08 October 2011

Kuil Kiyomizu-dera

1. Pengenalan
Warisan masa lampau itu bertebaran di hampir setiap sudut Kyoto, menawarkan sisi yang berbeda di negara maju nan modern itu. Begitu banyaknya warisan masa lampau, sampai-sampai Kyoto mendapat julukan Kota Seribu Kuil. Ada 1.600 kuil Buddha dan 400 kuil Shinto yang terdapat di Kyoto.

Itulah sebabnya kota ini menjadi pusat budaya, agama, dan tradisi. Kyoto terlewat dari kerusakan parah akibat Perang Dunia II sehingga kuil-kuil dan istana masih terjaga dengan baik. Tak cukup sehari untuk mengunjungi kuil-kuil di Kyoto.

Kiyomizu-dera dibangun tahun 1633. Kuil ini mengambil nama dari air terjun yang mengalir ditebing bukit. Kiyomizu artinya air murni atau suci. sedangkan dera =tera artinya kuil. Kyoto identik dengan Kiyomizudera. Diantara 2000-an kuil besar dan kecil yang tersebar di Kyoto Kiyomizudera adalah kuil utama dan terbesar di Kyoto ( atau mungkin di Jepang). Keistimewaan kuil ini adalah tak ada satu pun paku yang digunakan dalam strukturnya.

Bangunan utamanya terbuat dari kayu dengan sebuah beranda luas ditopang pilar-pilar kayu di sisi sebuah bukit. Di bawahnya membentang pemandangan hijaunya pepohonan nan rimbun. Di kejauhan, tampak samar-samar Kyoto.

Kuil Kiyomizu-dera merupakan kuil Budha kuno, yang dibangun pada tahun 780 semasa periode Heian dan sudah 10 kali mengalami kerusakan atau terbakar akibat perang atau bencana alam. Di belakang kuil utama terdapat kuil Jishu-jinja yang disebut dengan Dewa Perjodohan, dan di depan kuil terdapat 2 batu yang sering disebut "Batu Buta" dan "Batu Peramal Cinta".

Luas arealnya sekitar 912 meter persegi Sebuah pagoda yang berdiri di sisi pintu masuk kompleks kuil. Sejumlah pengunjung melempar kepingan uang recehan. Sebagian dari mereka lalu berdoa sebelum berjalan perlahan mengunjungi satu per satu peninggalan bersejarah yang ada di kuil itu.

Warisan budaya Saat pagi menjelang, kaki melangkah memasuki kompleks Kuil Tenryu-ji di wilayah Arashiyama. Tenryu-ji atau Kuil Naga Surgawi berada di urutan teratas dalam Lima Kuil Agung Zen di Kyoto. Dibangun tahun 1339 oleh Shogun Ashikaga Takauji (1305-1358), tahun 1994 Tenryu-ji dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO.

2. Sejarah dan Bentuk Bangunan
Sejarah Kyoto berawal pada masa Heian, dimana pada tahun 794. Kaisar Kammu (kaisar Jepang ke-50) mendirikan ibukota kerajaan yang awalnya bernama Heian-kyo ("tranquility and peace capital"), kemudian pada abad 11 menjadi Kyoto ("capital city"). Alasan pertama pendirian kuil tersebut karena setiap janda Shogun selalu menjadi biksuni sehingga dibuatkan kuil.

Heian-kyo dibangun seksama dengan mematuhi prinsip feng shui, di empat penjuru angin terdapat gunung, di timur terdapat Sungai Kamo, di sebelah barat terdapat sungai Katsura yang alirannya meliuk-liuk ke sebelah selatan.

Dikejauhan, melintang diatas jalan raya yang menuju kearah komplek kuil, terlihat Torii (gerbang kuil) berwarna merah yang merupakan Torii terbesar di Jepang. Torii itu diibangun tahun 1929, ukurannya memang sungguh mengagumkan, tingginya mencapai 24.2 meter, bentang bagian atasnya sampai 33,9 meter.

Kuil berwarna kuning-hijau-putih ini mirip Kyoto Imperial Palace dalam ukuran tiga-perempatnya, dibangun pada tahun 1895 untuk memperingati 1100 tahun berdirinya Heian Kyo - yang kini bernama Kyoto itu.

Didalam kuil utama itulah terdapat "Eleven-headed thousand - armed Kanzeon Bosatsu" salah satu patung suci dari sekte Hosso dalam Buddhism. Patung Dewi ini agak berbeda karena punya dua tangan extra yang memegang patung Buddha kecil diatas kepalanya.

Bagian bawah bangunan utama terdapat Otowa-no-taki, air terjun kecil ini muncul dari tebing, jatuh dulu ke atap bangunan, lalu terjun ke sebuah kolam kecil dalam tiga aliran air terjun mini. Inilah salah satu dari sepuluh mata air terkenal di Jepang, nama Kiyomizu sendiri artinya pure water/clear water/limpid water.

3. Mitos Kuil
Konon kabarnya menurut penduduk setempat dengan menutup mata berjarak 100 m kita berjalan menuju batu buta tersebut dengan menutup mata atau memejamkan mata dan sampai tepat di depan batu buta, maka keinginan kita akan tercapai. Dan untuk menguji kesetiaan hati pada pasangan, kita dapat mencoba batu peramal cinta, caranya tetap sama dengan memejamkan mata, namun bila arah kaki kita tidak tepat menuju batu peramal cinta atau melenceng jauh maka hati kita masih memikirkan orang lain.

Bangunan utama dari kiyomizudera adalah beranda yang sangat luas yang disangga oleh ratusan pilar. Konon pada masa edo ada suatu tradisi dimana apabila orang bisa selamat melompat dari beranda kuil ke bawah yang tingginya 13 meter akan diberi penghargaan dan diberkahi. Tanaman dibawahnya akan berfungsi menjadi matras bagi para pelompat. Selama periode Edo tercatat 234 pelompat dan 85,4%-nya selamat.

Kuil ini juga menjadi tujuan bagi para pelajar berdoa yang mengharapkan kelulusan sekolahnya. Dibawah bangunan utama ada air terjun Otowa no taki yang terdiri dari 3 aliran yang menuju ke taman. Pengunjung yang meminum air suci tersebut diyakini akan mendapat 3 kemujuran dalam hal kesehatan, panjang umur dan sukses studi.

Di komplek kuil ada juga kuil-kuil khusus diantaranya Jishu jinja yang dipersembahkan untuk Okuninushino-Mikoto sang dewa cinta. Jishu-jinja mempunyai sepasang batu cinta yang terpisah 18 meter. Apabila seseorang berjalan dengan mata tertutup dari batu satu ke batu lainnya dan berhasil diyakini akan menemukan cinta sejatinya.

Didalam komplek kuil banyak juga hal-hal menarik diantarnya pendongeng, dupa perapian dan o-mikuji (jimat keberuntungan). Sepanjang jalan masuk komplek juga banyak penjual cinderama dan makanan khas Kyoto. Saat musim gugur dan musim semi pengunjung tumpah ruah menikmati keindahan Kiyomizudera. Melihat pemandangan dari beranda di musim gugur kita seperti melihat lukisan alam dan serasa disurga.

4. Kuil Kiyomizu-dera sebagai Tempat Wisata
Tak jauh dari pintu masuk areal utama bangunan kuil, terdapat loket tempat meramal nasib. Sebagian besar wisawatan tak ketinggalan menyerahkan sejumlah uang kepingan. Menunggu beberapa lama, petugas loket memberikan kertas hasil ramalan itu. Raut dari pengunjung yang telah diramal tersebut hanya ada dua. Yang satu tampak membaca hasil ramalam itu dengan ceria. Namun, sebagian lainnya tampak biasa saja. Yang biasa inilah yang ramalannya ternyata tidak seperti yang diharapkan mereka.

Kendati memperoleh hasil ramalan yang kurang menguntungkan, para pengunjung tak perlu bersedih. Karena kertas hasil ramalan yang jelek tersebut bisa diikat di salah satu cabang pohon maple yang lokasinya tak jauh dari bangunan utama itu. Dengan begitu, dewa akan mengubah ramalan yang kurang baik itu menjadi baik.

Lokasi yang juga menjadi favorit wisatawan di Kiyomizu Dera adalah Jishu jinja. Areal ini dibangun sebagai persembahan kepada Okuninshino-Mikoto, yakni Dewa Cinta dan Dewa Jodoh. Di lokasi ini terdapat dua batu cinta. Antara batu yang satu dengan batu yang lainnya berjarak sekitar 18 meter.

Setiap pengunjung harus dengan mata tertutup untuk berjalan dari batu yang satu ke batu yang lainnya. Letaknya tegak lurus. Ketika berjalan para pengunjung harus menyebut nama orang yang dicintainya. Kepercayaan orang Jepang, apabila kita mampu sampai ke batu yang satunya dengan tepat, maka orang yang kita sayangi tersebut akan langgeng seterusnya sampai akhir hayat.

Tak jauh dari lokasi batu cinta, terdapat sebuah bangunan yang berada di tepi lembah. Bangunan dari kayu tanpa paku tersebut bergoyang kalau dinaiki. Pernah, sebanyak 200 orang melompat sampai 234 kali lompatan di bangunan tersebut. Dari bangunan ini, para pengunjung juga dapat menikmati keindahan kota Kyoto. Kyoto Tower dapat dilihat berdiri dengan megahnya.

Haus setelah mengelilingi beberapa areal kuil, pengunjung dapat meneguk air yang mengalir dari pancuran. Air mengalir dari air murni di dalam kompleks kuil. Ada tiga pancuran air saluran tempat mengalirkan air suci tersebut.

Namun dari tiga air pancuran itu, para wisatawan hanya diperbolehkan menikmati salah satunya saja. Orang Jepang percaya, bahwa di antara ketiga pancuran tersebut mengalir air kesehatan, air bijak, dan satunya lagi air yang kurang baik.

Setelah itu wisatawan juga masih disuguhkan beraneka ragam suvenir dan makanan khas Jepang. Lokasinya sepanjang jalan menuju parkir bus. Di kiri kanan dipenuhi toko-toko yang menjual barang-barang kerajinan dan makanan khas Negara Matahari Terbit tersebut.

Jika lelah dan lapar setelah mengelilingi areal kuil yang berbukit-bukit, para pengunjung dapat melepas letih di sebuah kafe di tepi taman yang rimbun. Suasana rumah makannya juga menarik. Tempat duduk gaya Jepang. Kiri kanan pemandangan pohon maple.

Sumber Referensi :
1. http://smulya.multiply.com/
2. http://id.wikipedia.org/
3. http://www.resep.web.id/
4. http://travel.kompas.com/read/xml/2011/08/04/19044080/Menyusuri.Kyoto..Kota.Seribu.Kuil.

4 comments:

  1. I am extremely impressed along with your writing abilities, Thanks for this great share.

    ReplyDelete
  2. Jepang itu masih banyak mitos yang masih belum ditemui ya?

    ReplyDelete
  3. It was terribly helpful on behalf of me. Keep sharing such ideas within the future similarly. This was truly what i used to be longing for, and that i am glad to came here! Thanks for sharing the such data with USA.

    ReplyDelete

Komentar yang berisi iklan barang atau jasa akan segera dihapus. Begitu pula komentar yang mengandung hinaan, sara, atau berisikan hal negatif lainnya.