23 August 2010

Planet Venus



1. Keterangan
Panampangan Venus
Venus adalah nama dewi cinta bangsa Yunani. Karena Venus merupakan benda yang menyala paling terang diantara bintang dan planet lainnya sehingga nampak sangat indah dari bumi. Julukannya bintang pagi dan bintang sore. Venus tidak memiliki satelit maupun cincin.

• Keterangan Tentang Venus
  - Periode sidereal 224,7 hari bumi
  - Suhu 465¬0C
  - Periode Rotasi 243 hari bumi
  - Jarak rata-rata dari Matahari 108 juta km
  - Volume (Bumi = 1) 0,86
  - Massa (Bumi = 1) 0,315
  - Rapatan (air = 1) 5,25
  - Diameter ekuatorial 12.104 km
  - Jumlah satelite

Venus mempunyai arah rotasi yang berlawanan dengan planet-planet lainnya. Atmosfer venus yang berawan rapat dan tebal menyembunyikan permukannnya dari teleskop yang paling cangging sekalipun. Atmosfernya juga sangat mematikan, terdiri atas campuran carbon dioksida dan asam sulfat yang menyebabkan efek rumah kaca. Radiasi infra merah dari matahari terkurung dalam atmosfernya, sehingga suhu permukannya sangat panas, mencapai 4650C.

Tekanan atmosfer Venus sangat besar. Berdasarkan data yang dikirimkan oleh pesawat Venera, tekanan disana 890 kali lebih besar dari tekanan atmosfer bumi.

Planet Venus adalah planet kedua yang dekat dengan Matahari setelah planet Merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km, berevolusi dalam waktu 224,7 hari, berotasi selama 249,0 hari, dan mempunyai diameter 108,2 Juta Km. Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan. Planet ini tidak memiliki satelit alam seperti planet merkurius. Ukuran planet ini hampir sama dengan bumi dan juga letaknya yang paling dekat dengan Bumi. Seperti Merkurius planet ini juga dapat dilihat dengan mata telanjang, Venus biasanya terlihat di sebelah timur sebelum matahari terbit, sehingga venus disebut bintang timur atau bintang pagi. Kadang-kadang juga venus terlihat di sebelah barat sebelum matahari terbenam, sehingga venus dinamakan bintang senja, bintang barat, atau bintang kejora.

Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.

Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain yang ada di tata surya ini. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya untuk mengelilingi matahari.

2. Struktur
Bagian Luar Planet Venus sering di tutupi awan padat. Atmosfer nya terdiri dari Karbondioksida dan nitrogen. Temperatur permukaan venus sangat tinggi, yaitu 480°C, sehingga tidak mungkin ada air dalam wujud cair.

Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi karna diakibatkan oleh efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.
Struktur dari Venus

Dalam wawancara telepon dengan dr. david grinspoon, Ilmuwan Antardisiplin dari proyek Venus Express badan antariksa Eropa, beliau menyampaikan bahwa atmosfer di Venus pernah mendukung kehidupan. “Apakah pernah ada kehidupan hewan di venus? Saya ingin mengatakan bahwa jawabannya ya. Kami sungguh tidak tahu berapa lama kehidupan pernah ada di venus sebelum perubahan iklim yang ekstrem seperti yang kita lihat hari ini membuat hidup kita menderita”.

Venus dipercaya oleh para ilmuwan telah mengalami pemanasan global yang cepat serta bencana yang sama yang sedang dihadapi oleh Bumi. Pada bulan Juli 2008, ternyata benar ditemukan adanya hydrooxl di Venus, Hydroxyl adalah molekul penting yang susah dideteksi. Molekul ini tersusun dari atom hydrogen dan oxygen. Molekul ini ditemukan di permukaan Venus, sekitar 100 KM diatas permukaan atmosfer Venus yang ditemukan oleh Venus Express (wahana luar angkasa yang memiliki misi mendalami planet Venus) Molekul membingungkan ini berhasil dideteksi setelah menjauhkan Venus Express dari permukaan venus dan mengamati permukaan venus yang meredup. Hydroxyl dideteksi dengan mengukur tingkat infra merah yang dipancarkan oleh venus. Ada pemikiran yang menyatakan bahwa hydroxyl ini penting untuk atmosfer planet lain karena sangat reaktif. Di bumi sendiri, hydroxyl ini perperan untuk membersihkan polutan dari atmosfer dan membantu menjaga kestabilan karbon dioksida, mencegahnya berubah menjadi karbon monoksida.

Para ilmuan peneliti Venus masih mengkalkulasi perkiraan jumlah ozone yang terdapat pada atmosfer planet Venus. Kondisi Hydroxyl di Venus sendiri tidak stabil bisa mencapai 50% di satu sisi dan melemah atau menguat di sisi lain, hal ini juga berarti bahwa jumlah ozone yang ada di planet ini juga tidak stabil. Ozone sendiri penting bagi kehidupan karena dapat menyerap radiasi ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Penyerapan radiasi ultra violet ini sangat mempengaruhi suhu suatu planet, dan tentu saja kemungkinan hidup di planet tersebut.

3. Penelitian yang Terkait
- Ada petir di Venus ?
Untuk pertama kalinya, keberadaan petir di atmosfer Planet Venus berhasil dibuktikan secara ilmiah. Wahana milik Eropa yang mengamati planet tersebut dari dekat, Venus Express, berhasil merekamnya.
Penampangan Petir di Permukaan Venus

Selama hampir 30 tahun, para astronom sudah yakin bahwa petir seperti di atmosfer Bumi juga terjadi di Venus. Pada tahun 1978, wahana milik NASA merekam tanda-tanda locatan listrik di atmosfer Venus. Namun, bukti tersebut belum kuat karena adanya interferensi sinyal.

Hipotesis tersebut semakin kuat setelah antena magnetik yang dibawa Venus Express merekamnya dengan jelas. Memang bukan dalam bentuk foto, melainkan perubahan sifat-sifat magnetik.

"Kami yakin ini bukti definitif pertama adanya petir di Venus," ujar David Grinspoon dari Museum Alam dan Sains Denver dalam sebuah konferensi pers di Paris, Rabu (28/11).

Temuan ini sangat penting karena petir memengaruhi sifat kimia atmosfer, salah satu informasi yang dibutuhkan para ilmuwan untuk mempelajari lebih lanjut iklim di Venus. Petir juga diyakini sebagai energi yang memicu kehidupan.

Menurut CT Russell, penulis temuan ilmiah yang dipublikasikan jurnal Nature edisi terbaru ini, petir meloncat dari awan ke awan yang berada sekitar 56 kilometer dari permukaan Venus. Meski demikian, petir mungkin tak dapat dilihat dari permukaan Venus mengingat atmosfernya 100 kali lebih pekat daripada atmosfer Bumi, 900 derajat lebih panas, dan hamparan awan gelap dari asam sulfur.

- Air di Venus?
Pada deteksinya yang pertama, Venus Express berhasil menjejak proses hilangnya lapisan atmosfer pada Planet Venus dari sisi siang planet tersebut, tetapi tahun lalu, wahana antariksa itu telah mengungkap bahwa sebagian besar atmosfer planet itu hilang di malam hari.

Kombinasi dua pendeteksian atmosferik ini membawa para antariksawan semakin dekat memahami apa yang sebenarnya terjadi pada air Planet Venus yang diduga pernah semelimpah Planet Bumi.

Instrumen magnetometer Venus Express (MAG) telah mendeteksi secara tidak terbantahkan bahwa unsur gas hidrogen telah dilepaskan pada siang hari. "Ini adalah proses yang dipercaya pernah terjadi pada Venus namun baru pertamakali ini kami bersepakat," kata Magda Delva dari Akademi Sains Austria di Graz, yang memimpin proyek investigasi Venus ini.

Berkat pilihan orbit yang tepat, Venus Express secara strategis ditempatkan pada posisi yang memungkinkannya mampu menyelidiki proses hilangnya atmosfer Planet Venus. Wahana antariksa ini mengelilingi kedua kutub Planet Venus dengan orbit yang sangat eliptis.

Air adalah molekul kunci dalam Planet Bumi yang membuat planet itu dihuni kehidupan. Dan karena Bumi dan Venus hampir seukuran dan dibentuk pada masa yang relatif sezaman, para astronom mempercayai kedua planet ini dibentuk oleh unsur cair yang sama banyaknya.

Kini diketahui bahwa proporsi air di kedua planet ini ternyata sangat berbeda. Kandungan air di atmosfer dan samudera pada Planet Bumi ternyata 100 ribu kali banyak dari yang ada di Venus.

Berkaitan dengan rendahnya konsentrasi air di Planet Venus, Delva dan kolega-koleganya menemukan fakta bahwa sejumlah inti hidrogen yang merupakan atom-atom penyusun molekul air, hilang setiap detik di siang hari Planet Venus.

Tahun lalu, Analyser of Space Plasma and Energetic Atoms (ASPERA) yang tertancap dalam Venus Express menunjukkan, ada penghilangan unsur hidrogen dan oksigen di sisi malam dari planet itu yang banyaknya berbanding dua kali atau setiap satu oksigen yang dilepaskan setara dengan dua kali atom hidrogen lepas.

Mengingat air tersusun dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, maka atom-atom yang terlepas itu menunjukkan bahwa molekul air telah diurai di atmosfer Planet Venus.

Matahari tidak hanya memancarkan sinar dan panasnya ke ruang angkasa, tetapi juga dengan konstan memuntahkan badai surya yang terdiri dari semburan partikel-partikel bermuatan listrik dan magnetik. Badai surya ini menciptakan medan-medan elektromagnetis dalam Sistem Tata Surya dan bertiup melewati planet-planet.

Tidak seperti Bumi, Venus tidak menghasilkan medan magnetik yang sebenarnya sangat penting karena melindungi atmosfer Bumi dari terjangan badai surya. Meskipun begitu, di Venus, badai surya menyerang lapisan teratas atmosfer dan tidak membawa partikel ke ruang angkasa.

Para pakar planetologi yakin bahwa Venus telah kehilangan kandungan airnya melalui cara itu dan itu terjadi selama 4,5 miliar tahun sejak Planet Bumi tercipta.

"Kami melihat air dilepaskan pada malam hari (Planet Venus) namun tetap tersisa pertanyaan, berapa banyak air planet itu hilang oleh cara seperti itu," kata Stas Barabash dari Institut Astrofiska Swedia di kota Kiruna dan kepala investigasi Venus pada ASPERA yang mencermati kondisi malam Planet Venus.

Penemuan ini membuat para ilmuwan maju selangkah dalam memahami detail proses hilangnya atmosfer Planet Venus, namun penemuan itu belum bisa menjawab misteri yang selama ini menyelimuti Venus.

Agaknya, untuk menegaskan bahwa hidrogen di Planet Venus berasal dari air, Delva dan kawan-kawannya mestinya juga mendeteksi atom-atom oksigen pada siang harinya Venus, sekaligus memerifikasi bahwa ada sekitar setengah total hidrogen Venus telah lepas dari atmosfer planet ini.

Sejauh ini, metode ini mustahil ditempuh. "Saya terus mencermati data magnetometer namun sejauh ini saya tidak dapat melihat tanda ada pelepasan oksigen di sisi siang planet itu," kata Delva.

Hipotesis ini memunculkan sebuah misteri baru. "Hasil ini menunjukkan bahwa setidaknya kandungan oksigen di lapis teratas atmosfer Venus duakali lebih banyak ketimbang hidorgennya seperti yang kita duga sebelum ini," kata Delva.

Ion-ion hidrogen yang terdeteksi mungkin ada di atmosfer jauh di atas permukaan Bumi, namun sumber-sumbernya di wilayah-wilayah itu tidak diketahui. Oleh karena itu, seperti halnya dewi asmara, Planet Venus terus menyimpan misterinya

- Gunung Berapi di Venus?
Satelit pemantau Venus Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA) mendeteksi adanya gas gunung berapi sulfur dioksida dalam kuantitas besar di Venus. Para ilmuwan kini berusaha menentukan apakah itu membuktikan adanya gunung berapi aktif di planet tersebut atau gas itu sekadar lahir dari mekanisme di atmosfer.
Gunung di Venus

Pencarian gunung berapi di Venus memang sudah lama dilakukan ESA. “Gunung berapi adalah bagian penting dari sistem iklim sebuah planet,” kata Fred Taylor, ilmuwan program Venus Express dari Universitas Oxford, Inggris. “Gunung berapi melepas gas seperti sulfur dioksida ke atmosfer planet.”

Di bumi, sulfur tak tinggal lama di atmosfer. Sebaliknya, sulfur beraksi dengan permukaan Bumi yang didominasi laut. Hal yang sama diduga terjadi pula di Venus walaupun dengan proses yang lebih lambat, dalam skala sekitar 20 juta tahun.

Beberapa ilmuwan memperkirakan proporsi besar sulfur dioksida yang ditemukan di atmosfer merupakan bagian dari “asap mesiu” erupsi gunung berapi. Meski demikian, ledakan semacam itu dapat terjadi sekitar 10 juta tahun lalu dan sulfur tetap berada di atmosfer karena dibutuhkan waktu lama untuk turun ke permukaan planet yang didominasi batuan.

- Misteri Alam di Venus
Selama ini para ahli astronomi belum berhasil menemukan jawaban dari keanehan yang terjadi di planet Venus. Yang jelas, Venus tersusun atas materi yang sama dengan bumi kecuali kenyataan bahwa Venus jauh lebih kering, beratmosfir lebih padat dan panasnya mampu melelehkan timah. Venus juga berotasi terbalik dibanding semua planet dalam tata surya kita. John Huw Davies, ilmuwan dari Cardiff University di Inggris baru-baru ini mengemukakan sebuah pendapat bahwa Venus terbentuk dari benturan dua materi pembentuk planet yang berukuran sangat besar. Dalam proses pembentukan itu, semua kandungan air musnah dan menyebabkan kondisi Venus yang kering.Penjelasan itu bukan tidak mungkin karena sebagian besar ilmuwan yakin bahwa bulan juga terbentuk dari hasil benturan sebuah materi pembentuk planet sebesar Mars dengan Bumi. Venus diperkirakan dibentuk dari benturan materi yang jauh lebih besar lagi. Beberapa ilmuwan meragukan pendapat Davies ini namun mereka masih belum menemukan celah dalam pernyataan Davies yang cukup detail tersebut. Menurut Davies besarnya massa yang bertubrukan menghasilkan energi yang cukup besar untuk memecahkan air menjadi unsur penyusunnya yaitu Hidrogen dan Oksigen. Hidrogen kemudian menguap sedangkan Oksigen menyatu dengan besi dan menyatu dengan inti planet. Sejauh ini belum ada kesatuan pendapat antara para ilmuwan namun Davies yakin bahwa pendapatnya layak untuk di tindak lanjuti lebih jauh lagi.

- Global Warming di Venus
Akhir-akhir ini sering terdengar tentang pemanasan global atau global warming. Pemanasan global ini adalah kenaikan temperatur rata-rata di permukaan bumi selama beberapa dekade belakangan ini. Selama dekade belakangan ini suhu rata-rata di permukaan bumi mengalami anomali dengan meningkatnya suhu rata-rata. Hanya beberapa daerah saja di muka bumi ini yang justru rata-rata suhu permukaannya turun kebanyakan di daerah lautan. Pemanasan global ini disebabkan oleh banyaknya gas-gas rumah kaca (greenhouse gas) yang akhir-akhir ini dilepaskan ke atmosfir akibat aktivitas-aktivitas manusia (yang kebanyakan adalah pembakaran bahan bakar berbasis hidrokarbon). Gas-gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir dari aktivitas-aktivitas manusia tersebut adalah: gas CO2 (karbon dioksida), N2O (dinitrogen monoksida), CFC (kloroflourokarbon) dan CH4 (metana). Penebangan hutan yang terjadi di mana-mana turut memperparah terjadinya pemanasan global. Uap air juga merupakan gas rumah kaca, namun uap air (yang kebanyakan berasal dari sumber-sumber alami) tidak memberikan kontribusi positif terhadap pemanasan global.

Ada satu tempat di tata surya, di sebuah planet yang merupakan tetangga Bumi yang merupakan tempat di mana pemanasan globalnya benar-benar dahsyat yaitu Planet Venus. Planet yang berabad-abad diasosiasikan dengan kaum wanita ini karena planet ini kalau dilihat dari Bumi dengan menggunakan teleskop benar-benar terlihat ‘mulus’ dan tidak rata penuh dengan kawah-kawah seperti di Bulan ataupun Merkurius ataupun Mars. Planet ini terlihat ‘mulus’ karena yang terlihat adalah awan dan atmosfir Venus yang ekstra tebal yang sangat kaya dengan CO2 (>95%). Sangking tebalnya sehingga awan dan atmosfir Venus ini menutup daratan planet ini yang sebenarnya juga tidak rata. Karena atmosfir Venus sangat kaya dengan CO2 dan juga karena ketebalannya, maka tak ayal lagi planet ini layak dinobatkan sebagai ratunya planet pemanasan global di tata surya. Suhu permukaan planet ini adalah >460°C ( >860°F) padahal planet yang paling dekat dengan Matahari yaitu Merkurius yang mendapat energi/panas matahari 4 kali dari planet Venus, suhunya pada siang hari (sisi yang menghadap matahari) panasnya hanya kira-kira 420°C (790°F). Hal ini berarti bahwa Venus merupakan planet yang terpanas permukaannya di antara planet-planet lain di tata surya. Suhunya pada malam hari juga tidak berbeda jauh, ini karena panas dari tempat yang menghadap matahari di bawa oleh angin di bagian bawah atmosfir ke bagian yang malam hari. Para ahli mengatakan kemungkinan zaman dahulu atmosfir Venus menyerupai atmosfir Bumi karena dahulu cukup banyak air di permukaan Venus. Namun karena air ini menguap dan banyak yang hilang ke angkasa maka mulailah efek rumah kaca yang memicu pemanasan global yang terjadi pada planet itu hingga saat ini. Neraka di Venus ini diperparah dengan tekanannya yang sangat besar. Jikalau di Bumi, tekanan pada ketinggian di permukaan laut adalah sebesar 1 atmosfer (semakin tinggi elevasi semakin berkurang tekanan atmosfer) maka di Venus tekanan di permukaan planetnya adalah kira-kira sebesar 90 atmosfer.

- Penemuan Hydroxyl di Venus?
Hydroxyl adalah molekul penting yang susah dideteksi. Molekul ini tersusun dari atom hydrogen dan oxygen. Molekul ini ditemukan di permukaan venus, sekitar 100 KM diatas permukaan atmosfer venus yang menemukan adalah Venus Express (wahana luar angkasa yang memiliki misi mendalami planet venus)

Molekul membingungkan ini berhasil dideteksi setelah menjauhkan venus express dari permukaan venus dan mengamati permukaan venus yang meredup. Hydroxyl dideteksi dengan mengukur tingkat infra merah yang dipancarkan oleh venus.

Ada pemikiran yang menyatakan bahwa hydroxyl ini penting untuk atmosfer planet lain karena sangat reaktif. Di bumi sendiri, hydroxyl ini perperan untuk membersihkan polutan dari atmosfer dan membantu menjaga kestabilan karbon dioksida, mencegahnya berubah menjadi karbon monoksida.Di Mars, hydroxyl berperan untuk menjaga kesterilan tanah, mencegah mikroba masuk ke permukaan Mars.


Di Atmosfer bumi, Hydroxyl sangat berkaitan dengan banyaknya ozone yang menyusun atmosfer permukaan bumi. Para ilmuan peneliti Venus masih mengkalkulasi perkiraan jumlah ozone yang terdapat padaatmosfer planet venus. Kondisi Hydroxyl di Venus sendiri tidak stabil bisa mencapai 50% di satu sisi dan melemah atau menguat di sisi lain, hal ini tentu juga berarti bahwa jumlah ozone yang ada di planet ini juga tidak stabil.

Ozone sendiri penting bagi kehidupan karena dapat menyerap radiasi ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Penyerapan radiasi ultra violet ini sangat mempengaruhi suhu suatu planet, dan tentu saja kemungkinan hidup di planet tersebut. Nah, jika ternyata tingakat hydroxyl di venus cukup dan ozonenya juga cukup, maka harapan untuk dapat tinggal di planet lain mungkin dapat direalisasikan.

- Kehidupan di Venus?
Planet Venus selama ini dikenal sebagai planet yang paling memiliki banyak rintangan untuk ditinggali. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa planet Venus di usia mudanya berpotensi untuk ditinggali.

Keyakinan penelitian tersebut karena Venus diyakini ternyata pernah memiliki pasokan air yang sangat cukup, bahkan tidak tertutup keungkinan berbentuk lautan.

Hal tersebut terungkap ketika satelit Venus Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA) mengorbit planet tersebut. Pemantauan yang dilakukan menunjukkan bahwa Venus dan Bumi tidaklah berbeda sebagaimana yang tampak.

Saat ini diyakini Bumi dipenuhi kehidupan dengan suhu sejuk. Venus tidak dapat ditinggali karena memiliki suhu yangs sangat panas, bahkan terlampau panas.

"Namun di lain hal, ukuran dan tampilan Venus dan Bumi hampir sama. Komposisi dasar Venus dan Bumi sangatlah mirip," ungkap salah satu ilmuwan proyek ESA untuk Venus Express, Hakan Svedhem, Senin (28/6).

Saat ini Venus memiliki pasokan air yang sangat sedikit. Jika jumlah uap air di atmosfer Venus tersebar ke permukaan planetnya, hanya akan terbentuk genangan air sedalam tiga sentimeter. Berbeda dengan Bumi yang bila uap airnya tersebar di seluruh permukaannya akan membuat genangan sedalam tiga kilometer.

Namun miliaran tahun lalu, Venus memiliki lebih banyak air. Seiring perjalanan waktu, Venus diperkirakan kehilangan sejumlah besar airnya karena radiasi ultraviolet. Radiasi tersebut memecah molekul air menjadi unsur hidrogen dan atom oksigen yang akhirnya menghilang ke luar angkasa.

Venus Express telah mengukur kemungkinan jumlah uap air yang keluar tersebut dan menemukan fakta bahwa memang terdapat pengeluaran tersebut. Jumlah uap air yang keluar diperkirakan dua kali dari jumlah oksigen yang keluar. "Semua indikator menunjukkan jelas bahwa terdapat banyak pasokan air di Venus di masa lampau," papar ilmuwan lainnya, Colin Wilson dari Universitas Oxford, Inggris.

"Semua poin ke sana karena sejumlah besar air di Venus di masa lalu," kata anggota tim riset Colin Wilson dari Universitas Oxford di Inggris. "Jika Venus pernah memiliki air di permukaannya, planet Venus kemungkinan pernah memiliki kehidupan," tambah ilmuwan lainnya lagi, Eric Chassefiere dari Uiversitas Paris-Sud, Prancis.

Daftar Referensi :
1. http://www.klipberita.com/klip-iptek/10005-dulu-planet-venus-berpotensi-jadi-tempat-tinggal.html
2. http://buyarwinarso.wordpress.com/
3. http://www.apakabardunia.com/post/uncategorized/bagaimana-air-di-planet-venus-bisa-hilang
4. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/planet-venus/
5. http://shirogadget.com/hydroxyl-ditemukan-di-atmosfer-venus/
6. http://masenchipz.com/
7. http://indra-tatasurya.blogspot.com/2009/03/planet-venus.html
8. http://id.wikipedia.org/wiki/Venus


0 comments:

Post a Comment

Komentar yang berisi iklan barang atau jasa akan segera dihapus. Begitu pula komentar yang mengandung hinaan, sara, atau berisikan hal negatif lainnya.