berusia 700 tahun pun berakhir. Pada saat itu Gudonov menjadi Tsar berikutnya, dan dendam Gudonov memaksa keluarga Romanov untuk diasingkan ke wilayah terpencil di Utara Rusia dan wilayah Ural, banyak dari keluarga Romanov tewas dalam tahanan maupun kelaparan. Pimpinan keluarga Romanov, Feodor Nikitich diasingkan ke Biara Antoniev Siysky dan dipaksa untuk bersumpah menjadi biarawan dengan nama Patriarki Filaret

Keluarga Romanov kembali dengan kejatuhan dinasti Godunov di tahun 1606. Filaret Romanov yang merupakan pimpinan pihak yang anti Godunov dan sepupu dari tsar terakhir yang sah, dihormati oleh beberapa pihak yang mencoba mengklaim warisan dan tahta Rurikid selama Periode Kekacauan. Kaisar Dmitriy I mengangkatnya sebagai seorang uskup dan Dmitriy II menunjuknya sebagai patriarch - kepala keluarga. Setelah pengusiran orang-orang Polandia dari Moskow di tahun 1612, majelis agung Rusia menawarkan tahta Rusia kepada beberapa pangeran dinasti Rurik dan Gediminid, namun ditolak.

Mikhail I , yang merupakan anak dari Filaret yang berusia 17 tahun, pada saat itu tinggal di biara Ipatiev dibujuk oleh ibunya, Kseniya Ivanovna Shestova untuk menerima tahta itu. Mikhail merasa bahwa tahta ini sangatlah tidak aman dan mencoba menjalin erat hubungan dengan para tsar terakhir dinasti Rurikid dan mencari nasihat dari majelis agung dalam masalah penting. Strategi ini terbukti ampuh. Para raja awal dinasti Romanov umumnya dicintai oleh rakyat dan juga saudara ipar bekas kaisar Ivan serta para martir Godunov.

Masa kritis kerajaan Romanov terjadi di bawah pimpinan Aleksei, yang merupakan keturunan dari Mikhail I. Setelah kematiannya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anaknya dari istri pertama da kedua.
Daftar anak Aleksei :
Feodor III (dari Istri pertama)
Sofia Alexeevna (dari Istri pertama)
Ivan V (dari Istri pertama)
Nataliya Kyrillovna Naryshkina (dari Istri kedua) - calon kaisar Peter Yang Agung
Kerusuhan dinasti berikutnya terjadi setelah kematian Peter, yang membuat anak satu-satunya Alexei terbunuh dan tidak menunjuk pengganti pewaris tahta. Garis keturunan lelaki Romanov sebetulnya berakhir bersamaan dengan kematian Peter II di hari pernikahannya. Anak perempuan terakhir keluarga Romanov adalah bibi Peter II, Anna Ioannovna (1693-1740) dan Yelizaveta Petrovna (1709-1762).

Karena Anna dan Elizabeth tidak punya keturunan lelaki, suksesi kerajaan dapat beralih kepada keponakan Anna dari Brunswick-Lüneburg (Ivan VI ) atau kepada keponakan Elizabeth (Pyotr III ), dari Holstein, yang juga dianggap pewaris tahta Swedia dan Holstein. Elizabeth sebenarnya mendukung keponakannya, meskipun ia impoten dan berkarakter buruk. Dengan diangkatnya Peter III di tahun 1762 era baru dinasti Holstein-Gottorp, atau Oldenburg-Romanov, dimulai.

5. Dinasti Holstein-Gottorp, atau Oldenburg-Romanov
Dinasti Holstein-Gottorp tetap memakai nama keluarga Romanov dan menegaskan garis keturunan pria mereka dari Peter I. Pavel I sangat bangga menjadi cicit dari bangsawan terkemuka Rusia, meskipun ibunya yang keturunan Jerman - Katarina II, menyatakan dalam memoirnya bahwa ayah asli Paul adalah pacar gelapnya, Serge Saltykov. Karena takut dengan perebutan tahta, Pavel membuat aturan hukum, salah satu yang terketat di Eropa., yaitu :
Pasangan raja/ratu dinasti Rusia harus berasal dari bibit yang sama, yaitu berasal dari salah satu kerajaan di Eropa dan beragama Kristen Ortodoks Timur. Kalau tidak, anak-anak mereka kehilangan hak atas tahta.

Pavel I terbunuh di istananya di Saint Petersburg. Aleksandr I menggantikannya dan kemudian wafat tanpa memiliki keturunan pria. Nikolai I salah satu saudara dari Aleksandr I, diangkat sebagai raja. Masa pemerintahannya ditandai dengan perhatian besar pada kekuatan angkatan perang. Namun, Rusia kalah dalam Perang Krim, meskipun mempunyai beberapa laksamana yang brilian, termasuk Pavel Nakhimov. Nicholas I memiliki 4 anak pria, yang dianggap akan mampu menghadapi tantangan untuk menguasai Rusia. Nicholas I menyiapkan bekal pendidikan terbaik buat putra-putranya, termasuk pendidikan militer.

Aleksandr II menjadi kaisar berikutnya. Aleksandr orang yang terdidik dan cerdas, yang melestarikan tugasnya untuk menjaga perdamaian di Eropa dan Rusia. Ia yakin bahwa :

Negeri yang punya angkatan perang kuat lah yang akan dapat menjaga perdamaian.

Maria Alexandrovna, yang merupakan istri dari Aleksandr II mempunyai masalah dengan paru-parunya yang mengawali kematiannya dan membuyarkan ikatan keluarga. Pada tanggal 13 Maret 1881, Aleksandr terbunuh setelah kembali dari parade militer. Kereta kudanya dipasang bom buatan tangan. Kaisar meninggal setelah bom kedua meledak. Pembunuhnya, Ignacy Hryniewiecki terluka parah.

Aleksandr II digantikan oleh anaknya, Aleksandr III. Bertubuh besar dan terkadang bodoh, dengan stamina tangguh dan perilaku buruk, takut akan mengalami nasib seperti ayahnya dan mempertegas aturan otoriter di Rusia. Banyak hal reformis di masa Aleksandr II ditarik kembali. Aleksandr, setelah kematian kakaknya, bukan hanya mewarisi tahta tetapi juga istri, Putri Dagmar dari Denmark (Maria Fyodorovna). Meskipun kontras dalam hal penampilan, pasangan ini sangat terkenal dan memiliki 5 anak.

Putra tertua, Nikolai menjadi Tsar setelah ayahnya wafat tiba-tiba karena penyakit ginjal di uisa 49. Tidak siap untuk menjadi raja, Nicholas berkata :

"Saya belum siap jadi raja. Saya tidak menginginkannya. Saya bukan Tsar."

Meskipun cerdas dan berhati mulia, karena kurang persiapan untuk berkuasa, ia melanjutkan kebijakan ayahnya yang kejam. Istrinya, seorang putri kerajaan yang rapuh dan emosional menjadi beban. Sementara Tsar disibukkan dengan Perang Dunia I, istri tsar memengaruhi pengadilan dan pemerintahan.

Kejatuhan Dinasti.

Ketika keluarga Romanov merayakan ulang tahun kekuasannya, di tahun 1913, upacara ditandai dengan beberapa pertanda aneh. Grigori Rasputin menyatakan kekuasaan Romanovs tak akan bertahan satu tahun setelah kematiannya. Rasputin dibunuh oleh salah satu bangsawan Romanov beberapa bulan sebelum Revolusi Bolshevik Februari 1917, yang memakzulkan Nicholas II.

Penguasa Bolshevik membantai seluruh keluarga Romanov di gudang penyimpanan anggur di Gedung Ipatiev, Yekaterinburg, Rusia, pada tanggal 17 Juli 1918 ( meskipun beberapa buku menduga hanya Nikolai yang ditembak ). Ironisnya Gedung Ipatiev memiliki nama sama dengan biara Ipatiev di Kostroma, dimana Mikhail Romanov ditawarkan tahta Rusia di tahun 1613. tempat dimana gedung Ipatiev berdiri dinamai ulang sebagai " Gereja di atas Darah ". Setelah bertahun-tahun penuh kontroversi, Nikolai II dan keluarganya dinyatakan sebagai "orang suci" oleh Gereja Ortodoks Rusia di tahun 2000.

6. Menuju Kekuasaan
Nasib keluarga ini membubung ketika putri Roman, Anastasia Zakharyina, menikahi Ivan IV yang Ganas di bulan Februari 1547. Saat suaminya meraih posisi tsar, Anastasia dianugerahi gelar yang pertama kali dibuat: tsaritsa. Pernikahan mereka berjalan sangat baik, namun kematian Anastasia yang misterius dan tiba-tiba di tahun 1560, mengubah karakter Ivan. Curiga dengan kaum boyar yang diduga meracuni istrinya, tsar mulai program Oprichnina alias masa penuh teror terhadap mereka. Salah satu anaknya dari Anastasia, yang juga bernama Ivan, terbunuh dalam satu perkelahian. Anak Ivan yang muda Fyodor, seorang pangeran yang saleh dan lemah, mewarisi tahta setelah kematian ayahnya.

Selama masa kekuasaan Fyodor, pemerintahan Rusia ditentang oleh saudara iparnya, Boris Godunov dan sepupu-sepupu Romanov-nya yang lain. Setelah kematian Fyodor, dinasti dari Moskow yang berusia 700 tahun, berakhir. Setelah perjuangan panjang, pihak Boris Godunov mengalahkan keluarga Romanov dan menjadikannya sebagai tsar baru. Dendam Godunov terhadap keluarga Romanov sangat gila: seluruh keluarga dibuang ke wilayah terpencil di Utara Rusia dan wilayah Ural, dimana sebagaian besar drai mereka akhirnya meninggal kelaparan atau dalam tahanan. Pimpinan keluarga Romanov, Feodor Nikitich, diasingkan ke Biara Antoniev Siysky dan dipaksa untuk bersumpah-biarawan dengan nama Patriarki Filaret.

Nasib keluarga Romanov kembali berubah secara drastis bersama dengan kejatuhan dinasti Godunov di tahun 1606. Sebagai pimpinan pihak yang anti Godunov dan sepupu dari tsar terakhir yang sah, Filaret Romanov dihormati oleh beberapa pihak yang mencoba mengklaim warisan dan tahta Rurikid selama Periode Kekacauan. Kaisar Dmitriy I mengangkatnya sebagai seorang uskup dan Dmitriy II menunjuknya sebagai patriarch. Setelah pengusiran orang-orang Polandia dari Moskow di tahun 1612, majelis agung Rusia menawarkan tahta Rusia kepada beberapa pangeran dinasti Rurik dan Gediminid, namun semua menolaknya.

Menyusul tawaran tahta Rusia, anak Filaret yang berusia 17 tahun, Mikhail I , saat itu tinggal di biara Ipatiev, akhirnya dibujuk oleh ibunya, Kseniya Ivanovna Shestova, untuk menerima tahta itu. Mikhail merasa bahwa tahta ini sangatlah tidak aman dan mencoba menjalin erat hubungan dengan para tsar terakhir dinasti Rurikid dan mencari nasihat dari majelis agung dalam masalah penting. Strategi ini terbukti ampuh. Para raja awal dinasti Romanov umumnya dicintai oleh rakyat dan juga saudara ipar bekas kaisar Ivan serta para martir Godunov.

7. Masa-Masa Krisis
Mikhail digantikan oleh anaknya, Aleksei, yang mengarahkan negerinya ke dalam berbagai musibah. Setelah kematiannya, terjadi perebutan diansti, antara anak-anaknya dari istri pertama ( Feodor III, Sofia Alexeevna dan Ivan V ) dan anak dari istri ke dua ( Nataliya Kyrillovna Naryshkina), calon kaisar Peter Yang Agung. Pergulatan dinasti berikut setelah kematian Peter, yang membuat anak satu-satunya, Alexei terbunuh dan tidak menunjuk pengganti pewari tahta. Garis keturunan lelaki Romanov sebetulnya berakhir bersamaan dengan kematian Peter II di hari pernikahannya. Anak perempuan terakhir keluarga Romanov adalah bibi Peter II, Anna Ioannovna (1693-1740) dan Yelizaveta Petrovna (1709-1762).

Karena Anna dan Elizabeth tidak punya keturunan lelaki, suksesi kerajaan dapat beralih kepada keponakan Anna dari Brunswick-Lüneburg,(Ivan VI ) atau kepada keponakan Elizabeth (Pyotr
III ), dari Holstein, yang juga dianggap pewaris tahta Swedia dan Holstein. Elizabeth sebenarnya mendukung keponakannya, meskipun ia impoten dan berkarakter buruk. Dengan diangkatnya Peter III di tahun 1762 era baru dinasti Holstein-Gottorp, atau Oldenburg-Romanov, dimulai.

8. Kejatuhan Dinasti
Ketika keluarga Romanov merayakan ulang tahun kekuasannya, di tahun 1913, upacara ditandai dengan beberapa pertanda aneh. Grigori Rasputin menyatakan kekuasaan Romanovs tak akan bertahan satu tahun setelah kematiannya. Rasputin dibunuh oleh salah satu bangsawan Romanov beberapa bulan sebelum Revolusi Bolshevik - atau di dalam bahasa Indonesia disebut dengan Revolusi Oktober yang dimana Revolusi ini terjadi pada tanggal 7 November 1917 - Februari 1917, yang memakzulkan Nicholas II.

Pada beberapa cerita di film, Rasputin digambarkan sebagai seorang penyihir tak terkecuali dalam film Anastasia.

Grigori Rasputin sendiri dikenal sebagai Biarawan Sinting meskipun ia tidak pernah menjadi biarawan dan tidak pernah merahasiakan pernikahannya. Ia diduga sebagai seorang Starets - yang aku tahu adalah seorang tetua dari biara Ortodox Rusia yang dimana merupakan penasihat dan guru yang dihormati - dan ia dipercaya dapat menyembuhkan penyakit fisik maupun mental.

Kematian dari Rasputtin mula-mula disebabkan oleh racun sianida. Dosisnya setara untuk menewaskan 10 orang. Tapi karena diketahui kemudian bahwa sianidanya telah rusak oleh pemanasan makanan, ia tidak tewas. Kemudian dia ditembak dari belakang oleh Felix Yusupov dan teman-temannya, tetapi ia tidak tewas juga. Ia ditembak lagi 3 kali, tapi tidak tewas juga. Akhirnya Rasputih dipukul dengan tongkat dan akhirnya ditenggelamkan ke Sungai Neva yang dingin. Dari hasil autopsi, sebab kematian sebenarnya adalah tenggelam.
Daerah bekas pembantaian keluarga romanov
Penguasa Bolshevik membantai Tsar (Kaisar) Rusia Nicholas II Romanov bersama istrinya, Permaisuri Alexandra dan kelima anaknya, yaitu :
Olga
Tatlana
Maria
Anastasia
Alexis

seorang dokter istana, sejumlah pembantu dan pelayan istana dibantai dengan senjata dan dibakar di gudang penyimpanan anggur di Gedung Ipatiev, Yekaterinburg, Rusia, pada tanggal 17 Juli 1918 ( meskipun beberapa buku menduga hanya Nikolai yang ditembak ). Ironisnya Gedung Ipatiev memiliki nama sama dengan biara Ipatiev di Kostroma, dimana Mikhail Romanov ditawarkan tahta Rusia di tahun 1613. tempat dimana gedung Ipatiev berdiri dinamai ulang sebagai " Gereja di atas Darah ". Dalam pembantaian itu diyakini ada dua orang anggota kerajaan yang luput. Menurut rumor yang beredar mereka adalah Putri Anastasia Romanov (yang berusia 17 tahun) dan adiknya Pangeran Alexei. Setelah bertahun-tahun penuh kontroversi, Nikolai II dan keluarganya dinyatakan sebagai "orang suci" oleh Gereja Ortodoks Rusia di tahun 2000.

Baru-baru ini aku juga membaca di sebuah web bahwa, pada tahun 1921 terjadi kegemparan di mana seorang wanita bernama Anna Anderson Manahan mengaku dirinyalah Anastasia. Anna meninggal di Cahrlottesville, Virginia, tahun 1984 di usia 82 tahun. Pengakuannya tidak dapat diterima oleh pemerintah Rusia sebab Anna tidak bisa berbicara dalam bahasa Rusia.

Keberadaan Anastasia dan Alexei hingga kini menjadi misteri. Namun, dalam laporan Proceedings of the National Academy of Sciences sebagaimana yang dilansir Livescience otoritas Rusia mengonfirmasikan jasad yang terkubur di sebuah makam tak dikenal dekat Yekaterinburg di Pegunungan Ural, 900 mil timur Moskow adalah anak-anak Tsar Rusia itu. Evgeny Rogaev, seorang pakar genetic molekular di University of Massachusetts mendapat kepercayaan pemerintah Rusia untuk menyelidiki jasad-jasad tersebut. Sebagian besar keluarga Romanov ini dikubur di satu kuburan di Pegunungan Ural.

Jasad-jasad baru ditemukan di sebuah makam lainnya sekitar beberapa ratus kaki dari kuburan pertama berkat upaya para anthropolog Rusia. Makam pertama ditemukan tahun 1990 sedangkan makam kedua di tahun 2007.

Dari sampel yang diperoleh pada jasad di makam kedua, Rogaev menggunakan teknik mitochondrial DNA, teknik ini tidak sama dengan Autosomal DNA yang mengandalkan kombinasi ulang material genetik yang diwariskan dari orang tua sedangkan Mitochondrial DNA mengandalkan garis keturunan para ibu hingga ke anak-anaknya.

Selain mengidentifikasi Permaisuri Alexandra dan keturunannya, Rogaev dan para peniliti lainnya meneliti Kromosom Y (pria) dari garis keturunan Romanov. Dari hasil pemeriksaan, terungkap jasad yang ada pada makam kedua itu adalah seorang pria dan wanita. Dengan kata lain, kemungkinan mereka adalah Anastasia Romanov dan adiknya Putra Mahkota Pangeran Alexei.

Sumber Referensi :
1.http://ananda-school.heavenforum.com/
2. http://wikimedia.or.id/
3. http://slusman.blogspot.com/

Revolusi Perancis



1. Mengenang Revolusi Perancis
Revolusi Perancis merupakan satu tempo peralihan politik dan sosial dalam sejarah Perancis, daripada struktur kerajaan Perancis yang bermonarki mutlak dengan sistem feudal yang memberikan keistimawaan bagi golongan autokrat dan paderi Katolik, menjadi bentuk yang berasaskan prinsip Kesedaran terhadap nasionalisme, kewarganegaraan dan hak rakyat. Tempoh ini berlaku ketika pemerintahan Raja Louis XVI. Revolusioner Perancis menggunakan cogan kata "Persamaan, Kebebasan, dan Persaudaraan" (Liberte, Egalite, Fraternite).

Revolusi Perancis masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 dan 1799 di mana para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal.

Perubahan ini turut disertai dengan keganasan termasuk pembunuhan dan penindasan ketika Tempoh Keganasan, dan peperangan yang melibatkan kuasa besar di Eropah. Peristiwa yang selepas itu dapat dikesan berlanjutan daripada Revolusi seperti Perang Napoleon, dua pemulihan monarki, dan dua revolusi tambahan apabila Perancis moden mulai terbentuk.

Dalam abad yang berikutnya, Perancis akan ditadbir dalam pelbagai bentuk iaitu sebagai republik, pemerintahan diktator, raja berperlembagaan dan dua empayar yang berbeda.

2. Penyebab Revolusi
Perancis merupakan sebuah negara yang paling sukses dalam menjalankan monarki absolutisme. Benih-benih absolutisme di perancis sebenarnya telah ada sejak masa kekuasaan Richelieu (1624 - 1643) dan Mazarin (1643 - 1661). Absolutisme menjadi sebuah kenyataan setelah Raja Louis XIII berkuasa (1610 - 1643). Pada masa kekuasaan Raja Louis XIII, parlemen Perancis dibekukan dan raja mengambil ahli seluruh tugas parlemen dan menjalankan tugas pemerintahan secara tak terbatas. Puncak kejayaan absolutisme di Perancis tercapai pada masa pemerintahan Raja Louis XIV (1643 - 1715). Pada masa pemerintahan tersebut ditandai dengan beberapa tindakan militer yang cukup berhasil meneguhkan pemerintahan absolutisme, misalnya: (1) mendesak dan mematahkan kekuatan Kaum Calvinis; (2) mengurangi dan akhirnya mencabut kekuasaan para raja-raja vazal yang berkuasa selama diterapkannya sistem ekonomi feodalisme; (3) Louis XIV mengukuhkan diri sebagai yang paling utama di negaranya dengan menobatkan diri sebagai L'etat cest moi (negara adalah saya), membangun istana sang surya (le roi soleil) dan menuunjukkan seluruh kekuasaannya dengan tindakan sewenang-wenang.

Masa kekuasaan Raja Louis XIV diilustrasikan oleh Charles Dickens dalam buku Oliver Twist sebagai sesuatu kebiadaban golongan aristokrat terhadap rakyat jelata. Golongan aristokrat memeras rakyat dengan pajak yang tinggi, hidup mewah dan berpesta pora dengan kekayaan tersebut, dan membiarkan rakyat jelata hidup dalam kemiskinan dan kelaparan. Rakyat dijerat dengan hukuman yang keras. Penjara Bastile dibangun sebagai lambang absolutisme raja. Orang-orang yang menentang kekuasaan raja dan golongan aristokrat akan dipenjarakan dan disiksa selama berada dalam penjara Bastile. Pada akhirnya mereka juga akan berahir di ujung pisau guloitine.

Tindakan semena-mena raja dan golongan aristokrat memang menuai protes dari banyak kalangan. Para pemikir yang sempat mengalamai sendiri Perang Kemerdekaan Amerika (1776) dan Glorious Revolution di Inggris berusaha menggalang kekuatan rakyat melalui protes yang disampaikan dalam pemikiran-pemikirannya. John Locke (1632 - 1704) melancarkan protesnya terhadap absolutisme Perancis dengan mengemukakan ide-ide mengenai hak asasi manusia (hak milik, hak kemerdekaan, dan hak kebebasan); stated rule by law; dan perlunya pemisahan kekuasaan. Montesquieu (1689 - 1755) dalam tulisan berjudul L'esprit des Lois mengemukakan teori Trias Politica sebagai landasan kenegaraan. Jean Jacques Rouseau (1712 - 1778) dalam bukunya du contract Social mengusulkan tentang perlunya perjanjian masyarakat, kesamaan, dan kemerdekaan dalam sebuah pemerintahan. Voltaire (1684 - 1778) memprotes cara hidup para bangsawan yang menindas rakyat jelata dan mengusulkan tentang perlunya pendidikan secara meluas. Ide Voltaire dikembangkan kemudian oleh Diderot dan D'Alembert dengan menerbitkan 35 jilid Ensiklopedia yang dihimpun dari karya-karya Voltaire.

Revolusi Perancis terjadi karena, rakyat sudah tidak tahan lagi terhadap tindakan semena-mena dari kalangan bangsawan. Kekuasaan raja yang absolut dan penarikan pajak yang memberatkan menjadi faktor utama pendorong Revolusi Perancis. Sementara faktor-faktor yang turut mendorong revolusi tersebut adalah: merosotnya perekonomian Perancis akibat pemborosan kaum bangsawan; tidak adanya kepastian hukum; perbedaan yang menyolok antar golongan dalam masyarakat; Revolusi Amerika; Glorious Revolution (1689) dan pemikiran-pemikiran para ilmuwan besar seperti John Locke dan kawan-kawan. Meletusnya Revolusi Perancis ditandai dengan diserangnya Penjara Bastile oleh rakyat Perancis pada tanggal 14 Juli 1789. Penyerangan atas penjara tersebut di dasarkan paling tidak pada 3 alasan, yaitu: (1) penjara Bastile merupakan gudang persenjataan dan makanan; (2) membebaskan tawanan politik yang dapat mendukung gerakan revolusi; (3) membebaskan orang-orang tidak berdosa yang telah ditangkap dan dipenjarakan secara semena-mena ke dalam penjara Bastile.

Keburukan perekonomian Perancis yang mendorong penindasan terhadap rakyat, selain disebabkan oleh pemborosan dari kalangan kerajaan juga diakibatkan oleh keperluan besar yang harus dikeluarkan oleh Perancis untuk mendanai peperangan. Ketika Perang Kemerdekaan berkobar di Amerika, Perancis mengirim pasukannya yang dipimpin oleh Lafayette untuk membantu perjuangan rakyat Amerika Utara antara tahun 1776 - 1783. Bagi perekonomian Perancis, upaya politis demi kejayaan ini justru turut menyedot anggaran besar yang harus ditanggung rakyat. Pengalaman perjuangan para prajurit selama mendukung perang tersebut justru menjadi bumerang bagi pemerintah, karena semangan dan cita-cita kemerdekaan tersebut turut mendorong mereka juga ingin mendapatkan kebebasan yang sama di negaranya.

Pengalaman Perang Kemerdekaan Amerika dalam hal ini dapat turut diperhitungkan sebagai salah satu faktor yang juga mempengaruhi proses Revolusi Perancis. Meskipun penyerangan terhadap Bastile dimulai dari rakyat biasa yang merasa tertindas dan terbebani oleh pajak tanah (taille), pajak garam (gabelle), dan juga pajak anggur (aide); namun jika tidak didukung oleh para prajurit dan pejuang, tentu Revolusi tersebut tidak akan dengan mudah berhasil. Semboyan Revolusi Perancis yang diserukan selama masa-masa pergerakan terinsipirasi oleh pengalaman-pengalaman para prajurit Lafayette semasa mendukung perang kemerdekaan Amerika.

Tindakan yang diambil oleh Louis XVI juga sekaligus merupakan langkah bunuh diri paling buruk dalam pemerintahan Perancis. Louis XVI yang terkenal dengan kepribadiannya yang polos dan lemah tidak berdaya menghadapi tuntutan pemenuhan kebutuhan anggaran belanja negara yang terlalu besar. Ia sudah tidak mampu lagi menghadapi kekosongan kas negara. Dalam keadaan tertekan dan bingung, Louis XVI mengaktifkan kembali Etats Generaux yang telah dibekukan pada masa pemerintahan Louis XIII berdasarkan saran dua Menteri kepercayaannya, yaitu Turgot dan Necker. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh anggota-anggota parlemen untuk menyerang pemerintahan dan berusaha untuk menancapkan kekuasaan baru di Perancis. Tujuan Louis XVI ketika mengaktifkan kembali Etats Generaux pada tanggal 5 Mei 1789 adalah agar dewan rakyat bersidang dan membantu dirinya untuk mengatasi masalah kekosongan kas negara. Sidang Etats Generaux tidak dapat menjalankan tugas dengan baik dan tidak memberikan solusi yang berarti. Justru terjadi perbedaan pendapat tajam diantara anggota-anggota Etats Generaux itu sendiri. Sidang Etats Generaux pada akhirnya dibubarkan tanpa pengambilan keputusan apapun.

Kesitimewaan Estet Pertama dan Estet Kedua seperti hak mengundi dan hak menjadi ahli Parlimen diberi kepada golongan yang berharta dan kaya. Parlimen Perancis terbahagi kepada kepada tiga estet iaitu:
Estet Pertama - terdiri daripada golongan paderi.
Estet Kedua - terdiri daripada golongan bangsawan.
Estet Ketiga - terdiri daripada rakyat biasa dan ramai daripada mereka adalah golongan profesional.

Kegagalan sidang Etats Generaux tidak menyurutkan langkah maju para pendukung perubahan. Kesempatan bagi Dewan Rakyat untuk bersidang yang disetujui oleh raja dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh golongan III. Golongan III di negeri Perancis yang terdiri dari para pedagang dan rakyat mengambil inisiatif untuk membentuk Assemble Nationale (Dewan Nasional). Golongan III didukung oleh para bangsawan, terutama Mirebeau, Lafayette, dan Sieyes yang sejak lama telah berambisi untuk mampu berkuasa dan melengserkan kekuasaan raja Perancis. Golongan III melakukan sidang pada tanggal 17 Juni 1789 sebagai langkah pengukuhan posisi politik. Dalam sidang tersebut golongan lain juga diberi kesempatan untuk mengambil bagian, dengan ketentuan bahwa tidak ada pembedaan golongan di dalam pembuatan keputusan. Penggalangan kekuatan ini ternyata berhasil. Dengan bergabungnya pendukung dari golongan lain ke dalam Assemble Nationale, pada tanggal 20 Juni 1789, dewan tersebut menyelenggarakan sidang pertama dan mengganti nama menjadi Assemble Nationale Constituante. (Dewan Konstitusi Nasional).

Proklamasi pembentukan Assemble Nationale Constituante merupakan langkah awal rakyat melalui parlemen untuk mengambil kembali mandatnya dari raja. Dewan Konstitusi Nasional memiliki cita-cita tunggal, yaitu mengubah Perancis menjadi sebuah negara yang berdasarkan konstitusi. Anggota dewan mengucapkan sumpah setia untuk tidak membubarkan diri sampai dengan terbentuknya konstitusi atau undang-undang. Pihak kerajaan berekasi keras terhadap tindakan tersebut. Dewan Konstitusi Nasional dianggap sebagai suatu usaha untuk merebut kekuasaan. Raja memerintahkan agar sidang dewan dibubarkan. Anggota dewan dan rakyat menolak, bentrokanpun terjadi antara pasukan keamanan kerajaan dengan anggota dewan. Kemampuan dewan menggerakkan rakyat pada akhirnya mengarahkan massa dalam jumlah besar ke penjara Bastile pada tanggal 14 Juli 1789.

3. Proses Perwujudan Revolusi
Pada tanggal 11 Juli 1789, Raja Louis, yang bertindak di bawah pengaruh bangsawan konservatif dari dewan kakus umumnya, begitupun permaisurinya Marie Antoinette, dan saudaranya Comte d'Artois, membuang menteri reformis Necker dan merekonstruksi kementerian secara keseluruhan. Kebanyakan rakyat Paris, yang mengira inilah mulainya kup kerajaan, turut ke huru-hara terbuka. Beberapa anggota militer bergabung dengan khayalak; lainnya tetap netral.

Pada tanggal 14 Juli 1789, setelah pertempuran 4 jam, massa menduduki penjara Bastille, membunuh gubernur, Marquis Bernard de Launay, dan beberapa pengawalnya. Walaupun orang Paris hanya membebaskan 7 tahanan; 4 pemalsu, 2 orang gila, dan seorang penjahat seks yang berbahaya, Bastille menjadi simbol potensial bagi segala sesuatu yang dibenci di masa ancien régime. Kembali ke Hôtel de Ville (balai kota), massa mendakwa prévôt des marchands (seperti walikota) Jacques de Flesselles atas pengkhianatan; pembunuhan terhadapnya terjadi dalam perjalanan ke sebuah pengadilan pura-pura di Palais Royal.

Raja dan pendukung militernya mundur turun, setidaknya sejak beberapa waktu yang lalu. Lfayette menerima komando Garda Nasional di Paris; Jean-Sylvain Bailly, presiden Majelis Nasional di masa Sumpah Lapangan Tenis, menjadi walikota di bawah struktur baru pemerintahan yang dikenal sebagai commune. Raja mengunjungi Paris, di mana, pada tanggal 27 Juli, ia menerima kokade triwarna, begitupun pekikan vive la Nation "Hidup Negara" diubah menjadi vive le Roi "Hidup Raja".

Kaum borjuis, yang memang sangat terdidik dan memiliki tradisi yang berbeda dengan kerajaan, akhirnya merancang suatu coup d’etat terhadap kerajaan. Dalam sejarah modern Perancis, periode ini dinamakan Republik pertama (Pemerintahan Nicholas Sarkozy sekarang sudah era Republik kelima).

Revolusi Perancis tidak hanya diarahkan kepada kalangan kerajaan saja. Ketidakpuasan rakyat terhadap kalangan agama dan bangsawan yang dianggap menindasnya juga turut dilampiaskan. Rakyat yang mengamuk secara membabi buta menyerang ke rumah-rumah para bangsawan dan biarawan. Mereka merampas, membunuh, dan mengusir orang-orang kaya tersebut dari rumahnya. Kemudian rumah-rumah mereka dibakar. Menurut Charles Dickens dalam Oliver Twins, sejak saat itu banyak kaun bangsawan dan kalangan gereja yang selamat melarikan diri ke luar Perancis. Mereka kemudian menjadi emigran dan tidak berani kembali ke Perancis.

Namun, setelah kekacauan ini, para bangsawan, yang sedikit terjamin oleh rekonsiliasi antara raja dan rakyat yang nyata dan, seperti yang terbukti, sementara, mulai pergi dari negeri itu sebagai émigré, beberapa dari mereka mulai merencanakan perang saudara di kerajaan itu dan menghasut koalisi Eropa menghadapi Perancis.

Necker, yang dipanggil kembali ke jabatannya, mendapatkan kemenangan yang tak berlangsung lama. Sebagai seorang pemodal yang cerdik namun bukan politikus yang lihai, ia terlalu banyak meminta dan menghasilkan amnesti umum, kehilangan sebagian besar dukungan rakyat dalam masa kemenangannya yang nyata.

Sementara itu, para penggerak Revolusi membentuk pemerintahan Revolusi dan melakukan beberapa tindakan sebagai penguasa baru di Perancis. Lafayette membentuk garde nationale (pasukan keamanan). Anggota Dewan Konstitusi Nasional membentuk Majelis Konstituante yang kemudian menyusun Konstitusi Perancis. Konstitusi ini berhasil dibuat pada tahun 1791 dan ditandatangani oleh Seiyes, Mirebeau, dan Lafayette. Pemerintahan legislatif juga menghapuskan hak-hak istimewa golongan bangsawan dan golongan gereja. Hak-hak milik mereka yang tersisa dari rampasan rakyat disita. Seluruh gelar kebangsawanan juga dihapuskan dan diganti dengan gelar baru yang lebih memperhatikan hak persamaan, demokrasi, dan persaudaraan.

Menjelang akhir Juli huru-hara dan jiwa kedaulatan rakyat menyebar ke seluruh Perancis. Di daerah pedesaan, hal ini ada di tengah-tengah mereka: beberapa orang membakar akta gelar dan tak sedikit pun terdapat châteaux, sebagai bagian pemberontakan petani umum yang dikenal sebagai "la Grande Peur" (Ketakutan Besar).

4. Mengatasi Revolusi Prancis
Pemerintah mengumumkan pernyataan hak-hak manusia dan warga yang telah disepakati tanggal 26 Agustus 1789 oleh Dewan Nasional. Pernyataan tersebut didasarkan pada semboyan Revolusi Perancis, yaitu liberte, egalite, dan fraternite. Untuk mengabadikan pernyataan tersebut digunakan bendera nasional yang berwarna merah, biru, dan putih (vertikal) dan lagu kebangsaan Marseillaise. Sejak saat itu pula Perancis memperingati hari Nasionalnya, yaitu setiap 14 Juli.

Raja Louisnya dan istrinya berusaha melarikan diri ketika Revolusi terjadi dengan bantuan pasukan Austria. Namun pada tahun 1792, anggota-anggota kerajaan berhasil ditangkap. Pada tahun tersebut juga, Dewan legislatif membuat dua keputusan penting, yaitu menghapuskan bentuk pemerintahan kerjaan dan mengubah Perancis menjadi Republik serta menjatuhkan hukuman mati dengan guillotin terhadap Louis XVI, Maria Antoinette, dan para bangsawan istana lainnya yang tertangkap. Eksekusi terhadap 2000 orang dilakukan pada September 1792.

5. Pasca Revolusi
Perebutan kekuasaan dialami Perancis pasca revolusi. Sistem pemerintahan silih berganti dan saling tumbang menumbangkan. Setelah menjadi Republik, Perancis dipimpin oleh Robespiere, namun huru hara terus saja berlanjut. Tahun 1793 - 1794 terbentuk pemerintahan teror yang dipimpin oleh Marat, Danton dan Robespiere. Golongan borjuis akhirnya berhasil menggulingkan kekuasaan Robespiere pada tahun 1795, mereka kemudian membentuk pemerintahan Direktorat yang dijalankan oleh 5 direktur, yaitu Barra, Mouli, Gobier, Roger Ducas, dan Seiyes yang berkuasa sampai dengan 1799. Kehilangan kepercayaan rakyat kepada pemerintahan Direktorat memberi kesempatan kepada Napoleon Bonaparte untuk mengambil alih pemerintahan. Pada awalnya ia membentuk pemerintahan Konsulat (1799) yang beranggotakan dirinya sendiri bersama Seiyes dan Roger Ducas. Perbedaan pendapat diantara ketiga konsul tersebut menyebabkan kedua anggota lainnya pada akhirnya mengundurkan diri darijabatan. Sejak itu Napoleon Bonaparte kemudian mengambil alih seluruh kekuasaan dan menobatkan diri menjadi Kaisar Perancis pada tahun 1804. Penobatan tersebut dimintakan pengukuhannya kepada Paus Pius VII.

Selama masa kekaisaran Napoleon Bonaparte, Perancis kembali menjadi sebuah negara yang terkenal. Napoleon menjalankan pemerintahan dengan sistem militer. Sumbangan Napoleon Bonaparte bagi Perancis dan dunia juga sangat besar. Bagi Perancis, semasa kekuasaannya ia berusaha membentuk pemerintahan yang stabil dan kuat. Napoleon juga mengeluarkan 3 undang-undang pending, yaitu code civil, code penal, dan code commerce. Pengembangan politik ke luar negeri dilakukan dengan cara membentuk Perancis menjadi negara yang jaya di Eropa. Ia juga berusaha membentuk federasi Eropa di bawah kekuasaan Perancis. Cita-cita Napoleon Bonaparte menimbulkan reaksi keras dari rakyat Eropa. Koalisi bangsa-bangsa Eropa pada akhirnya berhasil menangkap dan mengasingkan Napoleon Bonaparte ke Elba pada tahun 1814.Semangat dan cita-citanya yang besar membawa ia melarikan diri dan berhasil kembali ke Perancis. Pada tahun 1815 ia kembali ditangkap dan kali ini ia diasingkan ke Pulau Saint Helena.

Setelah keruntuhan kekaisaran Napoleon Bonaparte, Perancis kembali masuk ke dalam era kegelapan. Absolutisme kembali berkembang di bawah pemerintahan Raja Louis XVIII (1815 - 1824) dan dilanjutkan oleh Karel X (1824 - 1830). Pada tahun 1830 revolusi kembali terjadi di Perancis dan sejak saat itu sampai dengan tahun 1848 terjadi vacuum of Power. Pada tahun 1848, rakyat akhirnya menyelenggarakan pemilu dan mengangkat Louis Napoleon (Napoleon IV) sebagai pemimpin negara republik. Kekuasaan dan ambisi kembali mengantarkan Napoleon IV mengakat diri menjadi Kaisar pada tahun 1861. Pada tahun 1872, Napoleon IV berhasil diturunkan dari tahtanya dan oleh rakyat disepakati untuk mengesahkan pemerintahan Republik yang bertahan hingga masa sekarang.

6. Usaha Pembangunan Diri Prancis Setelah Pasca Revolusi
- Penghapusan Feodalisme
Pada tanggal 4 Agustus 1789, Majelis Nasional menghapuskan feodalisme, hak ketuanan Estate Kedua dan sedekah yang didapatkan oleh Estate Pertama. Dalam waktu beberapa jam, sejumlah bangsawan, pendeta, kota, provinsi, dan perusahaan kehilangan hak istimewanya.

Sementara akan ada tanda mundur, penyesalan, dan banyak argumen atas rachat au denier 30 ("penebusan pada pembelian 30 tahun") yang dikhususkan dalam legislasi 4 Agustus, masalah masih mandek, meski proses penuh akan terjadi di 4 tahun yang lain.

- Dekristenisasi
Revolusi membawa perubahan besar-besaran pada kekuasaan dari Gereja Katolik Roma kepada negara. Legislasi yang berlaku pada tahun 1790 menghapuskan otoritas gereja untuk menarik pajak hasil bumi yang dikenal sebagai dîme (sedekah), menghapuskan hak khusus untuk pendeta, dan menyita kekayaan geraja; di bawah ancien régime, gereja telah menjadi pemilik tanah terbesar di negeri ini. Legislasi berikutnya mencoba menempatkan pendeta di bawah negara, menjadikannya pekerja negeri. Tahun-tahun berikutnya menyaksikan penindasan penuh kekerasan terhadap para pendeta, termasuk penahanan dan pembantaian para pendeta di seluruh Perancis. Concordat 1801 antara Napoleon dan gereja mengakhiri masa dekristenisasi dan mendirikan aturan untuk hubungan antara Gereja Katolik dan Negara Perancis yang berlangsung hingga dicabut oleh Republik Ketiga pada pemisahan gereja dan agama pada tanggal 11 Desember 1905.

- Kemunculan berbagai faksi
Faksi-faksi dalam majelis tersebut mulai bermunculan. Kaum ningrat Jacques Antoine Marie Cazalès dan pendeta Jean-Sifrein Maury memimpin yang kelak dikenal sebagai sayap kanan yang menentang revolusi. "Royalis Demokrat" atau Monarchien, bersekutu dengan Necker, cenderung mengorganisir Perancis sejajar garis yang mirip dengan model Konstitusi Inggris: mereka termasuk Jean Joseph Mounier, Comte de Lally-Tollendal, Comte de Clermont-Tonnerre, dan Pierre Victor Malouet, Comte de Virieu.

"Partai Nasional" yang mewakili faksi tengah atau kiri-tengah majelis tersebut termasuk Honoré Mirabeau, Lafayette, dan Bailly; sedangkan Adrien Duport, Barnave dan Alexander Lameth mewakili pandangan yang lebih ekstrem. Yang hampir sendiri dalam radikalismenya di sisi kiri adalah pengacara Arras Maximilien Robespierre.

Sieyès memimpin pengusulan legislasi pada masa ini dan berhasil menempa konsensus selama beberapa waktu antara pusat politik dan pihak kiri. Di Paris, sejumlah komite, walikota, majelis perwakilan, dan distrik-distrik perseorangan mengklaim otoritas yang bebas dari yang. Kelas menengah Garda Nasional yang juga naik pamornya di bawah Lafayette juga perlahan-lahan muncul sebagai kekuatan dalam haknya sendiri, begitupun majelis yang didirikan sendiri lainnya.

Melihat model Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, pada tanggal 26 Agustus 1789, majelis mendirikan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warganegara. Seperti Deklarasi AS, deklarasi ini terdiri atas pernyataan asas daripada konstitusi dengan pengaruh resmi.

- Ke arah konstitusi
Majelis Konsituante Nasional tak hanya berfungsi sebagai legislatur, namun juga sebagai badan untuk mengusulkan konstitusi baru. Necker, Mounier, Lally-Tollendal, dll tidak berhasil mengusulkan sebuah senat, yang anggotanya diangkat oleh raja pada pencalonan rakyat. Sebagian besar bangsawan mengusulkan majelis tinggi aristokrat yang dipilih oleh para bangsawan.

Kelompok rakyat menyatakan di hari itu: Perancis akan memiliki majelis tunggal dan unikameral. Raja hanya memiliki "veto suspensif": ia dapat menunda implementasi hukum, namun tidak bisa mencabutnya sama sekali. Rakyat Paris menghalangi usaha kelompok Royalis untuk mencabut tatanan baru ini: mereka berbaris di Versailles pada tanggal 5 Oktober 1789. Setelah sejumlah perkelahian dan insiden, raja dan keluarga kerajaan merelakan diri dibawa kembali dari Versailles ke Paris.

Majelis itu menggantikan sistem provinsi dengan 83 département, yang diperintah secara seragam dan kurang lebih sederajat dalam hal luas dan populasi. Awalnya dipanggil untuk mengurusi krisis keuangan, hingga saat itu majelis ini memusatkan perhatian pada masalah lain dan hanya memperburuk defisit itu. Mirabeau kini memimpin gerakan itu untuk memusatkan perhatian pada masalah ini, dengan majelis itu yang memberikan kediktatoran penuh dalam keuangan pada Necker.

- Ke arah Konstitusi Sipil Pendeta
Ke tingkatan yang tidak lebih sempit, majelis itu memusatkan perhatian pada krisis keuangan ini dengan meminta bangsa mengambil alih harta milik gereja (saat menghadapi pengeluaran gereja) melalui hukum tanggal 2 Desember 1789. Agar memonter sejumlah besar harta benda itu dengan cepat, pemerintah meluncurkan mata uang kertas baru, assignat, diongkosi dari tanah gereja yang disita.

Legislasi lebih lanjut pada tanggal 13 Februari 1790 menghapuskan janji biara. Konstitusi Sipil Pendeta, yang disahkan pada tanggal 12 Juli 1790 (meski tak ditandatangani oleh raja pada tanggal 26 Desember 1790), mengubah para pendeta yang tersisa sebagai pegawai negeri dan meminta mereka bersumpah setia pada konstitusi. Konstitusi Sipil Pendeta juga membuat gereja Katolik sebagai tangan negara sekuler.

Menanggapi legislasi ini, uskup agung Aix dan uskup Clermont memimpin pemogokan pendeta dari Majelis Konstituante Nasional. Sri Paus tak pernah menyetujui rencana baru itu, dan hal ini menimbulkan perpecahan antara pendeta yang mengucapkan sumpah yang diminta dan menerima rencana baru itu ("anggota juri" atau "pendeta konstitusi") dan "bukan anggota juri" atau "pendeta yang keras hati" yang menolak berbuat demikian.

- Dari peringatan Bastille ke kematian Mirabeau
Majelis itu menghapuskan perlengkapan simbolik ancien régime, baringan lapis baja, dll., yang lebih lanjut mengasingkan bangsawan yang lebih konservatif, dan menambahkan pangkat émigré. Pada tanggal 14 Juli 1790, dan beberapa hari berikutnya, kerumuman di Champ-de-Mars memperingati jatuhnya Bastille; Talleyrand melakukan sumpah massal untuk "setia pada negara, hukum, dan raja"; raja dan keluarga raja ikut serta secara aktif.

Para pemilih awalnya memilih anggota Dewan Jenderal untuk bertugas dalam setahun, namun dengan Sumpah Lapangan Tenis, commune tersebut telah sepakat bertemu terus menerus hingga Perancis memiliki konstitusi. Unsur sayap kanan kini mengusulkan pemilu baru, namun Mirabeau menang, menegaskan bahwa status majelis itu telah berubah secara fundamental, dan tiada pemilu baru yang terjadi sebelum sempurnanya konstitusi.

Pada akhir 1790, beberapa huru-hara kontrarevolusi kecil-kecilan pecah dan berbagai usaha terjadi untuk mengembalikan semua atau sebagian pasukan pasukan terhadap revolusi yang semuanya gagal. Pengadilan kerajaan, dalam kata-kata François Mignet, "mendorong setiap kegiatan antirevolusi dan tak diakui lagi."

Militer menghadapi sejumlah kerusuhan internal: Jenderal Bouillé berhasil meredam sebuah pemberontakan kecil, yang meninggikan reputasinya (yang saksama) untuk simpatisan kontrarevolusi. Kode militer baru, yang dengannya kenaikan pangkat bergantung senioritas dan bukti kompetensi (daripada kebangsawanan) mengubah beberapa korps perwira yang ada, yang yang bergabung dengan pangkat émigré atau menjadi kontrarevolusi dari dalam.

Masa ini menyaksikan kebangkitan sejumlah "klub" politik dalam politik Perancis, yang paling menonjol di antaranya adalah Klub Jacobin: menurut 1911 Encyclopædia Britannica, 152 klub berafiliasi dengan Jacobin pada tanggal 10 Agustus 1790. Saat Jacobin menjadi organisasi terkenal, beberapa pendirinya meninggalkannya untuk membentuk Klub '89. Para royalis awalnya mendirikan Club des Impartiaux yang berumur pendek dan kemudian Club Monarchique. Mereka tak berhasil mencoba membujuk dukungan rakyat untuk mencari nama dengan membagi-bagikan roti; hasilnya, mereka sering menjadi sasaran protes dan malahan huru-hara, dan pemerintah kotamadya Paris akhirnya menutup Club Monarchique pada bulan Januari 1791.

Di tengah-tengah intrik itu, majelis terus berusaha untuk mengembangkan sebuah konstitusi. Sebuah organisasi yudisial membuat semua hakim sementara dan bebas dari tahta. Legislator menghapuskan jabatan turunan, kecuali untuk monarki sendiri. Pengadilan juri dimulai untuk kasus-kasus kejahatan. Raja akan memiliki kekuasaan khusus untuk mengusulkan perang, kemudian legislator memutuskan apakah perang diumumkan atau tidak. Majelis itu menghapuskan semua penghalang perdagangan dan menghapuskan gilda, ketuanan, dan organisasi pekerja: setiap orang berhak berdagang melalui pembelian surat izin; pemogokan menjadi ilegal.

Di musim dingin 1791, untuk pertama kalinya majelis tersebut mempertimbangkan legislasi terhadap émigré. Debat itu mengadu keamanan negara terhadap kebebasan perorangan untuk pergi. Mirabeau menang atas tindakan itu, yang disebutnya "patutu ditempatkan di kode Drako."
Namun, Mirabeau meninggal pada tanggal 2 Maret 1791. Mignet berkata, "Tak seorang pun yang menyamainya dalam hal kekuatan dan popularitas," dan sebelum akhir tahun, Majelis Legislatif yang baru akan mengadopsi ukuran "drako" ini.

- Pelarian ke Varennes
Louis XVI, yang ditentang pada masa revolusi, namun menolak bantuan yang kemungkinan berbahaya ke penguasa Eropa lainnya, membuat kesatuan dengan Jenderal Bouillé, yang menyalahkan emigrasi danmajelis itu, dan menjanjikannya pengungsian dan dukungan di kampnya di Montmedy.

Pada malam 20 Juni 1791, keluarga kerajaan lari ke Tuileries. Namun, keesokan harinya, sang Raja yang terlalu yakin itu dengan sembrono menunjukkan diri. Dikenali dan ditangkap di Varennes (di département Meuse) di akhir 21 Juni, ia kembali ke Paris di bawah pengawalan.

Pétion, Latour-Maubourg, dan Antoine Pierre Joseph Marie Barnave, yang mewakili majelis, bertemu anggota kerajaan itu di Épernay dan kembali dengan mereka. Dari saat ini, Barnave menjadi penasihat dan pendukung keluarga raja. Saat mencapai Paris, kerumunan itu tetap hening. Majelis itu untuk sementara menangguhkan sang raja. Ia dan Ratu Marie Antoinette tetap ditempatkan di bawah pengawalan.

- Hari-hari terakhir Majelis Konstituante Nasional
Dengan sebagian besar anggota majelis yang masih menginginkan monarki konstitusional daripada republik, sejumlah kelompok itu mencapai kompromi yang membiarkan Louis XVI tidak lebih dari penguasa boneka: ia terpaksa bersumpah untuk konstitusi, dan sebuah dekrit menyatakan bahwa mencabut sumpah, mengepalai militer untuk mengumumkan perang atas bangsa, atau mengizinkan tiap orang untuk berbuat demikian atas namanya berarti turun tahta secara de facto.

Jacques Pierre Brissot mencadangkan sebuah petisi, bersikeras bahwa di mata bangsa Louis XVI dijatuhkan sejak pelariannya. Sebuah kerumunan besar berkumpul di Champ-de-Mars untuk menandatangani petisi itu. Georges Danton dan Camille Desmoulins memberikan pidato berapi-api. Majelis menyerukan pemerintah kotamadya untuk "melestarikan tatanan masyarakat". Garda Nasional di bawah komando Lafayette menghadapi kerumuman itu. Pertama kali para prajurit membalas serangan batu dengan menembak ke udara; kerumunan tidak bubar, dan Lafayette memerintahkan orang-orangnya untuk menembak ke kerumunan, menyebabkan pembunuhan sebanyak 50 jiwa.

Segera setelah pembantaian itu pemerintah menutup banyak klub patriot, seperti surat kabar radikal seperti L'Ami du Peuple milik Jean-Paul Marat. Danton lari ke Inggris; Desmoulins dan Marat lari bersembunyi. Sementara itu, ancaman baru dari luar muncul: Leopold II, Kaisar Romawi Suci, Friedrich Wilhelm II dari Prusia, dan saudara raja Charles-Phillipe, comte d'Artois mengeluarkan Deklarasi Pilnitz yang menganggap perkara Louis XVI seperti perkara mereka sendiri, meminta pembebasannya secara penuh dan pembubaran majelis itu, dan menjanjikan serangan ke Perancis atas namanya jika pemerintah revolusi menolak syarat tersebut.

Jika tidak, pernyataan itu secara langsung membahayakan Louis. Orang Perancis tidak mengindahkan perintah penguasa asing itu, dan ancaman militer hanya menyebabkan militerisasi perbatasan. Malahan sebelum "Pelarian ke Varennes", para anggota majelis telah menentukan untuk menghalangi diri dari legislatur yang akan menggantikan mereka, Majelis Legislatif. Kini mereka mengumpulkan sejumlah hukum konstitusi yang telah mereka sahkan ke dalam konstitusi tunggal, menunjukkan keuletan yang luar biasa dalam memilih untuk tidak menggunakan hal ini sebagai kesempatan untuk revisi utama, dan mengajukannya ke Louis XVI yang dipulihkan saat itu, yang menyetujuinya, menulis "Saya mengajak mempertahankannya di dalam negeri, mempertahankannya dari semua serangan luar; dan menyebabkan pengesahannya yang tentu saja ditempatkan di penyelesaian saya". Raja memuji majelis dan menerima tepukan tangan penuh antusias dari para anggota dan penonton. Majelis mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 29 September 1791.

Mignet menulis, "Konstitusi 1791... adalah karya kelas menengah, kemudian yang terkuat; seperti yang diketahui benar, karena kekuatan yang mendominasi pernah mengambil kepemilikan lembaga itu... Dalam konstitusi ini rakyat adalah sumber semua, namun tak melaksanakan apapun."

7. Dampak Revolusi
Revolusi Perancis memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dunia. Semboyan dan asas-asas yang diperjuangkan selama revolusi memberikan sumbangan besar bagi pembentukan Piagam Hak Asasi Manusia yang disahkan oleh PBB 10 desember 1948. Meskipun sedikit berbeda dengan Glorious Revolution di Inggris yang menghasilkan Bill of Right. Perancis juga berhasil membentuk pernyataan hak-hak kemanusian melalui Revolusi.

Piagam yang disepakati pada tanggal 27 Agustus 1789 tersebut antara lain berisikan pernyataan bahwa: (1) manusia dilahirkan bebas dan memiliki hak-hak yang sama; (2) hak-hak itu adalah kemerdekaan, hak milik, hak perlindungan diri, dan hak untuk menentang penindasan; (3) rakyat adalah sumber dari segala kedaulatan.
1. Bidang politik: Menyadarkan rakyat menuntut kebebasan, menentang kekuasaan asing, memunculkan semangat nasionalisme, dan keinginan membentuk negara berkedaulatan rakyat.
2. Bidang Ekonomi: Penghapusan hak istimewa bangsawan dan pendeta. Rakyat berhak memiliki tanah dan hanya membayar pajak pada Negara
3. Bidang sosial: Muncul golongan buruh, petani, kaum kapitalis.

8. Peninggalan Revolusi
- Guillotine
Guillotine adalah sebuah alat untuk membunuh seseorang yang telah divonis hukuman mati dengan cepat dan 'manusiawi'.

Guillotine menjadi terkenal pada Revolusi Perancis, tetapi sebenarnya sebelumnya sudah ada alat seperti ini. Guillotine dinamakan menurut Joseph Ignace Guillotin (1738 - 1814), yang menyarankan supaya memakai alat ini sebagai alat eksekusi. Ironisnya ia sendiri sebenarnya tidak setuju dengan hukuman mati. Ia berharap bahwa alat'nya' akan menghapuskan hukuman mati.

Pada Revolusi Perancis, dibutuhkan sebuah alat yang mampu mengeksusi para terdakwa secara cepat. Guillotine ini mencukupi persyaratan ini, maka di setiap desa di Perancis di tengah pasar ditempatkan benda tersebut.

Pada tanggal 25 April 1792, Nicolas Jacques Pelletier adalah korban pertama guillotine. Secara total pada Revolusi Perancis puluhan ribu orang dieksekusi menggunakan alat. Di Paris sendiri saja diperkirakan 40.000 orang dibunuh dengan guillotine, antara lain Raja Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette.

Guillotine dirancang untuk membuat sebuah eksekusi semanusiawi mungkin dengan menghalangi sakit sebanyak mungkin. Terdakwa disuruh tidur tengkurap dan leher ditaruh di antara dua balok kayu di mana di tengah ada lubang tempat jatuhnya pisau. Pada ketinggian 7 meter, pisau dijatuhkan oleh algojo dan kepala terdakwa jatuh di sebuah keranjang di depannya.

Penemunya :
Pemenggalan kepala dengan guillotine hanya berlangsung beberapa detik saja. Pendapat para dokter pada awal yang katanya orang baru kehilangan kesadarannya setelah 30 detik dihiraukan. Menurut pendapat para dokter modern, otak seseorang maksimal hanya bisa sadar selama 10 detik saja.

Eksekusi dengan guillotine kala itu menjadi tontonan umum, tetapi kemudian guillotine ditaruh di dalam penjara karena dianggap kejam. Terdakwa terakhir yang dihukum mati dengan alat ini adalah Hamida Djandoubi. Ia dieksekusi di Marseille pada tanggal 10 September 1977.

- Buku ancien régime
buku dari kulit manusia ini sudah cukup tua umurnya, yakni 300 tahun atau kira-kira sekitar 3 abad. buku dengan sampul ini sangat banyak ditemukan pada zaman revolusi prancis dulu. para korban dari revolusi prancis, kulit sampai struktur badannya dijadikan alat untuk buku bahkan konstruksi bangunan, yakni sebagai dinding rumah atau bangunan. melihat peristiwa yang ditinggalkan pada saat revolusi prancis dapat dipastikan apabila pelaku sejarah tersebut sangat sadis dan tergolong tidak punya hati.

buku ini sendiri berada di museum bersejarah di Downtown, Leeds, Inggris. seorang bangsawan prancis, ia mendonorkan bukunya. menurut kabar yang beredar si bangsawan tidak tahan lagi menyimpan buku tersebut karena hampir tiap malam, dari arah buku ini terdengar teriakan-teriakan minta tolong.

9. Tokoh Pendukung Revolusi Perancis
Pengaruh para pemikir Enlightment merupakan antara penyumbang besar belakunya Revolusi ini. Mereka memperjuangkan hak semula jadi manusia sebagai prinsip utama pemikiran mereka. Kebanyakan pemikir Enlightment Perancis seperti Jean Jacques Rousseau, Montesquieu, Voltaire, dan Denis Diedrot amat dipengaruhi oleh falsafah John Locke. Pemerintahan Raja Louis XVI yang autokratik memburukkan lagi keadaan. Pemerintahan beliau dipengaruhi oleh isterinya, Maria Antoinette dan golongan bangsawan yang mementingkan diri.
1. John Locke, pemerintahan harus dipegang oleh legislatif, eksekutif, federatif.
2. Montesquieu, pemisahan kekuasaan dengan Trias Politica : legislatif, eksekutif, yudikatif
3. JJ. Rosseau, pemerintahan demokrasi [kekuasaan di tangan rakyat].

Tidak banyak catatan sejarah yang menuliskan tentang sebuah karya sastra yang bisa menumbangkan sebuah Negara. Tapi Prancis mengenal dan tetap mengenang Jean Jacques Rousseau (Geneva, 28 Juni 1712 – Ermenonville, 2 July 1778). Ia adalah seorang tokoh filosofi besar, penulis dan komposer pada abad pencerahan. Pemikiran filosofi dan beberapa esai kecilnya mempengaruhi rakyat kelas bawah dan menengah untuk melakukan revolusi Prancis.

Rousseau menyumbangkan pemikiran untuk perkembangan politika modern dan dasar pemikiran edukasi. Karya novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang terpenting adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya. Julie, ou la nouvelle Héloïse, novel sentimental tulisannya adalah karya penting yang mendorong pengembangan era pre-romanticism dan romanticism di bidang tulisan fiksi.

Karya autobiografi Rousseau adalah 'Confession', yang menginisiasi bentuk tulisan autobiografi modern, dan Reveries of a Solitary Walker adalah contoh utama gerakan akhir abad ke 18 "Age of Sensibility", yang memfokus pada masalah subjectivitas dan introspeksi yang mengkarakterisasi era modern. Rousseau juga menulis dua drama dan dua opera dan menyumbangkan kontribusi penting dibidang musik sebagai teorist. Pada perioda revolusi Prancis, Rousseau adalah ahli filsafat terpopuler diantara anggota Jacobin Club. Dia diangkat sebagai pahlawan nasional di Panthéon Paris, pada tahun 1794, enam belas tahun setelah kematiannya.
4. Voltaire, mengajarkan usaha-usaha menentang dominasi gereja.

Sumber Referensi :
1. http://wikipedia.org/
2. http://www.kavalera.co.cc/
3. http://www.tripod.lycos.com/
4. http://morebites.blogspot.com/
5. http://netsains.com/
6. http://www.artikelasik.com/