12 August 2010

Taj Mahal



1. Pengenalan Tempat
Taj Mahal dikenal sebagai contoh karya arsitektur muslim India. Tāj Mahal (bahasa Urdu: تاج محل, Hindi: ताज महल) adalah sebuah monumen yang terletak di Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shāh Jahān, anak Jahangir, sebagai sebuah musoleum untuk istri Persianya, Arjumand Banu Begum, juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal. Pembangunannya menghabiskan waktu 23 tahun (1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal.

Shah Jahan, kaisar dari Kekaisaran Mughal memiliki kekayaan yang besar selama masa kejayaannya. Pada 1631 istri keduanya wafat sewaktu melahirkan putrinya Gauhara Begum, anak ke-14 mereka.

Taj Mahal dibangun kaisar Mogul kelima itu antara tahun 1631-1648 untuk mengenang istrinya, Arjuman Bano Begum, atau lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Awalnya, Shah Jahan hanya menyebut masjid itu sebagai makam Mumtaz Mahal, namun akhirnya berkembang menjadi Taj Mahal. Taj Mahal jika diterjemahkan berarti 'Istana Mahkota', sebuah perluasan dari nama Mumtaz Mahal yang berasal dari Persia. Mumtaz Mahal meninggal di usia 39 tahun, ketika melahirkan anak ke-14 pada tahun 1631. Kematian sang permaisuri ini membuat sang raja begitu berduka. Sebelum meninggal, Mumtaz berpesan 'ingin dibuatkan makam yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya untuk mengenangnya'.

2. Bentuk Asitektur
Taj Mahal yang dibangun Syah Jehan Raja Mogul V untuk menghormati istrinya Arjuman Banu Begum atau Mumtaz Mahal, terletak di pinggir Sungai Yamuna, Agra, India sekitar 190 kilometer dari New Delhi. Istana pilihan yang di dalamnya terdapat makam mulai dibangun tahun 1632 dengan mempekerjakan 20.000 orang, total biaya mencapai 40 juta rupee. Bangunan inti selesai tahun 1643 dan secara keseluruhan selesai tahun 1654.

Taj Mahal menjadi lambang kejayaan Dinasti Mogul, stabilitas di tengah penduduk yang majemuk namun kepemimpinan raja bijak, meski menganut ajaran Islam tapi tetap memberikan hak hidup terhadap beragam agama dan keyakinan. Syah Jehan mewarisi kebijakan pendahulunya dalam kepemimpinan sehingga tampil sebagai pemimpin yang sukses.

Taj Mahal merupakan gabungan berbagai arsitektur yang berkembang zaman itu, perpaduan karya arsitek terkemuka yang mengadopsi corak bangunan dari India, Pesia dan Asia Tengah. Konsultan pembangunan didatangkan dari Turki, ustadz Isa seorang arsitek terkemuka ketika itu. Sebuah kerja yang mengagumkan sehingga mendatangkan kekaguman di sepanjang zaman melintasi batas ruang dan waktu.

Kompleks Taj Mahal berbentuk bujur sangkar, membujur dari utara ke selatan terdiri tiga bagian. Di tengah terdapat taman bungan dengan kolam air mancur yang sangat menawan. Antara satu bagian dengan lainnya dibatasi bidang empat persegi panjang. Pintu gerbang di bagian selatan dan mausoleum sebagai bangunan utama dilingkupi dua bangunan simetris. Di bagian barat terdapat masjid dan timur ruang jawaban.

Mausoleum berbentuk segi delapan dan di atasnya ditutup kubah, tinggi bangunan tujuh meter dan puncak kubahnya mencapai 26 meter, sedangkan tingginya 36.5 meter dengan diameter 21 meter. Kubah berbentuk bola dengan bulan sabit dipuncaknya, menara menjulang dari tiap-tiap penjuru lantai gedung itu. Empat menara yang indah masing masing setinggi 40.5 meter. Gedungnya memiliki lebar 57 meter. Dinding bagian dalam dilapisi batu pualam warna kemerah-merahan dan di bagian luar sudut-sudutnya terdapat menara yang menjulang tinggi. Bangunan masjid dan ruang jawaban dibuat menghadap mausoleum, bahan bangunan untuk masjid terdiri pasir dan marmer yang disusun sesuai keindahan dekoratif.

Bangunan monumen cinta itu berlokasi di-pinggir Sungai Yamuna. Catatan menunjukan diperlukan 22 tahun dan dikerahkan hampir 20.000 orang untuk mempersiapkan proyek ini.

3. Kemelut Saat Proses Pembangunan
Suatu peristiwa tragis menimpa Kaisar Shah Jehan pada tahun 1658. Terjadi pergolakan dinegeri, bahkan dalam induk kekaisaran sendiri. Shah Jehan ditangkap oleh puteranya Au-rangzeb (1618-1707) dengan mengalahkan saudara-saudaranya. Ayahnya ditahan di Agra Fort (Benteng Agra), benteng yang dibangun oleh Kaisar Akbar tahun 1565-1573.

Shah Jehan ditahan dalam suatu ruangan bernama Muzamman Burz. Hingga saat ini, masih ada sebuah lobang di dinding. Katanya dari lobang itulah Shah Jehan setiap hari melihat / mengintip gedung indah Taj Mahal, tempat peristirahatan isteri tercintanya yang baru saja siap sekitar tahun1650. Kaisar menjalani kenikmatan dalam penderitaan.

Ketika Shah Jehan wafat, ia juga dikebumikan disamping isteri tercinta Mumtaz Mahal. Kedua makam ini ada disuatu ruangan dibawah.

4. Makna dan Inspirasi
Tahun 1631 Shah Jahan yang menjadi Maharaja Dinasti Mughal setelah kematian isterinya yang tersayang. Isterinya Mumtaz Mahal telah meninggal ketika melahirkan anak mereka yang ke-14 Begum Gauhara ketika Shah Jahan berada di medan pertempuran pada tahun 1631 ketika itu Shah Jahan dalam kepentingan memperluaskan tanah jajahannya.
Peta lokasi Taj Mahal dari atas udara
Pada tahun 1631, Shah Jahan, maharaja semasa kemuncak keagungan Dinasti Mughal, dilanda kesedihan apabila isteri ketiganya, Mumtaz Mahal, meninggal semasa melahirkan anak keempat belas mereka, Gauhara Begum. Pembinaan Taj Mahal bermula pada tahun 1632, setahun selepas kematiannya. Pengarang istana mengenai kesedihan Shah Jahan menggambarkan cerita cinta yang secara tradisi dianggap inspirasi kepada Taj Mahal. Mausoleum utama disiapkan pada tahun 1648 dan bangunan sekeliling dan taman disiapkan lima tahun berikutnya. Maharaja Shah Jahan sendiri menggambarkan Taj Mahal dalam perkataan berikut:

Sekiranya yang bersalah mencari perlindungan di sini,
Seperti orang diampunkan, dia bebas dari dosa.
Sekiranya orang yang berdosa mencari jalan ke rumah agam ini,
Semua dosanya di masa lalu dibersihkan.
Pandangan rumah agam ini mencipta keluhan kesedihan;
Dan bulan dan matahari mengalirkan air mata.
Di dunia ini bangunan ini telah dibina;
Bagi menggambarkan keagungan Pencipta.

Taj Mahal menggabung dan mengembangkan reka bentuk tradisi seni bina Persia dan seni bina Mughal awal. Inspirasi khusus datangnya dari Dinasti Timurid dan bangunan Mughal termasuk; Gur-e Amir (makam Timur, pengasas dinasti Mughal, di Samarkand), makam Humayun, Makam Itmad-Ud-Daulah (kadang-kala dikenali sebagai Bayi Taj), dan Masjid Jama, Delhi binaan Shah Jahan sendiri di Delhi. Sementara bangunan Mughal awal biasanya dibina dari batu pasir merah, Shah Jahan menganjurkan penggunaan marmar putih dihias dengan batu saphire bernilai, dan bangunan di bawah naungannya mencapai tahap kehalusan baru.

5. Kontrofersi Taj Mahal Bekas Bangunan Hindu
Beberapa kalangan memeperdebatkan bahwa taj mahal merupakan bangunan Hindu yang disabotase oleh penjajah islam, berdasarkan beberapa pengamatan, catatan sejarah dan bukti yang terdapat dalam taj mahal tersebut. Namun ini semua masih menjadi bahan perdebatan yang belum ada titik temunya.

- Beberapa pengamatan segi nama dari Taj Mahal :
  1. Sebutan TajMahal sendiri tidak pernah nampak dari surat-surat atau arsip-arsip kerajaan Mogul, bahkan semasa pemerintahan Pangeran mogul Aurangzeb masa yang diisukan sebagai masa “konstruksi” TajMahal
  2. Kata akhiran “Mahal” bukan istilah muslim karena tidak ada satupun negara muslim di dunia ini, dari Afghanistan sampai Aljazair, yang menamakan gedung mereka dgn kata “Mahal”.
  3. Anggapan umum bahwa kata TajMahal berasal dari nama permaisuri Mumtaz Mahal, yang dikubur didalamnya, tidak logis. Beberapa alasannya antara lain; namanya bukan Mumtaj Mahal tetapi Mumtaz-ul-Zamani. Apalagi nama wanita India akan terdengar aneh kalau kita memotong ketiga huruf pertamanya, “Mum”, dan menempelkannya pada nama gedung. Karena nama wanita itu adalah Mumtaz (berakhir dgn ‘Z’) seharusnya nama gedung itu menjadi Taz Mahal, dan bukan Taj (berakhir dgn ‘J’).
  4. Sejumlah pengunjung Eropa pada jaman Shahjahan merujuk pada gedung itu sebagai Taj-e-Mahal, sesuai dgn tradisi jaman itu dan sesuai dgn kata Sansekerta tua Tej-o-Mahalaya, nama sebuah kuil dewa Siwa. Tetapi Shahjahan dan Aurangzeb secara licik menghindari penggunaan kata Sansekerta itu dan hanya menyebutnya “makam suci”.
  5. Sejarah mencatat bahwa semua anggota istana atau anggota kerajaan Muslim termasuk Humayun, Akbar, Mumtaz, Etmad-ud-Daula dan Safdarjang dikubur dalam kuil-kuil dan tempat-tempat suci Hindu, bahkan ternyata di Indonesia juga demikian. Banyak tempat suci berubah menjadi kuburan sebagaimana saya kutip dalam sebuah artikel saya di homepage ini. Kalau memang makam/kuburan, mengapa memakai kata “Mahal”, yang nota bene berarti “mansion/gedung” ?
  6. Istilah TajMahal tidak tercatat dalam arsip istana mogul. Hal ini sangatlah aneh untuk suatu pembangunan gedung semegah itu. Hal ini sudah barang tentu karena kedua komponen namanya, ‘Taj’ dan’ Mahal’ adalah kata-kata Sangsekerta.
- Dilihat dari segi tradisi sebuah candi atau kuil yang merupakan tempat suci Hindu :
  1. Isitlah TajMahal adalah dari istilah sansekerta TejoMahalay / Tejo Mahalaya, yaitu merujuk pada sebuah Kuil Siva.
  2. Tradisi lepas sepatu sebelum masuk gedung berasal dari jaman pra-Shahjahan saat TajMahal masih merupakan Candi Siva. Kalau memang TajMahal dulunya kuburan, orang tidak perlu melepaskan sepatu karena sepatu wajib dikenakan saat mengunjungi kuburan.
  3. Ukiran kendi-kendi berjumlah 108 (seratus delapan) yang merupakan angka suci dan keramat dalam tradisi Hindu.
  4. Orang-orang yang diberi tugas khusus untuk memperbaiki dan merawat TajMahal mengatakan telah melihat dalam tembok-tembok tebal dan ruang-ruang rahasia di lantai bawah yang tidak terbuka untuk umum yang berisi ukiran sakral lambang-lambang dewa Siva serta lingga Yoni Siva dan juga atribut-atribut dewa-dewa lainnya.
  5. Di India ada 12 Jyotirlinga, yaitu candi-candi megah bagi Dewa Siva. Tejomahalaya alias Tajmahal nampaknya merupakan salah satunya yang dikenal sebagai Nagnatheshwar karena penuh dengan hiasan ular naga. Padahal dalam tradisi Islam tidak diperkenankan mengukir/membuat suatu perwujudan naga seperti ini, kenapa dalam bangunan tajMahal terdapat hiasan ular naga?
  6. Manuskrip yang merupakan bagian kitab suci Hindu dibidang arsitektur yang terkenal berjudul Vishwakarma Vastushastra menyebut adanya ‘Tej-Linga’ diantara para Shivalinga, yaitu simbol-simbol Dewa Siva yg terbuat dari batu. Karena sebuah Tej Linga di-”konsekrasi” di Taj Mahal, maka timbullah isitilah TajMahal alias Tejo Mahalaya.
  7. Kota Agra, tempat lokasi TajMahal, adalah pusat kuno pemujaan Siva. Para penduduk orthodox-nya selama berabad-abad meneruskan tradisi pemujaan di lima candi Siva sebelum makan malam selama bulan Shravan.
  8. Beberapa abad terakhir ini, warga Agra hanya dapat meneruskan tradisi ini di 4 kuil Siva yaitu, Balkeshwar, Prithvinath, Manakameshwar dan Rajarajeshwar. Mereka kehilangan jejak kuil kelima dewa Siva, tempat pemujaan nenek moyang mereka. Ternyata, kuil ke lima adalah Agreshwar Mahadev Nagnatheshwar yaitu, Dewa Agra, dewa para naga, yang di-konsekrasi di Tejomahalay alias Tajmahal.
  9. Suku yang mendominasi wilayah Agra bernama Jat. Nama mereka bagi Siva adalah Tejaji. Isu Khusus tentang Jat dalam majalah The Illustrated Weekly India (Juni 28,1971) menyebut bahwa suku Jat memiliki Teja Mandir atau kuil-kuil Teja. Ini karena Teja-Linga adalah diantara beberapa nama Shiva Linga. Dari sini jelas bahwa Taj-Mahal adalah Tejo-Mahalaya, tempat kediaman megah milik Tej/Siva.
- Dari manuskrip-manuskrip kuno dan bukti-bukti arsip lainnya :
  1. Arsip istana Shahjahan sendiri berjudul Badshahnama, pada halaman hal 403, jilid 1 mengakui bahwa sebuah istana megah dan unik yang dihias dengan atap berupa kubah (Imaarat-a-Alishan wa Gumbaze) diambil dari Jaipur Maharaja Jaisigh bagi kuburan Mumtaz, dan gedung itu dikenal sebagai istana Raja Mansingh.
  2. Surat Pangeran Aurangzeb kepada ayahnya, kaisar Shahjahan, tercatat paling tidak dalam 3 bagian berjudul `Aadaab-e-Alamgiri’, Yadgarnama’, dan `Muruqqa-i-Akbarabadi’ (diedit oleh Said Ahmed, Agra, 1931, halaman 43, catatan kaki 2). Dalam surat itu, Aurangzeb mencatat tahun 1652 M bahwa berbagai bagian gedung dalam ketujuh tingkat Taj Mahal itu saking tuanya sehingga atap-atap sering bocor, sementara dibagian utaranya terlihat garis-garis retakan. Oleh karena itu, Aurangzeb langsung memerintahkan operasi darurat penyelamatan gedung itu atas biaya sendiri sambil menganjurkan kepada kaisar agar perbaikan yang lebih sulit dilaksanakan dikemudian hari. Inilah bukti bahwa pada masa kekuasaan Shahjahan, komplek Taj sudah begitu tua sehingga memerlukan perbaikan segera.
  3. Maharaja Jaipur mencatat dalam koleksi tulisan rahasia-nya, `KapadDvara’, 2 perintah dari Shahjahan tertangal 18 Desember, 1633 M yang mempertanyakan kembali komplek Taj. Ini jelas sesuatu yang sangat memalukan bagi penguasa Jaipur sampai ia merahasiakan dokumen tersebut.
  4. Arsip negara bagian Rajasthan di Bikaner menyimpan 3 perintah yang disampaikan Shahjahan kepada Jaisingh, sang pemimpin Jaipur, memerintahkannya untuk mensuplai marmer (bagi makam Mumtaz) dan cetakan huruf-huruf Al-Quran dari tambang marmernya di Makranna dan juga sejumlah tukang ukir batu. Jaisingh sepertinya begitu marah dengan pencurian Tajmahal secara blak-blakan ini sampai ia menolak perintah Shahjahan. Ketiga perintah diatas ini dikirim kepada Jaisingh 2 tahun setelah kematian Mumtaz. Kalau pendirian Tajmahal memang sampai memakan waktu 22 tahun sebagaimana yang diyakini secara absur atas sumber dari pengunjung Prancis, Travernir selama ini, maka marmer itu seharusnya baru akan diperlukan 15 atau 20 tahun sesudahnya dan tidak segera setelah kematian Mumtaz. Lebih-lebih, ketiga perintah itu tidak pernah menyebut Tajmahal, ataupun Mumtaz, ataupun penguburan. Harga dan kuantitas batu marmer juga tidak disebut. Ini menunjukkan bahwa jumlah marmer yang diperlukan tidaklah besar, hanya sekedar untuk menambal atau mengubah dekorasi Tajmahal. Shahjahan tidak pernah mampu mendirikan gedung semegah Tajmahal kalau seandainya harus tergantung pada marmer Jaisingh yang sering tidak kooperatif.
- Beberapa kesaksian dan penjelasan dari ahli sejarah dan juga pengunjung mancanegara memberikan penjelasan yang sangat kontradiksi dengan apa yang diyakini selama ini :
  1. Tavernier, jeweller Perancis mencatat dalam buku perjalannannya bahwa Shahjahan secara sengaja mengubur Mumtaz didekat Taz-i-Makan (Kuil Taj) dimana pengunjung Eropa sering datang dan dapat mengaguminya. Ia juga menambahkan bawha ongkos tangga-tangganya lebih tinggi daripada ongkos pendirian keseluruhan gedung. Pekerjaan yang dilakukan Shahjahan di kuil Siva, Tejomahalaya, berupa penghancuran dekorasi mahal, mencongkeli arca-arca Siva di dua tingkat dan sebagai gantinya menancapkan centotaph dan kutipan-kutipan Al-Quran diseputar kubu-kubu dan tembok-tembok keenam tingkat gedung tersebut.
  2. Peter Mundy, pelncong dari Inggris yang datang ke Agra tahun 1632 (1 tahun setelah kematian Mumtaz) menulis bahwa tempat-tempat menarik di dan sekitar Agra, termasuk makam, taman dan bazaar Taj-e-Mahal. Ini menegaskan bahwa Tajmahal memang gedung unik bahkan sebelum Shahjahan.
  3. De Laet, pejabat Belanda mendaftarkan istana Mansingh sekitar 1 mil dari benteng Agra, sebagai gedung megah jaman pra-Shahjahan. Arsip istana Shahjahan, Badshahnama, mencatat penguburan Mumtaz di dalam istana Mansingh yang sama.
  4. Bernier, pengunjung Perancis mencatat bahwa non muslim dihalangi masuk lantai bawah tanah pada saat Shahjahan merebut istana Mansingh yang mengandung sinar-sinar terang. Jelas ia merujuk kepada pintu-pintu perak, pinggiran emas, dekorasi batu-batuan berharga, dan kalung dan dawai-dawai mutiara yang digantung di leher arca Siva. Shahjahan menyita semua kekayaan gedung ini dan menjadikan kematian Mumtaz sebagai alasan untuk menyembunyikan maksud sebenarnya.
  5. Johan Albert Mandelslo, yang menggambarkan secara detil kehidupan di Agra tahun 1638 (7 tahun setelah kematian Mumtaz) dalam buku `Voyages and Travels to West-Indies’ (terbitan John Starkey dan John Basset, London), tidak menyebutkan apapun tentang konstruksi gedung megah macam TajMahal, yg “kata orang” dibangun antara tahun 1631 sampai 1653.
- Dari segi arsitektur juga memberikan bukti yang sangat kuat bahwa TajMahal adalah kuil Siva yang direbut oleh penjajah Islam :
  1. Ahli-ahli arsitektur ternama seperti E.B.Havell, Mrs.Kenoyer dan Sir W.W.Hunterhave menulis bahwa TajMahal dibangun dalam gaya kuil Hindu. Havell menunjuk pada peta kuil Hindu kuno, yaitu candi-candi Siva di Jawa, identik dengan taj mahal.
  2. Kubah ditengah-tengah dengan atap lengkung di keempat sudutnya adalah benuk universal kuil/candi Hindu.
  3. Keempat menara marmer di keempat sudutnya adalah gaya Hindu yang biasanya digunakan sebagai menara lampu pada malam hari dan pos penjagaan pada siang hari. Menara-menara itu penting untuk menandakan arah-arah suci. Altar-altar perkawinan Hindu dan altar bagi pemujaan Dewa Satyanarayan memiliki tiang/pilar di keempat sudut.
  4. Bentuk oktagonal TajMahal memiliki arti khusus dalam tradisi Hindu karena hanya orang Hindu yang memiliki nama-nama khusus bagi delapan penjuru mata angin dan juga bagi para dewa yang bertempat di kedelapan penjuru tersebut (ditambah 1 arah tengah sehingga menjadi sembilan/sanga) yang dikenal dengan istilah Devatanavasanga /Dewata Nawa Sanga.
  5. Ujung menara lancip menunjuk ke loka/dunia yang lebih atas, sementara fondasi menunjukkan dunia dibawah. Benteng, kota, istana dan candi-candi Hindu selalu memiliki layout oktagonal sehingga bersama-sama dengan ujung menara dan fondasi, mereka mewakili kesembilan arah mata angin/Dewata Nawa Sanga.
  6. TajMahal memiliki ujung Trisula (semacam garpu bertanduk tiga) diatas kubah. Replika trisula ini diukir didalam tembok batu merah istana bagian timur Taj. Bagian tengah trisula ini menunjukkan sebuah “Kalash” (kendi suci) yang berisi 2 daun mangga dan sebuah kelapa. Ini motif sakral Hindu dan merupakan salah satu atribut penting dewa Siva. Trisula juga merupakan senjata dewa Siva. Trisula-trisula serupa ditemukan di banyak candi-candi Hindu dan Buddha di kawasan Himalaya. Selama ratusan tahun orang salah kaprah dan menganggap ujung Taj ini sebagai bintang dan bulan sabit Islam yang juga merupakan alat penyambar petir yang dipasang Inggris pada jaman kolonialisme di India. Namun sebenarnya, ujung ini adalah karya metalurgi Hindu karena terbuat dari metal anti-karat, yang mungkin juga dimaksudkan untuk menyambar petir. Bahwa replika trisula ini digambar di bagian timur istana penting bagi umat Hindu karena ini merupakan arah terbitnya matahari. Ujung trisula ini, setelah direbut penjajah Muslim ditempeli kata ‘Allah’ sementara gambar replikanya tidak memiliki kata Allah.
- Satu hal yang paling janggal dalam banguan TajMahal yang ada saat ini adalah inkonsistensi dalam banyak hal, yaitu antara lain:
  1. Kedua gedung yang menghadap Taj di sebelah timur dan barat identik dalam design, ukuran dan bentuk. Tetapi gedung disebelah timur ini dianggap sebagai ruang komunitas Islam, sementara gedung sebelah barat dikatakan sebagai mesjid. Bagaimana gedung-gedung bagi tujuan yg sangat berbeda bisa berbentuk serupa? Mengapa gedung yg dinyatakan mesjid itu tidak memiliki minaret ? Itu karena tadinya merupakan bagian dari sepasang paviliun resepsi yang merupakan bagian kuil!
  2. Beberapa meter dari situ terletak Nakkar Khana alias DrumHouse (Rumah Gendang) yang sangat tidak cocok dengan tradisi Islam. Dekatnya Drum House ini menunjukkan bahwa gedung ini tadinya bukan mesjid. Mengapa? Karena sebuah Rumah Gendang adalah kebutuhan sebuah kuil atau Istana Hindu. Bukan Islam. Karena pekerjaan rumah Hindu, baik pagi maupun malam, selalu diiringi irama gendang lembut.
  3. Ukiran-ukiran dimarmer bagian luar dari kamar cenotaph adalah bagian dari desain dan huruf Hindu “OM”. Juga terdapat motif-motif bunga padma dan kerang yang merupakan motif khas Hindu, yaitu atribut Visnu.
  4. Ruang sanctom sanctorum (paling suci) Taj Mahal memiliki pintu-pintu perak dan pinggiran/pegangan emas seperti layaknya candi-candi Hindu. Didalam ruang ini, lantai marmer dihiasi dengan mutiara dan batuan-batuan berharga. Kekayaan material inilah yang membuat Shahjahan tertarik dan merebutnya dari Jaisingh, sang penguasa Jaipur yang tidak berdaya.
  5. Orang Inggris bernama Peter Mundy pada tahun 1632 (setahun setelah kematian Mumtaz) melihat pegangan/sandaran tangga berlapis emas dan batuan-batuan berharga. Kalau proses pembangunan Taj Mahal memang sampai makan waktu 22 tahun, maka pegangan/sandaran berharga macam ini akan dipasang paling belakang (setelah gedung hampir selesai) dan tidak mungkin dapat disaksikan pengunjung setahun setelah kematian Mumtaz. Akhirnya semua hiasan berharga, sandaran tangga emas, pintu perak, mutiara, batuan-batuan berharga tersebut dicuri oleh Shahjahan. Penjarahan TajMahal merupakan skandal yang mengakibatkan percekcokan besar antara Shahjahan dan Jaisingh.
  6. Di lantai marmer disekeliling cenotaph Mumtaz terlihat bekas-bekas mosaik. Bekas-bekas ini menunjukkan tempat-tempat bekas tongkat penunjang pegangan tangga emas itu. Ini menunjukkan bekas-bekas sebuah pagar (mengelilingi arca Siva).
  7. Diatas cenotaph Mumtaz ada lampu yg digantung pada rantai. Yang awalnya adalah tempat kendi air yang diteteskan pada Shivalinga/lingga siva. Tradisi Hindu inilah yang dicontek penjajah Muslim menjadi cerita tetesan air mata yang jatuh pada makam Mumtaz saat terang bulan.


Daftar Referensi :
1. http://www.detiknews.com/read/2007/07/09/100123/802515/10/taj-mahal-cinta-abadi-sang-raja
2.http://bataviase.co.id/bataviase/search/?search_block_form=Catatan%20Sejarah%20Tragedi%20Taj%20Mahal
3. http://commons.wikimedia.org/wiki/Taj_Mahal
4. http://id.shvoong.com/humanities/history/Sejarah-Taj-Mahal
5. http://info-biografi.blogspot.com/2010/03/biografi-sejarah-taj-mahal.html
6. http://ngarayana.web.ugm.ac.id/

0 comments:

Post a Comment

Komentar yang berisi iklan barang atau jasa akan segera dihapus. Begitu pula komentar yang mengandung hinaan, sara, atau berisikan hal negatif lainnya.