01 November 2010

Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791)



1. Pengenalan
Wolfgang Amadeus Mozart
Wolfgang Amadeus Mozart yang bernama asli Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart (lahir di Salzburg, 27 Januari 1756 - meninggal di Wina, Austria, 5 Desember 1791 pada umur 35 tahun) adalah seorang komponis. Ia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik klasik Eropa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar 700 lagu) termasuk gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya musik simfoni, musik kamar, musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Contoh karyanya adalah opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte. Banyak dari karya Mozart dianggap sebagai repertoar standar konser klasik dan diakui sebagai mahakarya musik zaman klasik. Karya-karyanya diurutkan dalam katalog Köchel-Verzeichnis.

2. Riwayat Hidup
a. Masa Awal (1756-1772)
Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa bantuan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart adalah komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang paling penting adalah Kindersinfonie ("Simfoni Anak-Anak"). Wolfgang adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang meninggal prematur. Hanya dia dan Maria Anna Mozart ("Nannerl") yang bertahan hidup sampai dewasa. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold mengumpulkan semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain keyboard yang sangat handal. Leopold yang menemukan bakat kedua anaknya merasa “terpanggil” untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa. 

- Bermain piano di depan Raja Bayern
Mozart kemudian dibawa untuk bermain piano di depan raja Bayern di München. Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart harus mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu Paris (1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konser di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai anak ajaib di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering dipanggil sebagai English Bach. Mozart memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach.

Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel mempengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa piano sonata dari komponis-komonis lain dan membuatnya menjadi empat buah piano Concerto pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun 1768, atas permintaan Kaisar Wina, Mozart menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan operetta Bastien und Bastienne.

- Perjalanan ke Italia
Pada tahun 1769, Mozart mengadakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik, Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, rè di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat sukses besar dalam pertunjukannya di Milano. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga mempelajari Kontrapung pada guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, Padre Martini.

b. Masa Salzburg (1773-1780)
Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina, Leopold tidak ingin Mozart kembali dan bekerja menjadi “tukang” musik yang tak terlalu dihargai di Salzburg. Leopold berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, namun tak berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak terlalu disukai oleh Kaisar Austria.

- Maestro kapel Uskup Agung Salzburg
Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang terbaru dan dia juga berteman dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting pada pada masa ini adalah K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A Major (1774). Pada saat yang sama di Salzburg, Uskup Segismundo meninggal dunia dan digantikan oleh Hieronymous von Colloredo yang otoriter dan enerjik. Sekembalinya dari Italia, Mozart menjabat sebagai Maestro kapel di Salzburg.

Uskup Colloredo yang tak terlalu berminat pada musik, membuat Mozart merasa kesal terutama karena sikapnya yang sering meremehkan Mozart. Untuk melupakan rasa ketidaksukaannya pada Colloredo, Mozart menjadi cukup rajin bekerja, dia mengerahkan kemampuannya untuk penciptaan berbagai komposisi. Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah mencapai tiga ratus buah. Pada tahun 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Maestro dan dia memulai kariernya sebagai musisi freelance di Wina. Karya-karya pentingnya dari 1775-1777 termasuk sonata-sonata piano yang pertama, lima Violin Concerto, dan beberapa Piano Concerto, opera La jardinera gingida termasuk karya agungnya yang pertama K.271 dalam Eb Major.

- Perjalanan panjang ke Paris
Mozart sekeluarga berencana untuk pergi dan berkarier di Paris. Namun Leopold yang masih terikat kontrak kerja dengan Kapel Uskup Agung Salzburg tak dapat pergi sehingga Mozart pergi ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, dan perjalanannya memakan waktu 16 bulan. Sebelum sampai di Paris, mereka singgah dan menetap selama beberapa waktu di München dan Mannheim. Di Mannheim, Mozart berteman dengan komponis Cannabich dan Holzbauer. Ia mencoba mendapatkan jabatan di sana melalui Pangeran Mannheim namun tak berhasil. Alasan utama Mozart menetap lebih lama di Mannheim adalah karena dia bertemu dan jatuh cinta kepada Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran berusia 16 tahun. Leopold yang mengetahui hal ini menulis surat yang mengatakan bahwa Mozart harus memutuskan pilihannya sendiri, apakah dia mau hanya menjadi ‘artis jalanan yang akan dilupakan orang seiring berjalannya waktu atau menjadi seorang musisi yang terkenal, dicintai dan ditulis di berbagai buku’.

Mozart juga menemukan komposisi 6 duetti a Clavicembalo e Violino dari Joseph Schuster dan mengirimnya ke Nannerl. Dia menulis surat ke ayahnya ‘Jika aku tinggal di sini, aku juga akan membuat enam buah dalam gaya yang sama karena mereka cukup laku di sini’

Walau kecewa (dan juga karena cintanya ditolak Aloysia), Mozart meneruskan perjalananya ke Paris. Di Paris, Mozart mulai bekerja dengan memberi les-les privat, dan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan selera orang Perancis. Mozart mendapat kesempatan untuk mementaskan karyanya oleh Concert Spirituel. Salah satu karya yang paling penting adalah K.297, Simfoni No. 31 ‘Paris’. Namun, setelah pementasan ini, tak lama ibu Mozart jatuh sakit karena demam tinggi dan meninggal pada 3 Juli 1778. Teman Mozart di Paris, seorang bangsawan bernama Grimm menuliskan surat pada Leopold bahwa tak ada masa depan bagi Mozart di Paris terutama karena adanya kontroversi antara para pendukung Gluck dan pendukung opera Italia sehingga Mozart tak diperhatikan.

Leopold kemudian berhasil mendapatkan jabatan organis di Istana Salzburg dengan gaji yang lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya. Sebelum berangkat dari Paris, Mozart bertemu kembali dengan J.C. Bach yang sedang mementaskan Opera. Karya-karya penting selain simfoni ‘Paris’ adalah beberapa Violin Sonata termasuk K.304 Violin Sonata in E Minor, K. 299, Concerto for Flute and Harp in C Major, dan K.310, Sonata in A Minor, salah satu sonata Mozart yang memiliki suasana yang kelam karena ini diciptakan Mozart untuk ibunya yang meninggal.

- Kepulangannya ke Salzburg
Mozart pulang melalui Mannheim namun orkestra Mannheim yang terkenal telah pindah ke München. Mozart lalu pergi ke München dan tinggal selama beberapa waktu dengan keluarga Weber. Di sini, Mozart mengalami patah hati karena Aloysia mendapatkan jabatan sebagai soprano dan tak mengacuhkan keberadaan Mozart.

Leopold menjadi kesal atas penundaan Mozart dan sikapnya yang kurang bertanggung jawab akan suatu jabatan penting. Dia khawatir kalau-kalau jabatan organis itu diberikan orang lain.

Mozart pulang ke Salzburg dan dia langsung mendapat jabatan sebagai organis di sana. Tugasnya antara lain bermain organ di katedral, istana, dan kapel istana, menggubah lagu pesanan, dan mengajar paduan suara anak-anak.

Tahun 1779 dan 1780 berlangsung tanpa banyak peristiwa. Karya-karya pentingnya pada masa ini termasuk K. 364, Sinfonia Concertante in Eb, Simfoni no. 32-34, beberapa Concerto, serenade, divertimento, musik gerejawi yang termasuk K. 317, Missa Coronation dan K. 339, Vesparae.

c. Masa München (1781-1784)

Mozart, walau mendapat jabatan penting sebagai organis masih tidak bisa akur dengan Colloredo. Pada musim panas 1780, Mozart mendapat pesanan opera Idomeneo. Mozart melihat kesempatan ini sebagai kemungkinan melepaskan diri dari Colloredo secara perlahan-lahan.

Pertunjukkan Idomeneo berlangsung sukses dan disambut hangat oleh publik. Keluarga Mozart kemudian pergi ke Ausburg untuk menghadiri perayaan karnaval dan pesta tradisional di kota tersebut. Namun tak disangka, Colloredo ternyata juga hadir dalam pesta itu. Dia memaksa Mozart untuk pergi ke Wina bersama rombongannya dan menghadiri penobatan Kaisar Joseph II.

Di Wina Mozart diperlakukan secara tidak hormat sampai-sampai berujung ke pertengkarannya dengan Colloredo. Pada 9 Mei 1781, Mozart bertengkar hebat dengan Colloredo dan meminta dirinya diberhentikan, namun ditolak. Satu bulan kemudian, Mozart dipecat secara tidak hormat. Ia pindah rumah ke keluarga Weber di Wina. Ia tidak kembali ke Salzburg.

Aloysia Weber sudah menikah dengan seorang aktor, namun Mozart terpikat oleh Constanze Weber, anak ketiga keluarga Weber. Ayahnya sama sekali tak menyetujui hubungan Mozart itu. Untuk meredakan ketegangan, Mozart pindah ke rumah sendiri pada September 1781. Pada 15 Desember 1781, Mozart mengakui hubungannya dengan Constanze. Leopold tetap tidak merestui hubungan tersebut.

Sebenarnya, Mozart tidak dapat melepaskan diri karena ibu Konstanze mengancam apabila hubungan mereka putus, Mozart harus mengganti uang kompensasi yang telah banyak dikeluarkan.

- Pernikahan Mozart
Pada 4 Agustus 1782 Mozart menikahi Constanze di katedral St. Stefanus. Keesokan harinya, Mozart mendapat surat dari Leopold yang isinya merestui hubungan mereka walau surat tersebut bernada dingin. Pernikahan Mozart cukup bahagia walau mereka cukup banyak menghadapi tantangan hidup. Mozart selalu mengalami krisis uang namun dia tak pernah hidup dalam kemiskinan, dan dari enam anaknya, hanya dua yang hidup.
Mozart and his wife (mozart_requiem)
Mozart mencari nafkah dengan mengajar tiga atau empat murid yang kaya dan memainkan konser-konser di rumah bangsawan di Wina. Pada Desember 1781, Mozart tampil di Istana Kaisar dalam suatu pelombaan informal dengan Muzio Clementi. Mereka berdua membuat improvisasi secara individual dan bersama-sama memainkan sonata. Meskipun Mozart dianggap menang dalam lomba tersebut, tapi harapannya untuk mendapatkan jabatan di istana tak terpenuhi.

Pada 16 Juli 1782, Mozart menggelar opera Die entfuhrung aus dem Serail. Opera ini mendapatkan sambutan meriah dari publik. Kaisar Joseph II mengatakan pada Mozart bahwa opera tesebut memiliki “nada yang banyak sekali” dan Mozart menjawab “jumlah nada yang tepat secara persis, Baginda“. Bahkan Gluck meminta pertunjukan opera tersebut diulang.

Pada tahun yang sama, ia sering bermain secara rutin di rumah Pangeran Gottfried von Swieten. Swieten yang tertarik dengan musik Barok ternyata mempengaruhi Mozart dalam pembuatan komposisi. Mozart mengembangkan gaya kontrapung dalam musiknya.

Pada tahun 1784, Mozart bergabung menjadi anggota Freemason, suatu serikat yang mendukung ide persaudaraan di bawah Tuhan. Berkat serikat inilah Mozart dapat meminjam uang pada saat ia perlu.

d. Masa terakhir (1784-1791)
Puncak karier Mozart terdapat di masa 1784-1786. Mozart sangat rajin menggubah. Dia membuat duabelas Concerto dan dianggap para musikolog sebagai karyanya yang paling penting. Walau Kaisar Joseph II ikut mendengar konser Mozart, hal itu sama sekali tak membantu keuangannya. Mozart diberi jabatan sebagai pemusik istana dengan gaji yang tak terlalu besar.

- Pementasan di Praha
Le Nozze di Figaro ("Pernikahan Figaro") dipentaskan pertama kali di Wina pada tahun 1786 dan meraih sukses sehingga Mozart membawanya ke Praha (ibukota Ceko) dengan kesuksesan lebih besar lagi.

Mozart menggubah beberapa karya lagi antara lain K. 505, Simfoni No. 38 in D Major ‘Prague’. Berkat kesuksean Le Nozze di Figaro, Mozart bersemangat untuk membuat opera baru antara lain Don Giovanni, sebuah komik opera. Mozart untuk pertama kali memakai trombon pada operanya, hal inilah yang mengakibatkan munculnya efek yang cukup dramatis. Pada tahun 1787, Leopold meninggal dunia dan cukup mempengaruhi karya Mozart.

- Simfoni-simfoni terakhir Mozart
Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 ‘Jupiter’ tak diketahui secara pasti apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada musim semi tahun 1789, Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat terselesaikan oleh Mozart.

- Kembali ke Wina dan akhir hayat Mozart
Kembali ke Wina, Mozart mementaskan operanya, Die Zauberflote ("Seruling Ajaib"). Opera ini sukses besar, libretto-nya ditulis oleh Emanuel Schikaneder (1751-1812). Setelah opera ini selesai, Mozart mendapat pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg untuk membuat sebuah Requiem yang bermaksud menjadikan komposisi tersebut sebagai karyanya untuk mengenang istrinya yang telah meninggal. Mozart tak sempat menyelesaikan karya besar ini lalu diteruskan oleh muridnya, Franz Xaver Süssmayr. Menurut beberapa sumber, Mozart tak sanggup menyanyikan bagian Lacrimosa saat sedang memainkan lagu ini dengan teman-temannya. Dari musiknya yang kelam, Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem ‘Aku bisa mendengar suara Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan keadaan yang mendesak, seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh harapan dan ketakutan akan perpisahan’. Mozart juga mengalami takut akan kematian. Pada tanggal 5 Desember 1791, Mozart meninggal, jam satu pagi.

Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah tercatat dengan jelas. Para musikolog membuat beberapa dugaan kemungkinan kenapa kuburan Mozart tak diketahui letaknya.

Mozart diracuni Salieri yang merupakan saingannya. Ada jurnal di Eropa yang mengatakan Salieri mengakuinya sebelum ia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau ada cerita lain yang menentang hal ini.

Pada pemakaman Mozart terdapat badai salju sehingga keluarganya tak bisa mengikuti pemakaman. Cerita ini dibantah oleh catatan cuaca Wina.

Tubuh Mozart dipindahkan ke tempat lain karena keluarganya tak membayar ongkos penguburan.

3. Kontroversi dan Fakta Tentang Mozart 

- Pengaruh Musik Mozart bagi Perkembangan Bayi
Kebanyakan penelitian mengenai apa yang disebut "dampak Mozart" telah memusatkan perhatian pada apakah mendengarkan karya komposer tersebut dapat mendorong IQ seseorang, tapi para peneliti juga menemukan bukti bahwa musik pada umumnya mungkin membantu bayi pradini menambah berat badan dan pertumbuhan.

Para peneliti tersebut mengkaji potensi dampak karya Mozart pada metabolisme istirahat 20 bayi pradini tapi sehat, dengan dasar pikiran bahwa metabolisme yang lebih rendah mungkin menjelaskan peningkatan berat badan yang telah dikaitkan berbagai studi dengan musik.

Para peneliti itu mengukur metabolisme istirahat bayi saat bayi tersebut mendengarkan musik karya Mozart selama 30 menit keheningan pada dua hari selanjutnya berturut-turut. Mereka mendapati rata-rata metabolisme bayi melambat sampai 13% dalam waktu 10 sampai 30 menit mereka mendengarkan CD "Baby Mozart".

Peneliti Dr. Ronit Lubetzky dari Tel Aviv Medical Center mengatakan temuan tersebut mendukung teori bahwa musik mungkin membantu bayi pradini menambah berat badan kendati tim tersebut tak secara langsung mengukur berat bayi itu.

Satu laporan, yang disiarkan di jurnal Pediatrics, menyatakan juga masih belum jelas apakah studi tersebut telah mendeteksi "dampak Mozart" atau potensi manfaat musik secara umum. Namun mereka mengatakan satu studi sebelumnya mengenai orang dewasa yang sakit mendapati bahwa gubahan Mozart, lebih besar daripada penggubah lagu lain klasik, tampaknya menurunkan seringnya gangguan penyakit.

Tim Lubetzky menyatakan bahwa mungkin dampak Mozart yang diduga berpengaruh pada otak berkaitan dengan susunan komposisinya karena musik Mozart cenderung lebih sering mengulangi bait melodi.

Beberapa peneliti lain telah berspekulasi bahwa susunan musik yang lebih tertata itu mungkin memiliki resonansi yang lebih besar pada otak. Namun Lubetzky mengatakan kajian lebih lanjut "penting" guna memastikan apakah terapi musik memiliki tempat dalam perawatan awal bayi pradini.

[Versi Lain]
Banyak para ilmuwan meyakini kalau orang yang mendengarkan musik klasik karya Mozart akan membuatnya menjadi lebih cerdas. Namun yang mengejutkan, sebuah studi baru memaparkan bahwa karya-karya Mozart tidak membuat pintar seseorang.

Lebih dari 15 tahun para ilmuwan beranggapan mendengarkan musik klasik dapat membuat seseorang lebih pintar. Akan tetapi, sejumlah peneliti dari University of Vienna, Austria yang terdiri dari Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann membeberkan fakta baru kalau bayi dan lagu klasik tidak adanya hubungannya dengan kecerdasan.

Para peneliti tersebut menuangkan riset dalam sebuah karya ilmiah yang diberi nama "Mozart effect", penelitian ini memang khusus meneliti pengaruh musik klasik karya Mozart terhadap tingkat kecerdasan seseorang.

Pietschnig bersama rekan-rekannya tersebut mengumpulkan 3.000 responden yang semuanya diminta pendapat dan temuan para ahli mengenai dampak musik Mozart terhadap tingkat kecerdasan orang. Hasilnya, mereka tidak menemukan cukup bukti yang mensahihkan peningkatan seseorang saat mendengarkan musik Mozart, terutama bayi yang berada dalam kandungan.

"Saya merekomendasikan Anda memperdengarkan musik Mozart, tapi jangan berharap itu akan mendorong kemampuan kecerdasan Anda," kata Pietschnig, seperti dikutip Science Daily, Rabu (12/5/2010).

Kabar mengenai lagu Mozart mempengaruhi kecerdasan bermula pada 1993, melalui jurnal journal Nature dari University of California. Dalam jurnal tersebut disebutkan psikolog Frances H. Rauscher dan rekan-rekannya menemukan bahwa setelah diperdengarkan lagu Mozart 1781 sonata yang dimainkan dengan dua piano dalam tangga nama D mayor (KV 448) terhadap beberapa siswa, ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal mengenai spasial.

Berita ini pun semakin menyebar setelah surat kabar New York Times menulis dengan mendengarkan musik Mozart dapat menjamin anak-anak mendapatkan nilai sekolah yang baik.

Hal serupa juga dilakukan Gubernur Georgia, Zell Miller pada 1998 yang memastikan setiap ibu yang baru melahirkan anak akan menerima satu paket CD musik klasik. Demikian juga dengan pemerintahan Florida yang mewajibkan setiap sekolah anak-anak untuk melantunkan musik klasik minimal satu jam dalam sehari.

- Karya Mozart yang Baru Ditemukan
Seorang pianis Austria bernama Florian Birsak memainkan dua karya komponis musik terkenal dunia, Wolfgang Amadeus Mozart, yang baru-baru ini ditemukan. Pertunjukan itu diadakan Ahad (2/8) waktu setempat di museum di Salzburg, Austria. Tempat ini dulunya adalah rumah yang pernah didiami Mozart.

Awalnya, seperti dilansir Reuters, karya itu dinilai sebagai karya tak bertuan oleh juru arsip Yayasan Internasional Mozarteum. Namun, analisis lebih lanjut menetapkan komponis musik klasik tersebutlah sebagai penggubahnya, saat dia berusia tujuh atau delapan tahun.

Menurut keterangan peneliti Yayasan Mozart, Ulrich Leisinger, saat konferensi pers, kedua hasil karya itu dituliskan oleh ayah sang komponis, Leopold Mozart. Kendati demikian, hasil analisis menunjukkan bahwa dia menuliskan apa yang tengah dimainkan oleh putra jeniusnya dengan piano.

Leisinger mengatakan Mozart muda hampir selalu meminta ayahnya menuliskan not yang tengah ia mainkan di secarik kertas lantaran belum mengerti cara menuliskan not musik. Kemudian, barulah dia mengoreksi sendiri hasil-hasil yang telah dituliskan tersebut.

"Ini adalah hasil karya seorang komponis muda yang masih sering membuat kekacauan saat ingin menunjukkan kemampuannya. Pasalnya, banyak sekali terdapat kesalahan teknis dan kecerobohan yang sudah tak mungkin dilakukan tangan ahli Leopold Mozart," ujar Leisinger.

Mozart lahir di Salzburg, Austria, pada 1756. Kampiun musik klasik itu meninggal dunia di usia 35 tahun pada 1791 di Vienna, Austria. Sejak usia lima tahun, Mozart telah bermain piano dan menggubah musik. Semasa hidupnya, dia sudah menghasilkan lebih dari 600 karya musik. Selain itu, Mozart juga merupakan salah satu komponis musik klasik terproduktif yang pernah ada di muka bumi

- Kerendahan Hati Mozart
Banyak orang jadi penggemarnya, tetapi banyak juga yang membenci dan iri kepadanya. Pernah Mozart menulis kepada ayahnya, "Papa jangan khawatir, saya dipelihara Tuhan. Saya sering takut Tuhan marah ..., tetapi saya merasakan kemurahan hati dan kelemah-lembutan Tuhan." Mungkin karena merasakan kemurahan Tuhan, maka Mozart bermurah hati kepada banyak orang. Ketika rekannya sakit, Mozart menggantikan kawannya untuk menyelesaikan karyanya, lalu seluruh pembayaran untuk karya itu diserahkan kepada kawannya. Mozart meninggal pada usia 35 tahun dalam keadaan yang mengenaskan. Untuk membeli peti jenazah pun tidak tersedia uang.

- Karya Terakhir Mozart yang tak Terselesaikan
Sepanjang hidupnya Mozart, sudah lebih dari 700 simfoni dan lagu yang sudah ia hasilkan dimana beberapa diantaranya adalah karya paling menakjubkan di dunia musik, diantaranya adalah Simfoni K.16 & K.19, La Finta Semplice, opera Mitridati, rè di Ponto, K.183, Simfoni No. 25 in G Minor, Sonata in A Minor, Missa Coronation, Hingga Requiem. Tapi dari semua karya Mozart, hanya nama terakhir yang paling kontroversi, yaitu requiem.

Karya besar mozart ini menjadi kontroversial karena Requiem adalah karya terakhirnya yang belum sempat terselesaikan. Requiem sendiri dibuat pada tahun 1791. nada dan simfoni yang ada di dalam Requiem ini terlihat sangat menyiratkan kesedihan seorang Mozart, hampir di semua bagianya terlihat seperti sebuah lagu pemakaman. Requiem sendiri adalah pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg, namun saat menyanyikan bagian Lacrimosa, MOzart tak sanggup meneruskan lagi, sehingga karya besar ini terpaksa harus diteruskan oleh muridnya Franz Xaver Süssmayr.
 Requiem
Requiem tak tampak sebagai sebuah karya pesanan, namun justru tampak sebagai karya yang didalamnya terdapat perasaan yang terdalam dari seorang Mozart, Seorang ahli musik terkemuka Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem ‘Aku bisa mendengar suara Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan keadaan yang mendesak, seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh harapan dan ketakutan akan perpisahan’. Mozart juga mengalami takut akan kematian.

- Piano Mozart Ditemukan
Seperti dikutip dari Telegraph, instrumen ini hadir pada tahun 1775 kemudian berpindah tangan ke produsen piano Martin Becker di kota selatan Jerman, Baden pada tahun 1980 dari agen barang antik di Strasbourg, Prancis Timur.
Piano Mozart
Saat Becker memutuskan melakukan pelelangan, seorang ahli sejarah musik menyadari adanya kemungkinan bahwa perangkat ini bisa jadi instrumen lama yang telah hilang dan pernah dimainkan Mozart saat berada di Strasbourg.

Saya memiliki ide untuk menawarkan produk ini di situs lelang online eBay dan kemungkinan dapat meraih uang 30 ribu poundsterling (Rp 426,6 juta) hingga 40 ribu poundsterling (Rp 568,8 juta),” ujar Becker.

Sebuah lukisan minyak bersejarah di Wina menunjukkan komposer Joseph Hayden, bermain dengan instrumen yang sama.

Fortepiano ini dibuat oleh Christian Baumann, dan Mozart merupakan orang yang sangat menggemari hasil kerja Baumann.

Sumber Referensi :
1. http://www.inilah.com/www/teknologi/sains/
2. http://www.tempointeraktif.com/teknologi/
3. http://www.okezone.com/
4. http://dunia-panas.blogspot.com/2010/07/karya-terakhir-mozart-yang-tak.html
5. http://musik.liputan6.com/berita/200907/238202/Karya.Komposisi.Piano.Mozart.Ditemukan.Lagi
6. http://wapedia.mobi/id/Wolfgang_Amadeus_Mozart
7. http://www.inilah.com/form/teknologi/2010/08/06/720401/piano-musisi-jenius-mozart-berhasil-ditemukan/

0 comments:

Post a Comment

Komentar yang berisi iklan barang atau jasa akan segera dihapus. Begitu pula komentar yang mengandung hinaan, sara, atau berisikan hal negatif lainnya.